Pernah menemukan lubang kecil di
sweater favorit atau robekan halus di celana yang masih layak pakai? Dulu,
kondisi seperti ini sering dianggap sebagai akhir dari umur sebuah pakaian.
Namun seiring meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan dan bijak dalam
penggunaan, teknik perbaikan pakaian atau mending kembali dimanfaatkan
di dunia fashion modern.
Dua pendekatan yang paling sering
dibicarakan adalah visible mending dan invisible mending. Meski
sama-sama bertujuan memperpanjang usia pakaian, keduanya memiliki filosofi,
tampilan, serta fungsi yang cukup berbeda. Cek faktanya, yuk!
Mending adalah proses memperbaiki
pakaian atau kain yang rusak (berlubang, sobek, menipis, atau lepas
jahitan) agar bisa digunakan kembali. Tujuannya yaitu untuk memperpanjang umur pakaian
mengembalikan fungsi dan dalam beberapa pendekatan, juga bisa menambah nilai
estetika.
Contoh kerusakan yang bisa diperbaiki dengan mending:
·
Lubang kecil pada sweater atau kaus
·
Robekan halus pada celana atau rok
·
Kain yang mulai menipis di area siku atau lutut
·
Jahitan yang terlepas
·
Serat kain yang rusak akibat gesekan atau usia
Dalam praktik modern, mending
terbagi menjadi dua yaitu visible mending dan invisible mending. Keduanya
sama-sama merujuk pada teknik perbaikan, hanya seja tujuan dan visual akhirnya
berbeda. Dimana hasil visible mending
dibuat terlihat dan menjadi bagian dari desain. Sedangkan invisible mending membuat pakaian
tampak seperti kondisi semula, tanpa bekas yang terlihat.

Visible mending adalah teknik
memperbaiki pakaian dengan cara menjadikan
proses perbaikan sebagai bagian dari tampilan visual. Jahitan, tambalan,
atau benang tidak disembunyikan—justru ditampilkan dengan sengaja. Bahkan,
sering kali digunakan warna kontras atau pola tertentu agar hasil perbaikannya
benar-benar terlihat.
Pendekatan ini lahir dari gagasan
bahwa pakaian memiliki cerita. Lubang, sobekan, dan bekas pakai bukan sesuatu
yang harus ditutup rapat, melainkan bisa dirayakan. Karena itu, visible mending
sering diasosiasikan dengan nilai slow
fashion, kreativitas, dan ekspresi personal.
Secara visual, visible mending
terasa lebih santai dan artistik. Setiap hasil perbaikan hampir tidak pernah
benar-benar sama karena sangat bergantung pada tangan, ide, dan karakter orang
yang mengerjakannya. Itulah mengapa pakaian dengan visible mending sering
terasa lebih “hidup” dan unik.
Teknik yang umum digunakan dalam
visible mending antara lain darning
dekoratif, sashiko, patchwork, hingga bordir bebas. Visible mending banyak
diterapkan pada pakaian kasual seperti denim, sweater rajut, kemeja katun,
hingga tote bag kain.

Berbanding terbalik dengan
visible mending, invisible mending
bertujuan untuk membuat kerusakan pada kain tidak terlihat atau nyaris tak terdeteksi. Fokus utamanya adalah
mengembalikan tampilan pakaian sedekat mungkin dengan kondisi awal sebelum
rusak.
Teknik ini membutuhkan ketelitian
tinggi. Pemilihan benang harus sesuai dengan warna, tekstur, dan ketebalan kain
asli. Jahitan dibuat sangat halus dan mengikuti arah serat kain, sehingga hasil
akhirnya tampak natural dan rapi.
Invisible mending banyak
digunakan pada pakaian formal, pakaian kerja, atau busana berbahan premium.
Jas, blazer, mantel wol, dan pakaian dengan potongan klasik biasanya lebih
cocok diperbaiki dengan metode ini. Tujuannya sederhana: pakaian tetap terlihat
profesional tanpa meninggalkan jejak kerusakan.
Metode yang sering digunakan
dalam invisible mending meliputi darning
halus, patching tersembunyi,
hingga teknik re-weaving atau
menenun ulang serat kain yang rusak. Hasilnya memang tidak selalu bisa 100%
sempurna, tetapi pada banyak kasus, kerusakan hanya bisa dikenali oleh mata
yang sangat terlatih.
Jika disederhanakan, perbedaan visible mending dan invisible
mending terletak pada cara memperlakukan bekas kerusakan. Visible
mending memilih untuk menunjukkan proses perbaikan, sementara invisible mending
berusaha menyamarkannya.
Visible mending menempatkan
estetika pada keberanian menampilkan jahitan sebagai aksen, bahkan sering
menjadi titik fokus pakaian. Sebaliknya, invisible mending menempatkan estetika
pada kerapian dan kesempurnaan visual, di mana hasil perbaikan dibuat seolah
tidak pernah terjadi.
Dari segi gaya, visible mending
lebih cocok untuk tampilan kasual, eksperimental, dan personal. Invisible
mending lebih relevan untuk gaya formal, klasik, dan profesional. Meski berbeda
pendekatan, keduanya memiliki tujuan yang sama: menjaga pakaian tetap
fungsional dan layak pakai lebih lama.
Visible Mending VS Invisible Mending, Apa Sih Bedanya?
Pantone Standar Warna Global: Pengertian, Sistem Warna, dan Perannya di Fashion
Brand Membership, Strategi Membangun Loyalitas dan Kesetiaan Pelanggan
Jeans Belel, Tren Celana Denim yang Tak Pernah Benar-Benar Usang
Sering Lihat Gambar Smiley Face Ini? Kisah Logo Ikonik Nirvana di Kaos Dunia, Dari Grunge ke Grafis Global
Mengenal This Is April, Brand Fashion-nya Perempuan Indonesia
Christmas Sweater: Dari Rajutan Hangat hingga Ikon Budaya Pop
Mengenal Cloud Dancer, Tren Warna 2026 Pilihan Pantone dan Maknanya
Bloom In Style, Ragam Motif Bunga yang Bisa Kamu Pilih!
Dari Butik ke Runway, Non Kawilarang dan Lahirnya Tradisi Peragaan Busana di Indonesia