Tampil mempesona di hari
pernikahan tentu jadi impian setiap wanita. Selain look make up, penampilan
akhir pengantin wanita juga dipengaruhi oleh model dan bahan gaun pernikahan
yang ia kenakan. Meskipun pada kenyataannya, para desainer, fashion stylist
maupun fotografer setuju bahwa pemilihan bahan menjadi salah satu kunci untuk tampil
maksimal di hari istimewa ini.
Hal itu karena tiap jenis kain
mempuyai karakteritik serta tekstur berbeda yang mempengaruhi estetika serta
kenyamanannya. Seperti halnya gaun pengantin dari bahan satin polyester,
meskipun penampilannya terlihat indah dan elegan, tapi ia kurang nyaman jika digunakan
saat cuaca panas. Demikian juga dengan gaun pernikahan berbahan kain sutra yang
mungkin cukup menyiksa untuk pernikahan di musim dingin atau bersalju.
Jenis bahan gaun pengantin hendaknya sesuai dengan desain, tema
acara, dan kondisi lingkungan atau cuaca. Nah, berikut ini bebrapa jenis kain
yang paling recommended untuk bahan gaun pengantin:
Biasanya terbuat dari material polyester, katun atau sutra yang ditenun menggunakan jenis tenunan satin sehingga menghasilkan kain berkarakter lembut, berkilau dan terkesan glamor. Satin berbahan dasar katun atau sutera menjadi bahan yang umum digunakan dalam pembuatan wedding dress.
Meskipun hampir semua jenis kain satin memiliki look berkilau yang khas, tapi ‘jatuh’-nya
kain dan kilaunya tergantung pada kualitas. Makin bagus kualitas kain satin,
kilaunya akan lebih lembut menyelimuti tubuh.
Diantara jenis kain satin yang paling populer dalam
pembuatan gaun pengantin yaitu bahan satin bridal (duchess). Kain ini terbuat
dari campuran serat rayon dan sutera, sehingga terlihat charming tanpa
tambahan detail yang berlebihan. Ini adalah opsi paling pas untuk gaun berdesain
minimalis dan kurang direkomendasikan untuk ball gown.
Rekomendasi bahan
gaun pengantin berikutnya adalah kain velvet alias beludru. Kain yang memiliki
ciri khas bermukaan berbulu halus dan tampak mengkilap ini bisa memberikan efek
kemewahan dalam nuansa vintage atau klasik. Pada awal perkembangannnya, kain
velvet menjadi bahan favorit bagi kalangan kelas atas, bangsawan dan para raja di
Eropa Timur. Terutama untuk membuat busana khusus musim dingin, karena teksturya
sangat lembut dan mampu menjaga tubuh agar tetap hangat.
Meskipun
detail bulu pada bahan velvet membuatnya terkesan ‘berat’, tapi kilau mewahnya
bisa menjadi penyeimbang potongan gaun yang sederhana nan seksi. Umumnya kain velvet
dibuat menggunakan benang khusus dari serat kapas, velour, dan kordurai yang bisa
diproduksi dengan biaya lebih murah. Walau demikian, velvet sutera adalah versi
terbaik.
Bahan lace memiliki ciri khas permukaan bermotif floral
dengan struktur anyaman renggang yang menerawang. Dahulu, harga kain ini sangat
mahal dan jumlahnya terbatas karena dibuat secara manual menggunakan
keterampilan tangan manusia.
Namun, kini sudah banyak mesin modern yang bisa
memproduksinya secara massal, bahkan dengan tambahan motif tertentu untuk
mempercantik tampilan gaun. Busana lace menghadirkan kesan klasik yang elegan dan
siluet tubuh yang indah. Bahan ini dapat dikelompokkan menurut pola jaring-jaring
dan sulaman motifnya, seperti chantily lace, battenburg dan alencon.
Tulle mrupakan salah satu bahan wedding dress yang
berkarakter ringan, tipis, dan merawang. Handfeelnya sedikit kasar, agak kaku,
serta menciptakan kesan mengembang pada busana. Kain ini umumnya tersedia dalam
beberapa jenis serat seperti sutra, nilon dan polyester. Ciri khas berupa struktur
menyerupai jaring dengan lubang-lubang kecil berbentuk heksagonal.
Tersedia dalam berbagai pilihan warna, polos atau
bertabur glitter yang memberikan efek kilau mewah nan elegan. Kain tile kerap
digunakan sebagai bahan kombinasi terutama underskirt
pada gaun pengantin, baju baler serta busana lain.
Organza merupakan kain tipis yang terasa lembut namun
memiliki struktur lebih kaku dibandingkan chiffon. Sekilas menyerupai taffeta,
tetapi organza memiliki ketebalan yang lebih ringan. Karakteristik kain ini
menjadikannya favorit untuk menciptakan ruffle atau memberikan efek volume pada
bagian rok gaun pengantin. Organza mampu membentuk siluet indah dan menawan,
bahkan saat dikenakan dalam aktivitas yang dinamis.
Dalam tampilan modern, organza terlihat anggun saat
diaplikasikan pada gaun bergaya minimalis tanpa banyak hiasan. Sebaliknya, jika
dikombinasikan dengan renda atau taburan manik-manik, kain ini menghadirkan
nuansa klasik dan muda yang begitu memikat. Namun, karena organza memiliki efek
mengembang, penggunaannya kurang direkomendasikan bagi calon pengantin dengan
postur tubuh besar, agar tidak memberi kesan lebih bervolume.
Kain Taffeta dikenal sebagai bahan pakaian yang
berkarakter tipis, mengilap, dan memiliki struktur serat yang jelas. Biasanya taffeta
dikombinasikan dengan material lain untuk menghasilkan gaun berpenampilan mewah
dan tekstur elegan.
Taffeta bisa dibuat dari sutra alami maupun serat
sintetis, dan memiliki ciri khas visual berupa efek warna yang tampak berubah
tergantung sudut pencahayaan. Ciri ini menjadikannya bahan ideal untuk gaun
pengantin dengan potongan rok lebar atau model ballroom gown.
Varian kain taffeta juga cukup beragam. Moiré taffeta,
misalnya, memiliki permukaan berombak yang memberi sentuhan eksklusif. Ada silk
taffeta yang lebih halus dan mengilap, cocok untuk desain minimalis
kontemporer. Khusus untuk calon pengantin bertubuh besar, silk taffeta bisa
menjadi pilihan terbaik karena tetap ringan namun terlihat mewah.
Itu dia beberapa jenis kain yang
bisa kamu pilih untuk bahan gaun pernikahan. Tiap jenis kain memiliki
karakteristik unik yang dapat memengaruhi siluet, kenyamanan, serta nuansa yang
ditampilkan oleh busana. Semoga pengetahuan ini bermanfaat, ya!.