Bahankain.com - Masih tentang Jogja dan kain batik.
Jogja merupakan satu-satunya provinsi yang mempertahankan tata pemerintahan kasultanan
dan berpusat di Keraton Ngayogyakarta. Sehingga tahta tertinggi kekuasaan
politik masih dipegang oleh keturunan keraton yang bergelar Sri Sultan Hamengku
Buwana X. Hal inilah yang menjadikan Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Istimewanya kota Jogja bukan sekedar gelar. Sebab Yogyakarta menjadi tempat bersejarah di Indonesia. Sejak masa penjajahan, Pemerintahan Hindia Belanda sudah mengakui keberadaan Kasultanan Ngayogyakarta dan Kadipaten Pakualaman serta memberikan kebebasan untuk mengatur daerahnya sendiri.
Bahkan ketika Belanda menghancurkan banyak kerajaan serta menghapus
budaya-budaya mereka, Keraton Yogyakarta masih berdiri kokoh dengan segala adat
istiadatnya termasuk tradisi membatik.
Kini Jogja telah menyandang
status sebagai Kota Batik Dunia berkat corak kain batiknya yang khas dan penuh
nilai historis. Di lingkungan Keraton Yogyakarta, jarik atau lembaran kain bermotif batik kerap digunakan sebagai penutup tubuh bagian bawah. Baik laki-laki maupun perempuan, entah itu keturunan keraton atau abdi dalem sekalipun.
Pakaian adat Keraton Yogyakarta
memang tak pernah lepas dari kain jarik. Lalu, kain jarik itu apa sih?
Sebenarnya jarik adalah sebutan untuk lembaran kain batik yang bermotif unik dan khas di Pulau Jawa. Hingga detik ini kain batik atau jarik begitu populer bahkan menjadi sangat ikonis untuk melengkapi busana adat keraton Yogyakarta. Karna semua busana adat yang dipakai di area Keraton Yogyakarta pasti dikombinasikan dengan kain jarik.
Kain jarik untuk pakaian
tradisional Jogja umumnya dibuat dengan teknik tulis (batik tulis) dan selalu
memperhatikan pakem-pakem pembuatan kain batik tradisional. Terutama kain batik
yang dipakai oleh keturunan keraton saat mengikuti upacara adat di dalam keraton.
Berikut ini 7 jenis pakaian adat
Keraton Yogyakarta serta makna filosofisnya:
1.
Kebaya Bludru
Kebaya termasuk salah satu model busana tradisional yang
ikonik bagi perempuan dewasa di Pulau Jawa, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tetapi kebaya Jogja punya ciri khas motif tersendiri dan dibuat dari kain
berkualitas tinggi.
Salah satu busana yang mencerminkan budaya keraton
Yogyakarta yaitu kebaya beludru. Kehalusan kain bludru menyiratkan pesan bahwa
seorang wanita harus berlaku sopan dan lemah lembut. Bawahan pakaian
tradisional Yogyakarta ini berupa kain jarik atau batik dari bahan sutera atau katun.
Biasanya kebaya bludru digunakan saat pesta pernikahan adat Jogja.
2.
Surjan
Busana adat untuk lelaki dewasa yang sangat identik
dengan keraton Yogyakarta yaitu surjan atau pakaian takwa. Seperti halnya
kebaya, surjan juga terbuat dari kain-kain berkualitas tinggi seperti kain tenun
lurik. Model baju atasan pria ini sangat simpel dan dilengkapi 6 buah kancing
di bagian leher serta sepasang kancing di dada kiri dan kanan.
Kain jarik dan blangkon bermotif batik juga digunakan untuk
melengkapi tampilan busana tradisional pria Jogja. Rangkaian busana ini menampilkan
kesan yang berwibawa.
3.
Sabukwala Padintenan
Beralih ke pakaian tradsisional anak perempuan Jogja yang
dinamakan sabuk wala padintenan. Baju adat ini terdiri dari kebaya dan jarik
atau kain batik bermotif kecil seperti parang, gringsing dan ceplok.
4.
Kencongan
Berikutnya ada kencongan yaitu pakaian tradisional yang
diperuntukkan bagi anak laki-laki di keraton Yogyakarta. Kencongan terdiri dari
kain batik yang diwiru tengah, baju surjan, lonthong tritik, timang, kamus
songketan dan penutup kepala atau dhestar.
Busana ini digunakan untuk keseharian. Sedangkan pada acara
resmi, anak laki-laki dipakaikan ikat pinggang khusus yang mempunyai cathok
dari suawa atau emas.
5.
Busana pranakan
Selain keempat pakaian adat tersebut, seorang abdi
dalem baik lagi-laki maupun perempuan juga harus memakai baju khusus dinas
harian. Busana tradisional untuk abdi dalem jaler atau pria di Keraton Ngayogyakarta
disebut peranakan. Konon busana ini terinspirasi dari baju kurung santri putri Banten
saat Sultan berkunjung kesana.
Bahan pranakan berupa kain lurik berwarna biru tua dan
hitam yang dikombinasikan dengan corak garis berjumlah 3-4 atau telupat
(telu-papat). Potongan bagian depan berhenti tepat di ulu hati dan bagian
lengannya dilengkapi belahan agar mudah disingkap saat hendak bersuci atau wudhu.
6.
Janggan Hitam
Berbeda dengan busana peranakan yang dipakai abdi
dalem jaler, janggan hitam ini dikhususkan untuk abdi dalem estri (perempuan)
saat bertugad di Keraton Yogyakarta. Janggan hitam adalah pakaian berwarna hitam
yang desainnya mirip surjan tapi dilengkapi kancing sampai menutup leher.
Istilah janggan berasal sendiri berasal dari kata ‘jangga’
yang bermakna leher. Menurut aturannya, janggan harus berwarna hitam karena melambangkan
ketegasan, kesederhanaan, serta sifat suci dan takwa.
7.
Keprabon
Busana adat Keraton Ngayogyakarta selanjutnya yaitu keprabon.
Pakaian adat satu ini kerap digunakan oleh Sultan untuk menghadiri acara-acara
penting seperti penobatan raja, Grebeg, Jumengeng, atau pernikahan anggota
kerajaan. Bahan dasar baju keprabon berupa kain beludru bermotif binatang dan berhiaskan
prada emas.
Baju Keprabon terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pakaian
Dodotan, Kanigaran, dan Keprajuritan. Pakaian ini dipadukan dengan bawahan kain
jarik/batik parang.
Itulah 7 busana adat Keraton
Yogyakarta yang selalu dipadukan dengan jarik atau kain batik hingga menjadikannya
begitu ikonik. Pantas jika Jogja dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia.
Bicara soal Jogja dan kain batik, Bahankain.com adalah produsen sekaligus distributor bahan kain untuk batik yang berlokasi di Yogyakarta. Nah, jika Sahabat Bahankain ingin membeli kain untuk bahan batik, Bahankain.com bisa menjadi alternatif terbaik. Kami melayani pembelian secara ecer (meteran) maupun grosir lho. Sahabat butuh kain jenis apa nih? Langsung cek produk kain mori kami.
Hubungi customer service kami
untuk detail produk, pemesanan atau konsultasi seputar kebutuhan kain.
Sahabat juga bisa belanja kain via Shopee dan Tokopedia di toko Mekar Jaya Tekstil.