Perdesaan selalu menjadi destinasi
favorit para pelancong baik domestic maupun turis mancanegara. Selain pemandangan
asri alamnya, tak sedikit desa turut menyuguhkan kriya-kriya tradisional khas
wilayah mereka seperti kain tenun.
Kain tenun tradisional merupakan salah
satu kekayaan budaya dan kebanggaan bangsa Indonesia. Kriya tekstil ini dibuat
oleh tangan-tangan terampil para penenun. Mereka menyerahkan waktu, tenaga dan kreatifitasnya
untuk menciptakan sehelai kain tenun yang indah. Hasilnya bukan hanya lembaran kain
bercorak unik tapi juga sarat akan makna filosofis.
Itulah kenapa kain tenun
tradisional selalu bernilai tinggi, baik dari sudut pandang seni ataupun harga.
Setiap wilayah punya karakter dan ciri khas pada produk tenunnya. Namun ada beberapa daerah di Indonesia yang terkenal sebagai desa tenun karena warganya menghasilkan kain tenun dengan kualitas terbaik.
Disana kamu bisa berwisata melihat
deretan kain tenun serta menyaksikan proses pembuatannya. Bahkan kalau beruntung,
kalian bisa belajar menenun bersama para pengrajin kain tenun. Bukan tak
mungkin pula kamu akan mendapatkan harga lebih miring ketika membeli kain tenun
langsung dari pembuatnya.
Nah, jika kamu termasuk salah satu
penggemar kain tenun tradisional atau pengen tau proses pembuatannya, 5 desa ini
akan membantu mengobati rasa penasaranmu.
Destinasi wisata etnik kain tenun pertama yang paling populer di kalangan wisatawan domestik maupun internasional yaitu Desa Tenganan, Bali. Desa ini juga terkenal karena budaya yang melekat erat dalam keseharian masyarakatnya. Bahkan seluruh bangunan rumah di Desa Tenganan masih bergaya tradisional lho.
Pecinta kain tenun pasti sudah kenal dengan kain gringsing.
Nah, kain itulah yang menjadi produk unggulan serta kriya tenun paling terkenal
dari Desa Tenganan, Manggis, Karangasem, Bali.
Kain gringsing sangat istimewa karena dibuat menggunakan
teknik dobel ikat. Dan Desa Tenganan menjadi satu-satunya sentra kain tenun tradisional
yang menerapkan teknik ini.
Punya rencana liburan ke Lombok? Kamu bisa menambahkan Desa Wisata Sade ke daftar tempat yang harus dikunjungi saat berada di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Desa Sade merupakan daerah tempat tinggal Suku Sasak sang
penghasil kerajinan tangan dan kain tenun terbaik. Desa ini memproduksi dua
jenis kain tenun yaitu tenun ikat dan tenun songket. Menariknya, semua perempuan
dari Sasak dituntut untuk memahami cara menenun lho.
Kain tenun ikat dibuat oleh kaum laki-laki sedangkan kaum
wanita berfokus membuat tenun songket. Di Desa Sade kamu bisa belajar menenun, berfoto
memakai baju adat dengan latar rumah-rumah tradisional warga setempat.
Masih dari wilayah Lombok, Desa Sukarara terletak di dekat Pantai Kuta Mandalika dan Tanjung Aan. Kain tenun khas Lombok terkenal sangat unik dan cantik. Kurang lengkap rasanya jika berkunjung ke sana tanpa membawa pulang kain tenun.
Kain songket dan ikat tenun berbahan katun merupakan
dua kriya unggulan Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah. Saat mendatangi desa
ini, kamu akan mendapati suara riuh alat tenun yang sebagian besar dioperasikan
oleh wanita.
Beralih ke sisi timur Nusa Tenggara, Sumba. Kain tenun yang dibuat masyarakat Sumba sudah terkenal di berbagai belahan dunia. Salah satu penghasil kain khas Indonesia yakni Desa Adat Prailiu, Waingapu, Sumba Timur.
Para penenun menggunakan bahan-bahan alami untuk mewarnai
benang. Variasi warna yang kerap dipakai yaitu hitam, biru, kuning, dan merah.
Tak jauh berbeda dengan desa wisata lainnya, Desa Prailui
sangat memelihara kekayaan budaya mereka. Salah satunya yaitu rumah adat beratap
tinggi yang dibuat dari jerami. Mereka menyebutnya Uma Hori atau Uma Mbatang.
Modernisasi tak merobohkan semangat masyarakat yang tinggal di kawasan Nusa Tenggara Timur maupun Barat untuk menjaga kelestarian budaya dan warisan leluhur mereka. Buktinya seni menenun kain tradisional masih menjadi aktivitas harian sebagian besar penduduk di sana. Sebut saja Desa Watublapi.
Desa yang terletak di Kecamatan Hewokloang, Kabupaten
Sikka, Nusa Tenggara Timur ini disebut-sebut sebagai penghasil kain tenun terbaik
Indonesia. Kain Tenun dari Desa Watublapi dibuat oleh kaum wanita dengan
peralatan tradisional.
Pembuatan dan pewarnaan benang juga dilakukan secara
manual. Mereka memanfaatkan zat warna dari berbagai jenis tanaman. Contohnya, warna
biru dari pohon nila, warna kuning dari akar atau ubi kunyit, dan lain
sebagainya.
Uniknya lagi, warga Desa Watublapi mempunyai kebiasaan pembagian
tugas harian. Kaum laki-laki bertanggung jawab mengurus tanaman yang diperlukan
untuk menenun serta memanen kapas sebagai bahan dasar pembuatan benang. Sementara
tugas kaum adalah menenun.
Itulah beberapa desa penghasil
kain tenun tradisional di Indonesia yang bisa kamu masukkan ke daftar tujuan liburanmu.
Sahabat Bahankain pengen mendatangi desa mana nih?