Dinir termasuk salah satu material sintetis yang cukup populer dalam industri konveksi tas, khususnya model ransel. Kain dinir
terkenal kuat dan tahan air sehingga kerap digunakan sebagai bahan ransel berkualitas
premium. Dinir juga cocok untuk membuat travel bag, tas instrument musik, fitness
bag, tas selempang dan masih banyak lagi.
Sebelum membahas terlalu jauh
tentang kain dinir, Sahabat Bahankain udah tau belum apa itu kain dinir?
Jadi, maksud dari dinir atau kain dinier adalah material berbasis polyester yang sering dimanfaatkan untuk membuat tas. Kualitas bahan dinir disimbolkan dengan huruf D atau Denier. Contohnya D 300, D420, D600, D 1680 dan D 1682.
Sebenarnya Denier adalah satuan standar berat benang dalam gram (gr) per panjang 9000 meter. Satuan tersebut digunakan pada penomoran benang langsung. Besaran angka denier menunjukkan tingkat ketebalan serat pada benang filamen. Makin tinggi nilai denier menunjukkan bahwa benang tersebut semakin tebal. Sehingga karakter kainnya lebih kuat dan tahan lama.
Dinir juga merujuk pada susunan serat penyusun benang. Biasanya serat mikro pada helaian benang filamen akan lebih bagus apabila ukurannya kurang dari 1 denier. 1 denier itu seberapa sih? Perbandingan paling mudah yaitu dengan melihat helaian rambut.
Baca Juga: |
Ukuran rata-rata helaian rambut
manusia sekitar 20 denier, sedangkan serat mikro memiliki ukuran rata-rata hanya
0,9 dinir. Bisa dibayangkan betapa kecil dan tipisnya serat penyususn untaian benang
dan kain dinir ini.
Meski begitu, tas bahan dinir dengan
nilai berapapun tetap memiliki daya tahan yang baik lho. Harga tas dinir pun sangat
terjangkau, bahkan bisa dibilang murah. Apalagi alasannya kalau bukan karena bahan
dasarnya yaitu polyester.
Mengingat bahan bakunya berupa serat polyester, karakter bahan dinir juga tak jauh berbeda dengan kain polyester. Seperti handfeel kain yang lembut, kuat, tahan lama dan yang terpenting yaitu bersifat waterproof atau tahan air.
Sifat tahan air tersebut menjadi jawaban
akan kebutuhan bahan ransel yang kuat dan tidak mudah menyerap cairan. Apalagi tas
ransel memang didesain khusus untuk membawa banyak barang berukuran cukup besar
dengan bobot berat. Tentunya ransel harus dibuat dari material yang cukup kuat serta
tidak mudah rusak.
Nah, bahan dinir bisa mengakomodir
kesemuanya. Disamping itu, serat pada kain dinir juga bertekstur lembut dan cukup
fleksibel. Tak heran jika tas berbahan dinir sangat direkomendasikan untuk aktivitas
outdoor seperti hiking atau sekedar tamasya.
1.
Harganya Murah
Umumnya bahan dinir dijual dengan harga murah tapi
kualitasnya bisa diadu. Tak heran jika banyak pengusaha tas memilih kain dinir sebagai
material dasar pada produk-produk mereka.
2.
Awet dan tahan lama
Sejak jaman dulu, polyester terkenal karena sifatnya yang
durable. Demikian pula kain dinir, tas yang dibuat dari kain ini mewarisi sifat
polyester yang kuat, awet, serta tahan lama.
3.
Jenisnya beragam
Ketebalan kain dinir sangat beragam sehingga penggunaannya bisa disesuaikan dengan anggaran serta kebutuhan. Misalnya kain dinir 300D yang cenderung tipis akan cocok untuk membuat pouch atau tas-tas kecil.
Sedangkan
bahan dinir tebal seperti 1860D lebih direkomendasikan sebagai bahan dasar pada
pembuatan tas ransel.
4.
Tahan air
Walaupun kain dinir tidak bersifat anti air tapi
setidaknya dia bersifat waterproof dan tidak mudah basah saat terkena air hujan.
Hal inilah yang membuat tas dinir cocok menemani kegiatan-kegiatan di luar
ruangan.
5.
Perawatan mudah
Kamu tak perlu susah paya merawat tas berbahan dinir
sebab material sintetis penyusun kain dinir membuatnya lebih tahan terhadap
pencucian. Sifat kainnya pun sangat kuat dan tidak mudah rusak.
6.
Warnanya beragam
Terakhir ini aspek yang digemari anak-anak dan kaum remaja, yaitu tas warna-warni. Nah, kain dinir bisa menjadi alternatif bahan tas terbaik.
Pilihan warna kain dinir sangat banyak dan didominasi warna-warna cerah sehingga
konsumen lebih leluasa saat memilihnya.
Meski punya beragam kelebihan, bahan
dinir tetap tak lepas dari kekurangan. Namun kekurangan ini cenderung dimiliki
kain dinir tipis dengan serat kain yang cenderung besar serta anyaman kurang rapat.
Sebab dinir tipe ini akan lebih mudah rusak dan sobek.
1. Pemanfaatan yang kurang tepat bisa menurunkan
kualitas produk
Penggunaan kain dinir pada produk yang kurang tepat juga
mampu menurunkan kualitas. Ambillah contoh tas ransel, seharusnya ransel dibuat
menggunakan dinir D1800 tapi untuk menekan biaya produksi malah memilih dinir
D450.
Akibatnya ransel pun kehilangan fungsinya sebagai
pembawa barang berat karena rapuh dan mudah rusak. Dinir yang berkarakter tipis
juga cenderung khusus dan kurang fleksibel.
2.
Warna terkesan kurang ‘wah’
Warna tas dari kain dinir sudah cukup kuat, tapi
ketika disandingkan dengan ransel berbahan nylon atau bahan lain diatasnya maka
warna dinir tampak kusam.
3.
Bahan yang tipis cenderung mudah sobek
Tas dari bahan dinir 300D atau 420D cenderung tipis
sehingga rentan rusak atau sobek. Oleh sebab itu, jika kamu ingin membeli tas ransel
dari bahan dinir maka pilihlah yang karakter kainnya tebal.
Udah tau kan bahan dinir itu apa?
Nah, sekarang kamu nggak perlu bingung-bingung lagi saat akan membeli atau membuat
tas. Kamu bisa mendesain produk sesuai karakter bahan dan menutup kekurangan material
dengan meningkatkan aspek pendukung lainnya. Baik dari sisi harga, fitur atau
rangka produk.
Semoga bermanfaat ya Sobat Bahankain!