Materi berjudul ‘Brand Positioning
for Your Fashion Brand’ yang diberikan oleh Dibya Adipranata
Hody ini disampaikan lewat webinar pada hari Rabu 24 Februari 2021 pukul
18.00-20.00. Desainer yang menjabat sebagai Deputi di IFC ini memberikan materi
berupa apa yang harus dilakukan dalam menempatkan posisi brand fashion milik
kita di mata dan pikiran konsumen.
Sebelum berbicara tentang brand, kita harus mengetahui tentang produk apa yang
akan kita jual. Secara umum, produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan
ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik,
layanan, pengalaman, suatu acara, orang, tempat, properti, organisasi,
informasi, dan ide. Setelah menentukan produk apa yang akan kita tawarkan,
barulah kita menentukan brand. Menurut American Marketing Association, sebuah brand adalah sebuah nama, desain, simbol, atau fitur lain yang
mengidentifikasi satu penjual barang atau jasa yang membedakan dari penjual
lainnya.
Branding adalah hal berikutnya yang perlu dilakukan setelah menetapkan brand,
yaitu suatu proses untuk menyampaikan maksud untuk organisasi, perusahaan,
produk atau layanan yang lebih spesifik dengan membuat dan membentuk brand itu
sendiri di benak konsumen. Seorang desainer juga dituntut untuk bisa
menjadi marketer, bagaimana desainer tersebut memposisikan brandnya
di benak konsumen. Jika suatu brand ingin memberikan kesan modern di
mata konsumen, maka jangan sesekali memasukkan tema vintage pada koleksinya. Pesan dari brand yang dibuat harus disampaikan kepada
konsumen sehingga tanpa melihat brandnya pun sudah mengetahui bahwa desain
tersebut milik brand tertentu. Misalnya brand Chanel, ketika orang baru melihat
model busananya saja sudah tahu kalau model seperti baju formal dengan
bahan tweed adalah milik Chanel tanpa harus melihat logo double ‘C’nya.
Untuk mendapatkan suatu keberhasilan seperti itu, dibutuhkan brand positioning. Brand positioning itu sendiri didefinisikan sebagai tempat konseptual
yang ingin dimiliki pada target pikiran konsumen. Strategi brand positioning yang efektif akan memaksimalkan relevansi konsumen dan kekhasan
yang kompetitif. Simpelnya, brand
positioning adalah proses
memposisikan brand di dalam benak konsumen.
Sumber: www.marketing91.com
Jika suatu brand sudah berhasil membuat konsumen mengidentifikasi brand
tersebut di dalam benaknya, maka harga tinggi yang ditawarkan pun tidak menjadi
suatu masalah. Beberapa brand besar dunia seperti Hermes dan Dior sudah melirik
kain tenun khas Indonesia untuk dikembangkan menjadi tas, baju, bahkan dicetak
pada alat makan. Hermes dan Dior menjual koleksi busana dengan tenun ikat
seharga jutaan dan berbeda apabila brand lokal yang menjual tenun yang
sama.
Dalam membuat strategi positioning, pertama-tama kita harus mengidentifikasi keunikan
dari brand kita sendiri dan menentukan apa yang membedakan kita dengan brand
competitor. Berikut 7 langkah kunci untuk memperjelas posisi brand di
marketplace secara efektif;
- Tentukan
bagaimana brand kita memposisikan dirinya baru-baru ini.
- Identifikasi
competitor secara langsung.
- Memahami
bagaimana competitor memposisikan brandnya.
- Kemudian
bandingkan posisi brand kita dengan competitor agar kita dapat mengidentifikasi
keunikan yang kita punya.
- Kembangkan
ide positioning yang berbeda dan berbasis nilai-nilai.
- Membuat positioning statement.
- Uji
keefektifan positioning statement kita apakah sudah maksimal atau sudah efisien.
Positioning statement yang dimaksud
di sini tidak sama dengan slogan/tagline melainkan mempunyai fungsi untuk
membedakan brand kita dengan pesaing sehingga menarik target pasar.
Selain brand
positioning, ada brand DNA
sebagai inti dari identitas seorang desainer sebagai seorang pebisnis yang
perlu diperhatikan. Maksudnya adalah apa yang membuat seorang desainer
mempunyai keunikan dan membedakan diri dari pesaingnya, dengan demikian hal itu
akan memberi konsumen alasan untuk membeli produknya dibanding dari pesaingnya.
Dalam kata lain, brand DNA adalah suatu karakteristik dari suatu
brand yang membuat orang itu dapat melihat kelebihan dan keunikan dari produk
kita. Maka dari itu, kekonsistenan dalam membuat produk sangatlah penting.
Misal, suatu produk dari brand A menggunakan kain serat alam berkualitas tinggi
sebagai bahan kainnya, kekonsistenan yang bisa dilakukan selain terus-menerus
menggunakan kain yang sama adalah dengan menanam pohon sendiri untuk
mendapatkan pakat serat alamnya. Konsisten juga dapat dituangkan dalam bentuk
desain. Brand DVF adalah salah satu contohnya dengan model wrap dress di semua koleksinya.
Brand DNA menentukan batas kredibilitas suatu merk. Bersamaan dengan
gaya brandnya mendefinisikan kepribadian brand dan menciptakan identitas yang
jelas, di mana hal ini penting terutama untuk karyawan dan BA (brand ambassador). Hal-hal yang paling penting dalam membangun
karakteristik sutau brand antara lain; pengetahuan dari audiens,
keunikan, passion, konsistensi, daya saing, exposure, kepemimpinan.
Supaya membangun hubungan yang baik antara desainer dan karyawannya
dibutuhkan T.R.I.P, sehingga apa yang dilakukan di dalam perusahaan juga
dirasakan oleh orang-orang di luar perusahaan. T.R.I.P adalah singkatan
dari trust (kepercayaan), respect (rasa hormat), integrity (integritas),
dan passion (semangat). Ketika seorang karyawan melanggar kepercayaan, seorang
atasan akan menjadi kurang hormat kepada karyawan tersebut. Jika sudah tidak
hormat, maka integritasnya akan dipertanyakan sehingga dari sini sudah terlihat
tidak ada rasa semangat yang sama.
Berikut di atas adalah penjelasan singkat mengenai brand positioning. Bagi sahabat bahan kain yang ingin membangun brand,
sudah siapkah dengan brand DNA dan positioning brandnya?
Selamat mencoba dan semoga beruntung. Jangan lupa untuk membeli bahan kain
untuk koleksi sahabat di www.bahankain.com
Untuk sahabat yang ingin mengetahui informasi terupdate dari bahankain,
Anda bisa follow akun Instagram kami di bawah ini.