Bahankain.com - Pewarnaan batik pada umumnya terbagi menjadi dua kategori, kategori pertama yaitu pewarnaan batik dengan menggunakan pewarna alami dan kategori kedua yaitu pewarnaan batik menggunakan pewarna sintetis atau pewarna buatan.
Jenis pewarna sintetis merupakan jenis yang paling banyak digunakan oleh pengrajin batik karena pewarna buatan ini lebih mudah digunakan dan juga dari sisi biaya jauh lebih murah dibandingkan pewarna alami.
Zat pewarna sintetis atau biasa disebut dengan bahan pewarna buatan/sintetis adalah zat yang sering digunakan untuk pewarna kain batik. Penggunaan yang lebih praktis dan mudah dibeli ditoko-toko membuat sebagian besar pengrajin batik lebih memilih menggunakan pewarna sistetis dari pada pewana alami. Pewarna sintetis juga memiliki lebih banyak varian warna dibandingkan pewarna alami.
Zat pewarna sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mewarnai kain. Tetapi tidak semua zat pewarna sintetis dapat digunakan untuk membatik, contohnya zat pewarna sintetis dengan media pemanasan. Zat pewarna tersebut tidak bisa digunakan untuk pewarnaan batik karena, dalam proses pewarnaan batik tidak boleh menggunakan media panas karena dapat membuat lilin/malam batik akan meleleh.
Zat pewarna napthol digunakan pada saat proses pewarnaan dengan teknik celup. Pewarnaan dengan menggunakan zat napthol mememiliki dua proses, proses pertama untuk napthol dasar, dan proses kedua untuk napthol pembangkit warna.
Napthol dasar digunakan untuk proses pewarnaan pertama kali pada saat pencelupan kain batik. Dalam proses ini warna kain belum terlihat, sedangkan proses kedua yaitu napthol pembangkit warna dilakukan dengan tujuan membangkitkan warna sesuai yang diinginkan dengan mencampurkan larutan garam diazonium.
Zat pewarna indigosol digunakan pada saat proses pewarnaan dengan menggunakan teknik celup dan colet (kuas). Pewarnaan dengan menggunakan zat indigosol biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan warna-warna yang lembut pada kain batik. Proses pewarnaan kain batik dengan menggunakan pewarna indigosol sama dengan proses pewarnaan napthol, perbedaanya hanya terdapat diproses pembangkitan warna harus melalui proses oksidasi. Proses oksidasi yang terjadi yaitu memasukan kain yang telah diberi indigosol kedalam larutan asam sulfat atau asal florida (HCI atau H2SO4) atau Natrium Nitrit (NaNO2).
Zat pewarna rapid digunakan pada saat proses pewarnaan dengan menggunakan teknik colet (kuas). Pewarna rapid merupakan campuran dari naphol dan garam diazonium yang telah distabilkan. Proses untuk membangkitkan warna menggunakan larutan dari zat asam sulfat atau asam cuka.
Nah itu dia beberapa jenis pewarna sintetis yang sering digunakan dalam industry batik, baik batik tulis, maupun batik cap. Meski pewarna sintetis ini memiliki kelebihan dalam kemudahan penggunaan dan harga yang murah. Dalam menggunaan pewarna sintetis ini harus lebih bijak lagi agar limbah pewarna sintetis tersebut tidak merusak lingkungan.