Cari sprei baru untuk kamar
tidurmu? Sprei dari bahan microtex dan microfiber mungkin bisa menjadi
alternatif terbaik. Dua bahan ini juga sering muncul di beranda online shop ataupun etalase toko
perlengkapan tidur.
Namanya hampir sama, karakternya
pun tampak mirip - halus, lembut dan tersedia dalam beragam variasi warna yang
menarik. Tapi sebenarnya, dua jenis bahan sprei ini punya banyak perbedaan,
terutama dari segi kenyamanan serta daya tahan.
Yuk, bahas satu per satu!
Microfiber adalah jenis kain
sintetis yang dibuat dari campuran serat polyester dan nylon (kadang
hanya polyester saja). Seratnya sangat halus, bahkan lebih tipis dari sehelai
rambut manusia. Karena diameter serat yang kecil, kain microfiber terasa lembut,
ringan, dan mudah menyerap keringat. Selain untuk sprei, bahan ini juga banyak
digunakan pada handuk, pakaian olahraga, dan kain pembersih karena sifatnya
yang cepat kering dan kuat.
Dalam dunia bedding, microfiber dikenal sebagai bahan yang praktis dan nyaman digunakan sehari-hari. Teksturnya lembut di kulit dan tidak mudah kusut, sehingga sprei dari microfiber sering jadi pilihan bagi mereka yang ingin kepraktisan tanpa mengorbankan kenyamanan.
Sebenarnya microtex juga berasal dari serat polyester, tapi dengan teknologi tenun yang rapat dan presisi tinggi. Hasilnya, kain terasa lebih halus, padat, dan berkilau lembut.
Bisa dibilang microtex merupakan versi “upgrade” dari
microfiber, dengan tampilan yang lebih elegan dan daya tahan lebih baik terhadap
gesekan atau pencucian.
Microtex juga dikenal mudah dirawat, tidak mudah luntur, dan tetap tampak rapi meski sering digunakan. Karena karakteristiknya yang premium, bahan ini banyak dipakai pada sprei dan bed cover kelas menengah ke atas.
Meski sama-sams dibuat dari serat polyester berukuran micro, bahan microtex dan microfiber tetap punya karakteristik yang berbeda. Hal inilah yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli salah satunya.
Nah, berikut beberapa perbedaannya:
1.
Komposisi Serat dan Proses Produksi
Microfiber
terbuat dari serat polyester yang sangat tipis, bahkan lebih tipis dari sehelai
rambut manusia. Kadang bahan ini juga dikombinasikan dengan serat nylon untuk
menambah kelenturan dan elastisitas. Kain microfiber ditenun menggunakan kerapatan
sedang, sehingga menghasilkan kain yang ringan, lentur, dan nyaman di kulit.
Sebenarnya,
Microtex juga berbahan dasar polyester, tetapi diproses menggunakan mesin
tenun berteknologi tinggi. Menghasilkan kain dengan struktur anyaman jauh lebih
rapat, handfeel yang halus, serta
permukaan yang lebih padat dan tampak berkilau. Itulah kenapa microtex kerap dijuluki
sebagai versi “premium” dari microfiber.
2.
Tekstur dan Tampilan
Dua jenis
bahan sprei ini juga berbeda dari segi penampilan (look) dan tekstur. Permukaan kain dan sprei microtex cenderung
licin dan rapat, dengan kilauan lembut yang memberi kesan elegan. Saat diraba
pun terasa halus, dingin, juga tidak gampang kusut. Cocok untuk kamar tidur
minimalis yang selalu terlihat rapi.
Lain halnya dengan microfiber yang struktur anyamannya jauh lebih jarang, namun tetap
lembut dan ringan. Terasa “empuk” di kulit, memberikan sensasi kehangatan yang nyaman
di tengah cuaca dingin.
3.
Daya Tahan dan Ketahanan Warna
Kerapatan tenunan yang tinggi membuat sprei microtex
lebih awet dan tahan terhadap gesekan ataupun siklus pencucian. Bahkan, warna
kain ini akan tetap cerah dan sangat jarang mengalami pilling (gumpalan
serat halus).
Beda 180 derajat dari microfiber, terutama yang
berkualitas rendah. Sebab kainya lama-kelamaan akan menipis dan mengalami
pengikisan (brudul) setelah beberapa kali pemakaian. Namun, jika kualitasnya
baik, maka daya tahan sprei ini juga tak kalah dari microtex.
4.
Kenyamanan dan Sirkulasi Udara
Susunan serat yang padat membuat sprei microtex
terasa lebih hangat. Ideal untuk penggunaan di di kamar ber-AC atau cuaca
dingin. Tak seperti pori pada microfiber yang cendrung longgar dan
mendukung sirkulasi udaranya lebih baik. Sehingga permukaa kainnya terasa lebih
sejuk dan ringan, Cocok untuk iklim tropis seperti Indonesia.
5.
Perawatan dan Kepraktisan
Dua-duanya termasuk bahan yang mudah dirawat. Microtex
tidak gampang kusut, cepat kering dan ringan. Meskipun ada baiknya ia dicuci
menggunakan siklus yang lembut agar strukturnya tetap bagus.
Sementara microfiber
lebih ringan dan cepat kering. Menjadikannya pilihan praktis untuk penggunaan sehari-hari.
Tak perlu khawatir akan susah disetrika, cukup cuci, jemur, dan langsung bisa dipakai
lagi.
6.
Harga dan Segmentasi Pasar
Microtex biasanya dijual dengan harga sedikit lebih
tinggi karena kualitas dan tampilannya yang lebih mewah. Banyak digunakan untuk
sprei premium, hotel, atau produk dengan motif eksklusif.
Sedangkan microfiber lebih terjangkau dan banyak ditemukan pada sprei
rumahan yang praktis namun tetap nyaman.
Itu dia beberapa hal yang membedakan antara bahan sprei microtex dan
microfiber. Meski tak begitu ‘jomplang’, tapi kelebihan serta kekurangannya
tetap perlu dipertimbangkan. Udah kebayang mau pilih yang mana? Pastikan sesuai
dengan kebutuhan serta preferensimu, ya.
Ngomong-ngomong soal sprei, Bahankaincom juga menyediakan beberapa opsi
bahan sprei berkualitas yang biasa dipakai hotel-hotel berbintang. Mulai dari
katun polos, CVC, hingga kain dobby dengan berbagai variasi motif serta
kerapatan.
Cek spesifikasinya di Kategori Produk.
Atau langsung hubungi customer service Bahankaincom untuk detail produk,
pemesanan serta informasi lainnya dan dapatkan penawaran terbaik dari kami. Semoga
bermanfaat dan happy shopping, Sobat
Bahankain!