Perubahan zaman tak hanya membawa
kemajuan industri tetapi juga menciptakan konsep-konsep baru dalam dunia
marketing. Salah satunya yaitu strategi pemasaran relasional atau relationship marketing yang memiliki
ruang lingkup lebih kompleks. Lebih dari sekedar penjualan, tapi bagaimana membangun
hubungan baik dengan pelanggan untuk mendapatkan loyalitas dan keterlibatan
mereka.
Dalam strategi relationship marketing, perusahaan berusaha
menciptakan hubungan emosional yang baik dengan pelanggan. Bagaimanakah caranya?
Simak ulasan berikut ini, yuk!
Sebenarnya, beberapa ahli
memiliki pendapat berbeda mengenai konsep ini. Tapi secara garis besar, relationship
marketing dapat diartikan sebagai strategi pemasaran yang berfokus menjalin
hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dalam dunia digital marketing, strategi pemasaran relasi disebut juga CRM (Customer Relationship Marketing).
Dilansir dari situs Study, relationship marketing adalah jenis pemasaran yang bertujuan menciptakan hubungan akrab antara perusahaan dan pelanggan.
Ada banyak cara
yang bisa diterapakan untuk mencapai tujuan ini. Beberapa diantaranya yaitu:
1. Feedback and Follow-Up
Melakukan dialog aktif dengan pelanggan merupakan
salah satu langkah untuk memahami kebutuhan mereka dan memberikan solusi terbaik.
Disini pebisnis secara terbuka menerima kritik atau masukan dari pelanggan dan
memperbaiki kualitas produk maupun layanan secara cepat.
Cara ini bisa diawali dengan melakukan survei kepuasan
pelanggan, interaksi langsung di media sosial, atau follow-up setelah pembelian. Contohnya, penjual bisa mengirimkan
pesan untuk memastikan produk sesuai harapan sekaligus meminta pendapat atau
saran. Sehingga pelanggan bisa lebih percaya, menunjukkan kepedulian, serta
membangun hubungan yang lebih kuat.
2.
Upselling
Upselling
adalah sebuah strategi untuk menawarkan produk atau layanan yang lebih baik (harga
lebih mahal) dibandingkan pilihan awal pelanggan. Tujuannya agar nilai
transaksi meningkat melalui pemberian opsi produk yang lebih berkualitas atau
lebih lengkap. Cara ini akan lebih efektif jika meyakinkan kelebihan serta manfaat
tambahan yang pelanggan akan dapatkan dari produk. Baik dari sebgi kualitas, fitur
lebih canggih, atau nilai ketahanan yang lebih baik.
3.
Down-Selling
Berbanding
terbalik dengan upselling, down-selling dilakukan dengan memberikan opsi produk
yang harganya lebih rendah ketika pelanggan menolak penawaran produk dengan
harga tinggi. Strategi ini bertujuan agar pelanggan tetap melakukan pembelian,
meskipun nilai transaksi tidak terlalu besar. Down-selling menunjukkan fleksibilitas pebisnis memahami
keterbatasan anggaran pelanggan dengan tetap memberi solusi yang memuaskan.
4.
Cross-Selling
Selain
upselling dan down selling, tak ada salahnya juga mencoba cross-selling. Dimana kita sebagai pebisnis fokus menawarkan produk
atau layanan tambahan yang relevan dengan kebutuhan atau pembelian utama konsumen.
Harapannya, pemilik bisnis bisa memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih
komprehensif sekaligus meningkatkan angka penjualan. Keberhasilan cross-selling
tergantung pada pemahaman kebutuhan pelanggan serta kesesuaian antara produk
tambahan dengan produk yang mereka beli.
5.
Bundling
Bundling
adalah strategi menggabungkan beberapa produk (yang saling melengkapi) dalam
satu paket dengan harga lebih menarik ketimbang dibeli secara terpisah. Seperti
perintilan bumbu dapur yang dijual dalam satu bungkus.
Strategi ini
mendorong pelanggan untuk membeli lebih banyak karena terlihat lebih praktis
dan hemat. Penawaran bundling tak hanya meningkatkan nilai transaksi, tetapi juga
menghabiskan stok produk yang bergerak lambat.
6.
Program Loyalitas (Loyalty Program)
Loyalty
program alias program loyalitas pelanggan merupakan bentuk penghargaan pada
pelanggan setia yang melakukan repeat
order secara terus menerus. Cara ini mewujudkan sebuah retensi yang bisa
mendorong mereka untuk terus berlangganan.
Bentuknya ini
bisa berupa poin belanja, diskon khusus, gift
(hadiah), maupun layanan khusus. Dengan meningkatkan retensi pelanggan, mereka akan
merasa dihargai dan termotivasi untuk terus memakai layanan atau berbelanja di
penjual tersebut.
7.
Customisasi
Layanan customisasi adalah sebuah pendekatan konsumen dimana penjual atau produsen membuat suatu produk atau layanan sesuai kebutuhan dan preferensi mereka. Misalnya, konsumen membutuhkan produk yang spesifikasinya sedikit berbeda dengan ketersediaan. Kemudian produsen menawarkan pembuatan produk secara custom dengan ketentuan dan syarat-syarat tertentu.
Ini tidak hanya membantu pengembangan desain produk tetapi juga menunjukkan
perhatian lebih terhadap pelanggan. Sehingga mereka merasa dihargai sebagai
individu, bukan sekadar angka penjualan.
Itu dia definisi dan beberapa
contoh relationship marketing yang
bisa Anda coba untuk membantu karier serta keberlangsungan bisnis. Semoga
bermanfaat ya!