Nila atau indigo adalah warna
pada spektrum yang panjang gelombangnya antara 450 dan 420 nanometer. Cukup sulit
mengidentifikasi warna indigo jika hanya menggunakan mata telanjang. Namun dalam
colour wheel (roda warna), indigo berada di antara biru dan ungu.
Secara rumus penciptaan warna, indigo bisa dibuat dengan mencampurkan warna biru dan merah. Nama ‘indigo’ sendiri diambil dari nama tumbuhan genus Indigofera (Indigofera tinctoria) yang menghasilkan zat warna ini. Di bidang tekstil, pewarna alami indigo kerap diaplikasikan pada teknik pewarnaan Shibori menggunakan kain-kain berserat alam seperti katun, rayon maupun sutra.
Pigmen unik yang dinamai nila ini diperoleh melalui proses ekstraksi daun tanaman indigofera. Daun diolah menjadi bubuk lalu direbus sampai membentuk cairan kental. Selanjutnya, larutan difermentasi hingga menghasilkan warna biru keunguan yang khas atau disebut nila.
Selama ini, warna indigo selalu
diidentiikan dengan celana atau jaket jeans. Tapi, benarkah jeans memang
berwarna indigo? Berikut lima fakta menarik tentang warna indigo:
1.
Sudah digunakan sejak tahun 300SM
Indigo adalah
pewarna kuno yang diperoleh dari woad (Isatis tinctoria) atau indigofera
(Indigofera tinctoria). Keduanya merupakan tanaman penghasil warna
kebiruan sekaligus obat tradisional. Warna indigo atau nila pertama kali dibuat
di India.
Penemuan zat warna indigofera ditemukan di Peradaban Lembah Indus yang diperkirakan berasal dari Zaman Perunggu (3300—1300 SM). Peradaban kuno terbesar ini diketahui dalam sejarah dan puncaknya telah membawa populasi lebih dari 5 juta jiwa.
Para arkeolog
sempat menemukan benih empat spesies indigofera berlainan genus di kota Rojdi
(2500—1700 SM). Rojdi sendiri adalah pusat regional di wilayah yang kini dikenal
sebagai wilayah Gujarat, India. Mereka juga menjumpai sisa kain berwarna biru yang
tertanggal 1750 SM di Mohenjo-Daro (sekarang distrik Larkana, Sindt, Pakistan).
2.
Dibuat dari tanaman yang berharga
Warna nila biru atau indigo dibuat menggunakan tanaman yang paling berharga di India yaitu Indigofera. Hal itu karena India adalah rumah bagi tanaman Indigofera tinctoria. Bahkan, warna biru yang dihasilkan dinilai lebih berkualitas dibandingkan tanaman indigo asli Eropa.
Tak heran jika
sepanjang Abad Pertengahan, India menjadi salah satu produsen pewarna impor
termahal dan sangat berharga.
3.
Warna indigo dalam budaya Jepang
Warna nila mempunyai tempat istimewa dalam budaya Jepang
dan menjadi salah satu pewarna yang paling umum digunakan. Selama Zaman
Edo, bangsawan Samurai disana memakai kain berwarna indigo sebagai dalaman baju
besi untuk membantu penyembuhan kulit yang terluka. Warna ini pun menjadi
sangat identik dengan jepang sehingga dijuluki “japanesse blue”.
4.
Indigo Adalah Pewarna Hidup
Pigmen warna indigo alami diperolah dari ekstraksi daun indigofera yang dipanen pada akhir musim panas. Tanaman difermentasi dalam tong besar dan memunculkan buih-buih di permukaan cairan seperti sedang bernafas.
Gelembung tersebut menunjukkan
kualitas baik warna nila. Irulah kenapa banyak perajin mengatakan kalau
nila adalah pewarna yang hidup.
5.
Pewarna Indigo Bukan Biru
Meski identik dengan warna kebiruan, sebenarnya indigo bukan pewarna biru, lho. Saat menerapkan pewarna indigo alami pada kain, warna yang keluar pertama kali adalah hijau. Namun secara perlahan-lahan berubah menjadi biru karena proses oksidasi.
Artinya, tone
warna yang dihasilkan tergantung kombinasi faktor kelembaban, suhu dan udara.
Itulah kenapa pewarnaan menggunakan bahan ini menghasilkan warna-warna biru
yang unik.
6.
Diperkenalkan sebagai salah satu warna Pelangi
Indigo pertama kali diperkenalkan sebagai warna yang berdiri sendiri oleh Sir Isaac Newton pada pertengahan abad ke-17. Ketika itu, ia melakukan uji coba untuk membuktikan bahwa cahaya putih berisi spektrum warna penuh.
Dengan bantuan
prisma, cahaya putih bisa terbagi menjadi tujuh warna yang akan kembali menjadi
putih dengan bantuan prisma lain. Ketujuh warna tersebut dikenal sebagai warna Pelangi
yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila (indigo), dan ungu (mejikuhibiniu).
7.
Pewarna indigo Menyembuhkan Kulit
Seperti para samurai
yang mengenakan lapisan pelindung bewarna nila untuk membantu penyembuhan luka,
petani tanaman indigo menemukan sifat menenangkan dan memulihkan dari tumbuhan
legendaris ini. Hal itu baru disadari setelah memperhatikan penampilan tangan
mereka yang terlihat sehat dan muda. Tanaman Indigofera dihargai karena
manfaat anti-inflamasi dan antibakteri serta memberikan efek pemeliharaan
jangka panjang untuk kulit sensitif dan psoriasis.
Itu dia 7 fakta unik seputar warna indigo alias nila. Hingga saat ini, banyak orang memperdebatan warna pasti indigo mengingat banyaknya shade yang dihasilkan oleh pewarna indigo saat proses oksidasi. Warna ini juga kerap diidentikkan dengan warna navy dan celana jeans. Namun, akhirnya mereka sepakat bahwa warna indigo lebih banyak mengandung unsur ungu. Sedangkan navy memiliki unsur warna biru yang lebih dominan dan gelap.
Membahas perihal warna indigo alami, satu hal yang terlintas adalah kain shibori. Produk tekstil dengan ciri khas warna nila yang sangat natural selalu memberi kesan tersendiri. Nah, jika Sahabat Bahankain sedang mencari bahan kain untuk membuat aneka produk shibori, Bahankaincom bisa menjadi alternatif terbaik.