Akhir-akhir ini para pecinta seni
tekstil dibuat takjub dengan tufting art yang dibuat menggunakan
teknologi canggih. Penerapan metode tufting ini menghasilkan karya bernilai tinggi yang unik dan antimainsteam.
Lalu, apa maksud tufting dan
bagaimana sih pembuatannya? Mari kita kupas satu per satu!
Tufting adalah teknik menyulam atau memasukkan benang pada kain hingga membentuk rumbai-rumbai. Kata “tufting” sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya ‘rumbai’ atau ‘menghiasi dengan rumbai’. teknik. Teknik ini menghasilkan pola jahitan berbentuk 3D atau sedikit timbul.
Sumber:
Sebenarnya tufting bukanlah sesuatu
yang baru dalam seni olah kain. Teknik menyulam ini sudah ada sejak 1895 dan
pertama kali dikembangkan oleh produsen karpet di Dalton,
Georgia.
Sepotong karpet berumbai mampu diselesaikan
lewat mekanisme jumbai, perekatan, backing dan finishing.
1.
Proses jumbai dilakukan dari bagian belakang
potongan yang sudah jadi.
2.
Setelah itu mesin loop-pile mengantarkan benang melalui
backing primer dan membiarkan sisanya tidak terpotong.
3.
Mesin cut-pile akan meratakan permukaan karpet dengan
memotong benang saat melewati bagian depan karpet.
Permadani bisa dibuat dari benang berwarna untuk membuat desain, atau benang polos dibuat berumbai kemudian diwarnai secara terpisah. Selain permadani, metode tufting juga kerap digunakan industri pembuatan selimut dan pakaian hangat, khususnya sarung tangan.
Seiring berjalannya waktu, tufting
semakin terkenal di berbagai negara sehingga pemanfaatannya pun kian beragam. Mulai
dari aksen hias pada busana dan barang-barang home décor hingga aneka kerajinan.
Terinspirasi dari keunikan produk tufting, banyak studio kreatif menjadikan DIY
(do it yourself) tufting untuk menarik minat pelanggan.
Dalam berkreasi menggunakan metode tufting, kita butuh sebuah alat bantu bernama tufting gun. Bentuk alat ini menyerupai pistol yang terdiri dari sebuah jarum yang dihubungkan dengan sistem penggerak. Sehingga memungkinkan jarum bergerak ke atas dan bawah untuk menjahit/menyulam pola secara cepat.
Sumber:
Selain pistol tufting, ada
beberapa bahan yang perlu disiapkan sebelum mengerjakan proyek tufting, antara
lain:
1.
Kain tufting primer
Tufting membutuhkan kain pendukung primer khusus, kebanyakan dibuat dari bahan baku polypropylene. Lubang anyaman kain harus sesuai ukuran jarum yang hendak
digunakan.
2.
Kain backing
Bisa berupa kain felt, kanvas, bor atau bahan lain
yang kuat dan tahan aus.
3.
Benang tufting
Pemilihan benang tufting sangat bergantung pada
penggunaan akhir produk rumbai dan efek yang diinginkan.
· Benang wol merupakan bahan tufting berkualitas terbaik dalam pembuatan karpet atau permadani. Material satu ini cocok untuk membuat produk yang dipergunakan di area dengan mobilitas tinggi. Permadani wol akan memiliki permukaan datar yang keras dan terjalin rapat.
·
Benang katun dan akrilik dan benang hias dapat
digunakan untuk hiasan dinding atau benda rumbai dekoratif lain.
Guna memastikan
benang terurai secara konsisten dan tanpa kusut, benang harus dipintal menjadi
kerucut sebelum dijulurkan. Kamu bisa menggunakan satu atau beberapa helai
benang secara langsung tergantung ketebalan benang dan ukuran jarum.
4.
Lem lateks
Perekat berbahan baku getah pohon karet ini berfungsi merapikan
potongan rumbai yang memberi fleksibilitas dan stabilitas dimensi.
5.
Bingkai tufting
Rangka atau bingkai tufting umumnya terbuat dari kayu
dilengkapi paku payung karpet atau gripper di tepiannya. Paku-paku ini berguna
menahan kain pendukung utama agar tetap membentang kuat.
Proses tufting terbagi menjadi
beberapa tahapan,yaitu:
1.
Membingkai Kain
Pertama, siapkan kain tufting primer dan bentangkan
pada bingkai atau frame kayu. Pastikan kain sudah direntangkan erat
agar tetap stabil menahan tekanan pistol tufting dan menjaga kain tetap kencang.
Sehingga penyisipan benang dengan tufting gun lebih mudah.
Untuk mendapat hasil akhir yang maksimal, gunakanlah
kain pendukung primer khusus dengan kepadatan anyaman sesuai ukuran jarum alat
tufting.
2.
Menggambar pola
Jika kain sudah terpasang sempurna, kamu bisa mulai
menggambar desain sesuai keinginanmu. Setelah itu, pilih warna-warna benang
yang akan digunakan dan masukkan ke tufting gun.
3.
Proses Tufting
Selanjutnya kamu bisa langsung memulai proses tufting
dengan menembakkan benang mengikuti pola yang sudah dibuat. Eits, menembaknya bukan
dari depan lho, tapi dari bagian belakang kain.
Tujuannya agar simpul benang tersembunyi dibalik kain
dan jahitan pada gambar tampak lebih rapi dan kuat di sisi depan. Nah, disinilah
letak keunikannya.
4. Backing dan Finishing
Setelah menyelesaikan tufting, berarti kamu sudah sampai
di tahap akhir yaitu backing dan finishing. Mulailah dengan memotong sisa-sisa
benang pada bagian depan dan belakang kain. Berlanjut ke proses backing atau mengelem
bagian belakang kain menggunakan lateks.
Sebelum itu, gunakan kain liner atau bahan pelapis untuk menutup
simpul-simpul benang. Supaya hasil akhirnya lebih kokoh dan jahitannya tidak
mudah lepas.
Teknik tufting dapat
menghasilkan produk-produk kreatif dan bernilai tinggi. Seperti bantal, tas,
hiasan dinding, serta memodifikasi pakaian lama agar terlihat seperti baru. Dengan
kreativitas yang tepat, karya-karya tufting berpeluang besar menjadi sektor bisnis
di bidang industri kreatif subsektor kriya.
Selain itu, berikut Permadani
atau hiasan dinding yang terbuat dari serat wol terbukti meningkatkan kualitas
udara di dalam ruangan.
1.
Mampu mendeteksi kontaminan dan membantu mengatur
kelembapan ruangan.
2.
Karpet dan permadani berumbai juga menawarkan permukaan
yang nyaman dilewati, ketahanan selip dan mengurangi resiko benda rusak saat
terjatuh.
3.
Tidak mudah terbakar
4.
Menyembunyikan tanah dan kotoran lain agar tidak
terlihat
Sedangkan rumbai dari benang
nilon akan mengalami degradasi warna apabila terpapar sinar matahari berlebih.
Itu dia segala hal yang perlu
kamu ketahui tentang tufting. Cukup menarik bukan? Bisa nih jadi referensi ide
usaha kamu. Jangan lupa selalu pilih bahan-bahan berkualitas dalam setiap
kreasi produkmu ya.