Kemunculan berbagai
brand fashion lokal menandakan bahwa perkembangan industri fashion di Indonesia
berjalan begitu cepat. Bahkan acara fashion show pun kian marak diselenggarakan di berbagai kota yang ada di Indonesia. Terlepas dari semua itu, tahukah kamu bagaimana
sejarah fashion di Indonesia? Faktanya, tak banyak yang mengetahui asal muasal berkembangnya
trend fashion di tanah air.
Ada beberapa
nama yang membawa pengaruh besar dan mempelopori perkembangan trend fashion
Indonesia. Berikut penjabarannya:
1. Peter
Sie
Tokoh penggerak fashion pertama yaitu
Peter Sie yang bernama lengkap Sie Tiam Ie. Peter Sie terlahir di Bogor tepatnya
pada tanggal 28 Desember 1929. Sejak kecil, anak bungsu dari tujuh bersaudara
itu sudah tertarik dengan keterampilan menjahit sejak penjahit busana keluarganya,
Mak Wek datang untuk membuatkan baju.
Hanya dengan memperhatikan Mak Wek, ia pun mencoba dan berhasil membuat baju pertamanya untuk dia sendiri. Sejak saat itu, Peter Sie terus mengasah keterampilan membuat pola dan menjahitnya. Saat menginjak usia 17 tahun, Peter diajak oleh kakak iparnya, Kho Han Gao, ke Belanda. Lalu pada tahun 1947, Peter Sie menempuh pendidikan formal keterampilan menjahit di Vakschool voor Kleermakers & Coupers di Den Haag. Tak sia-sia, ia pun menjadi lulusan terbaik. Setelah lulus, Peter mengikuti program magang selama tiga tahun di perusahaan yang menjahit pakaian bangsawan.
Sekembalinya dari Belanda tepatnya pada
tahun 1954, ia mulai merintis usaha menjahit di Mangga Besar. Sebagian besar pelanggannya
adalah ibu-ibu keturunan Tionghoa yang bermukim tidak jauh dari rumahnya. Setelah
4 tahun menekuni usahanya sendiri, Peter Sie akhirnya menggelar fashion show
pertamanya yang diberi judul “Charme de Paris” di hotel Des Indes
(sekarang pertokoan Duta Merlin).
Tokoh-tokoh penting pun turut menghadiri
gelaran fashion show tersebut, termasuk Fatmawati Soekarno, istri Presiden
Soekarno. Rancangan Peter Sie yang berorientasi pada desain busana Paris dengan
ciri khas ketelitian dan kehalusan pengerjaan membuat busananya mulai disukai
oleh banyak tokoh penting. Bahkan, keluarga Presiden Soekarno pun turut menjadi
penggemar busana rancangan Pieter dan menjadi pelanggan tetapnya.
Tapi usahanya pernah mengalami pasang surut, dimana pada tahun 1974 Peter Sie sempat mengalami krisis. Karena selama beberapa bulan tidak ada satupun pelanggan yang datang untuk memesan baju. Melihat kondisi tersebut, salah satu staff nya salah satu staffnya menyarankan untuk membuat beberapa pakaian siap pakai lalu dijual. Dan, ternyata cara ini berhasil menyelamatkan keadaan dan menempatkan Peter Sie sebagai salah satu pelopor desainer ready to wear Indonesia.
Sejak
saat itu, ia pun dijuluki sebagai pelopor haute couture Indonesia.
Sebenarnya Peter kurang menyukai julukan tersebut, karena ia menyadari bahwa gelar haute
couture itu punya banyak kriteria yang tidak mudah untuk dipenuhi.
Peter Sie lebih memilih dijuluki sebagai pelopor mode Indonesia.
Nama
Peter Sie sempat tenggelam di dunia fashion Indonesia di tahun 1980an hingga
2001. Lalu bangkit kembali setelah menggelar pameran sekaligus fashion show dan
merilis buku otobiografi yang diberi judul Mode Adalah Hidupku. Menginjak usia
senja hingga akhir hayatnya, Peter Sie terus aktif berkarya dan membantu
desainer-desainer muda dengan menjadi juri di berbagai lomba fashion design. Beliau
juga selalu bersedia membagikan ilmunya. Sampai akhirnya beliau menghembuskan
nafas terakhir pada tanggal 1 April 2011 pada usia 82 tahun.
2. Non
Kaliwarang
Tokoh pelopor industri fashion
Indonesia berikutnya yaitu Non Kawilarang, yang tak lain adalah ibu dari
mendiang aktris Rima Melati. Perancang busana bernama lengkap Adriana Paula
Adeline Kawilarang ini lahir di Tondano, Sulawesi Utara, pada tahun 1917. Beliau
adalah pendiri butik dan salon kecantikan pertama di Indonesia.
Ketertarikan Non Kawilaran untuk merancang dan membuat baju dimulai sejak beliau mengenyam Pendidikan di MULO (setingkat SMP). Setelah itu, beliau menempuh pendidikan keterampilan menjahit di Akademi Jahit Rotterdam, Belanda, pada tahun 1936-1938 dan di Hong Kong pada tahun 1963-1966.
Beliau lah yang pertama kali
menyelenggarakan fashion show di Indonesia pada tahun 1951 dengan judul Fashion
Fantasia. Awalnya Fashion show diadakan dua kali setahun, tetapi lama-kelamaan frekuensinya
makin bertambah. Penontonnya pun merupakan tokoh-tokoh penting dan kalangan
elit Indonesia.
Non Kawilarang mempunyai peran yang
sangat penting bagi perkembangan dunia fashion Indonesia. Selain mempelopori acara
peragaan busana atau fashion show, Non Kawilarang juga menjadi pelopor usaha
butik serta pendiri agensi model pertama di Indonesia (Indonesian Modelling
Agency (IMA)) pada tahun 1972.
Butik miliknya diberi nama Shri
Fatma yang berlokasi di Kawasan Metropole (sekarang Megaria), Cikini, Jakarta
Pusat. Nama butik tersebut digagas langsung oleh Presiden Soekarno. Shri Fatma diambil
dari nama istrinya yaitu Fatmawati yang berarti perempuan terindah. Butik ini akhirnya
menjadikan pelopor bisnis retail di Indonesia.
Agensi modelnya pun melahirkan model-model
terkenal seperti Enny Sukamto, Titi Qadarsih, Sumi Hakim, dan Rahadian Yamin.
3. Siamsidar
Isa, Prajudi Admodirdjo, dan Lily Salim
Beberapa tokoh lain yang juga berperan
penting dalam perkembanagn dunia fashion Indonesia adalah tiga sekawan yaitu Sjamsidar
Isa, Prajudi Admodirdjo dan Lily Salim Yang. Sekembalinya mereka dari menimba ilmu di
Jerman, mereka memutuskan untuk mendirikan Studio One dengan fashion
label ready to wear pertama di Indonesia pada tahun
1975.
Agar produknya laku di pasaran, mereka mengikuti fashion show yang diprakarsai oleh Non Kawilarang dan bertempat di Hotel Borobudur. Cara mereka terbukti sukses sehingga fashion show yang mereka selenggarakan pun menjadi sangat populer. Sejak saat itu, Studio One mendapat banyak permintaan untuk mengadakan fashion show di hotel-hotel ternama seperti Borobudur dan Hilton.
Sayangnya, perbedaan visi dan misi
membuat Sjamsidar Isa memilih berpisah dari kelompok tersebut. Tak berselang
lama, ia pun mendirikan fashion organizer sendiri dan menjadi pencetus fashion
organizer di Indonesia bernama ‘Studio One’.
Perlahan Studio One berkembang menjadi
event organizer yang tidak hanya menangani acara-acara fashion, namun juga peluncuran
produk dan beragam event lainnya. Sepeninggal Sjamsidar Isa, kepemimpinan
Studio One sudah beralih ke putri Sjamsidar Isa, yaitu Aida Nurmala. Perusahaan
tersebut pun terus beradaptasi dengan kemajuan jaman dan terus bertahan hingga
sekarang.
Itulah sekilas
tentang tokoh-tokoh yang mempelopori perkembangan dunia fashion di Indonesia. Mereka
bukan sekedar penggagas tetapi juga mendorong kemajuan fashion bangsa yang kini
bisa tampil di kancah dunia.
Bidang-bidang ciptaan mereka pun melahirkan nama-nama besar desainer kebanggaan Indonesia seperti Tex Saverio, Dian Pelangi, Sapto Djojokartiko, Yosafat Dwi Kurniawan, dan NurZahra yang mengembangkan line fashion mereka sampai keluar negeri.
Jangan lupa, percayakan kebutuhan kain Anda pada Bahankain.com ya. Langsung saja klik icon whatsapp untuk konsultasi dan tanya jawab. Atau cek dulu koleksi kain kami.
Anda juga bisa belanja di toko Mekar Jaya Tekstil yang bisa diakses via Shopee dan Tokopedia.