BahanKain.com – Jika sebelumnya kita sudah membahas kain tenun tradisional dari Aceh kini kita bergeser ke provinsi tetangganya yaitu Sumatra Utara. Sumatera Utara merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Sumatera. Provinsi ini dibagi atas Pesisir Timur, Pegunungan Bukit Barisan, Pesisir Barat, dan Kepulauan Nias. Sumatera Utara merupakan provinsi keempat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Suku bangsa di Sumatera Utara termasuk multietnis dengan Batak, Nias, Siladang, dan Melayu sebagai penduduk asliwilayah ini.
Sumatera Utara merupakan provinsi dengan keragamanan budaya yang lengkap. Mulai dari rumah adat, tarian adat, senjata tradisional, suku, lagu daerah, Bahasa daerah dan pakaian adat.
Membicarakan mengenai pakaian adat yang ada di Sumatera Utara, kita disajikan dengan kain tenun yang indah dan unik. Tempat pembuatan kain tradisiona di Sumatera Utara paling terkenal adalah di daerah Tapanuli Utara dan tenunan tradisional ini dikenal dengan nama kain ulos.
Kain Ulos merupakan kain tenun khas suku Batak dan secara turun temurun terus dikembangkan oleh suku ini. Kain ulos dibuat dengan menggunakan alat tenun bukan mesin. Warna yang dominan pada kain ulos adalah merah, hitam dan putih yang dihiasi ragam tenunan dari benang emas atau perak.
Sebagian masyarakat Tapanuli menganggap kain ulos merupakan perlambang ikatan kasih sayang, lambing kedudukan, dan lambing komunikasi dalam masyarakat adat Batak. Bahkan kadang diberikan sebagai cinderamata terhadap seorang ibu yang sedang mengandung supaya mempermudah melaksanakan prosesi kelahiran bayi ke dunia dan untuk melindungi sang ibu dari segala bahaya yang mengancam saat menjalani proses kelahiran.
Mengulosi merupakan sebuah kegiatan adat yang sangat penting bagi masyarakat Batak. Mengulosi dilakukan dalam setiap acara di Batak seperti pernikahan, kelahiran, dan duka cita. Ada 3 hal yang dipercaya oleh nenek moyang masyarakat Batak yang memberi kehidupan bagi tubuh manusia meliputi unsur Darah,nafas, dan Kehangatan. 3 sumber kehangatan itu berasal dari matahari, api dan Ulos. Dan inilah yang menyebabkan ulos menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan masyarakat Bataj dimanapun dan kapanpun.
Kain Ulos mempunyai banyak motif yang mempunyai filosofi yang dalam dalam masyarakat Batak. Beberapa motif Kain Ulos seperti:
Ulos ini merupakan kain tenun yang mempunyai posisi atau derajat tertinggi diantara kain tenun lainnya. Pembuatan kain tenun ini mempunyai kesulitan yang tinggi. Kain Ulos Radigup mempunyai 3 bagian, 2 sisi ditenun dalam waktu yang sama dan 1 sisi bagian tengah ditenun sendiri dengan motif yang rumit. Motif pada kain tenun ini harus terlihat seperti lukisan hidup. Filosofi dari Kain Ulos Radigup adalah melambangkan kehidupan dan doa restu untuk kebahagiaan dalam kehidupan.
Ulos ini biasanya digunakan para orang tua sebagai selendang untu melayat orang yang meninggal. Namun ada juga yang menggunakan jenis Kain Ulos ini sebagai kain lilit untuk acara menari di Adat Batak.
Ulos ini sering diberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat. Ulos ini mempunyai makna bahwa orang tua pengantin perempuan telah merestui bahwa anak gadisnya telah disunting oleh laki-laki yang disebut Hela (menantu).
Ulos jenis ini saat ini sudah jarang digunakan. Pada zaman dulu, ulos ini sering digunakan oleh para gadis dengan dililitkan didada sebagai pertanda bahwa gadis perawan batak Toba yang beradat.
Ulos Sibolang merupakan kain ulos sebagai tanda duka cita. Biasanya masyarakat Batak yang menggunakan ulos ini sedang mengalamin sebuah duka dari keluarga dekat yang telah meninggal.
Masih banyak lagi jenis Kain Ulos yang ada di masyarakat adat Batak yang mempunyai fungi dan peranan masing-masing.
Namun ada beberapa kain ulos yang telah punah dan tidak diproduksi lagi seperti Ulos Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput (Kain ulos yang digunakan untuk membungkus jenazah), dan Ulos Sibolang.
Kain ulos adalah sebuah benda sacral symbol restu, kasih saying dan persatuang seperti yang ditorehkan dalam pepatah Batak “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong” yang mempunyai pengertian “Jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya, maka Ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama.”