Merenda dan merajut, dua kegiatan
yang sangat menguji kesabaran tapi digemari oleh banyak orang. Seni crochet
maupun knitting sama-sama menghasilkan kriya rajutan yang indah dan bernilai
seni. Namun, ada beberapa aspek yang membuat keduanya tak lagi bisa disamakan.
Rajut menciptakan kain yang
nyaman dan fungsional, sementara renda melahirkan sebuah karya seni yang indah.
Keduanya sama-sama mengekspresikan kreatifitas sekaligus saksi bisu dari
ketelitian dan ketekunan manusia dalam menciptakan keindahan dari untaian benang.
Selain itu, berikut beberapa hal
yang membedakan proses rajut dan renda:
1.
Jumlah jarum
Perbedaan paling mendasar antara rajut dan renda adalah jumlah jarum yang digunakan. Proses knitting/rajut membutuhkan dua buah jarum berbahan baku logam, kayu, maupun plastik. Jarum rajut berujung tumpul untuk memudahkan pemasukan dan pengikatan benang. Ukuran jarum juga bervariasi sehingga penggunaannya tergantung ketebalan benang serta ukuran rajutan yang diinginkan.
Sumber: https://www.waynearthurgallery.com/
Sedangkan untuk
merenda, kita hanya perlu satu buah jarum yang lebih panjang dan dilengkapi
pengait di bagian ujungnya. Biasanya, jarum renda dibuat dari logam dengan mata
jarum lebih besar dibandingkan jarum rajut. Hal itu karena proses renda
menggunakan benang yang lebih tebal dalam proses pengaitan dan pemutaran hingga
membentuk sebuah pola.
2. Tingkat
Kesulitan
Banyak orang setuju kalau knitting lebih gampang dipelajari
karena hanya memiliki dua jenis stitches yaitu knit dan purl. Sementara jenis
stich renda cukup banyak. Mulai dari chain, stitch, single crochet, double
crochet dan masih banyak lagi. Namun selama kamu paham konsep jahitan crochet
tentu prosesnya jadi makin gampang.
3.
Proses Pembuatan
Proses rajutan melibatkan pengaitan benang melalui lingkaran kecil atau jarum rajut. Benang diikat dan dipelintir dengan pola tertentu hingga membentuk kain. Proses knit dimulai dari satu titik awal kemudian benang ditarik melewati titik-titik tersebut hingga membentuk pola yang diinginkan. Biasanya rajutan menggunakan teknik pengulangan menyusun dan mengaitkan benang secara berurutan.
Sumber: https://easycrochet.com/
Disisi lain,
pembuatan renda melibatkan prosedur pengikatan, pengaitan, dan pemutaran benang
pada sekelompok benang yang diletakkan di atas bantalan renda. Kemudian jarum
renda diputar dan dikaitkan dengan benang membentuk pola yang halus. Sehingga,
pola pada kain renda jauh lebih rumit dan kompleks dibandingkan rajutan.
4.
Kenampakan Kain
Proses rajut
menghasilkan kain yang tebal dan elastis. Struktur kain rajut juga lebih kokoh
dan memiliki kekuatan tarik yang baik. Benang-benang berkaitan rapat sehingga tekstur
rajutannya lebih jelas dengan pola yang terdefinisi.
Sebaliknya, kain renda justru berkarakter tipis dan agak transparan. Pola renda terbentuk melalui pengaitan dan pemutaran benang. Kain ini kerap digunakan untuk hiasan atau luaran kain yang lebih padat. Busana berenda memberikan kesan lebih anggun dengan pola-pola berdetail rumit.
Sumber: https://www.gathered.how/
Untuk
mengetahui apakah sepotong kain dirajut atau drenda, perhatikan detail
jahitannya. Pada kain rajut, pola jahitan seolah membentuk huruf “V”, sedangkan
jahitan renda menyerupai simpul kecil. Periksa juga tekstur kain, jika handfeelnya
halus, lentur, dan elastis, bisa dipastikan kalau itu hasil rajutan. Namun
apabila struktur kainnya padat, diikat, dan sangat bertekstur, kemungkinan besar
itu adalah renda.
5.
Bahan
Rajut atau
knitting biasanya membutuhkan benang berbentuk bulat atau gelendong. Jenis benang
yang digunakan dalam rajutan sangat bervariasi tergantung preferensi dan jenis
rajutan yang ingin dibuat. Umumnya perajut menggunakan benang wol dan katun.
Benang wol menghasilkan kain yang hangat dan lembut. Sedangkan rajutan dari
benang katun akan lebih indah dan nyaman.
Untuk merenda dibutuhkan
benang yang lebih halus dan berkualitas tinggi seperti benang sutra atau rayon.
Hal itu karena pola kain renda sangat rumit dan tajam. Penggunakan benang halus
akan menciptakan produk renda yang presisi.
6. Ragam
Produk
Seni merenda kerap diaplikasikan untuk membuat barang-barang fungsional dan kerajinan tangan. Seperti halnya tas, permadani, selimut, serbet, taplak meja, syal, tatakan gelas, dan hiasan dinding.
Sementara pemanfaatan kain rajut lebih mendominasi
sektor konveksi dan fashion. Contoh produknya antara lain kaos, sweater, syal,
cardigan, pakaian bayi, sarung tangan, beanie hat dan masih banyak lagi.
7. Memperbaiki
kesalahan
Dalam hal ini, banyak orang setuju kalau membuat
crochet alias renda itu jauh lebih mudah dan cepat. Bukan tanpa alasan lho. Tapi
ketika kita membuat satu kesalahan maka tak akan sulit untuk memperbaikinya.
Kamu hanya perlu membongkar beberapa titik tanpa harus
mengganggu rajutan di sekitarnya. Lain cerita dengan kriya rajut. Jika knit
stitchmu copot otomatis kamu harus membongkar barus atau rajutan yang lebih
luas.
Perbedaan antara renda dan rajut
mengungkap keunikan serta keindahan dari masing-masing teknik. Kegiatan merajut
dan merenda bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang.
Kabar baiknya lagi, dua rutinitas ini juga memberi banyak manfaat kesehatan
lho.
Mulai dari melatih kesabaran, konsentrasi,
pengendalian diri hingga membantu proses pemulihan penyakit kronis, kanker,
trauma otak, dan penderita ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder).
Kalau punya waktu luang, kira-kira
Sahabat Bahankain akan belajar merajut atau merenda nih? Selamat berkreasi!