Pemilihan kain menjadi salah satu
titik kritis sebelum memulai proyek sulaman silang atau kristik. Terutama bagi
Anda yang baru terjun di dunia kerajinan tangan, khususnya seni menjahit benang
secara menyilang alias kruistik.
Jenis sulaman yang membentuk
huruf X ini membutuhkan kain-kain yang memiliki kotak-kotak atau lubang dalam
ukuran sama. Baik secara vertikal maupun horizontal. Satu diantaranya yaitu
kain aida.
Yaps, bahan aida memang sangat
populer di kalangan pengrajin kristik. Biar nggak penasaran, berikut ulasan
tentang kain aida serta karakteristik dan pemanfaatannya!
Bahan aida merupakan kain strimin yang memiliki lubang kotak-kotak dan kerap dipakai untuk membuat kruistik. Kain strimin ini umumnya berbahan dasar kapas maupun serat sintetis.
Sumber: https://stitchedmodern.com/
Nama ‘Aida’ sendiri sebenarnya
adalah merk dagang dari perusahaan Zweigart, Jerman. Kain berkarakter kaku dan
memiliki pola lubang yang mudah dihitung ini pertama kali diproduksi tahun
1908.
Ukuran lubang pada kain aida
dibuat cukup lebar agar memudahkan saat mengaplikasikan tusuk silang
menggunakan benang sulam. Banyak pengrajin memilih kain ini sebagai media
bordir atau sulaman kristik.
Jenis kain Aida mulai 6ct hingga
22ct. Kode angka dibelakang nama kain tersebut menandakan jumlah lubang kain
atau count (ct) per inci kain. Misalnya Aida 10 berarti setiap inci kain
tersebut terdapat 10 kotak anyaman benang.
Aida yang paling sering dipakai untuk kristik (cross stitch) adalah 14ct dan 16ct. Di atas ukurang 18ct lazim dipakai dalam pembuatan sulaman biasa (petite-stitch). Para perajin kristik menyebut ukuran 14ct ini sebagai ukuran "normal". Ukuran di bawahnya seperti 18ct, disebut "kecil" sedangkan ukuran di atasnya (contoh 12ct, 10ct) disebut "besar”.
Sumber: https://ysolda.com/
Sifat dan karakteristik kain aida
sangat tergantung pada serat penyusunnya. Jika penyusunnya serat katun, maka ia
akan mudah dicuci, tahan lama, dan terasa lembut saat disentuh. Sebagian besar
kain Aida berbahan 100% katun, tak sedikit pula yang ditambah campuran serat
rayon. Kualitasnya memang tidak sebaik katun murni, tapi harganya lebih murah.
Bahan aida memiliki pinggiran
berjerumbai dan seringkali perlu menjahitnya dulu sebelum digunakan. Umumnya
kain ini dipasarkan dalam bentuk lembaran maupun gulungan dengan lebar 40-60
inci.
Satu hal yang perlu diperhatikan
saat membuat produk kerajinan tangan dari kain aida yaitu tidak boleh dicuci
sebelum pekerjaan selesai. Hal itu dikarenakan kain bisa mengkerut sebanyak 0,25
hingga 0,5 inci. Lubang-lubang yang ada pada kain pun akan menyempit dan
menghambat proses sulam.
Kain Aida mengkerut secara alami
di bagian-bagian yang dibordir, itulah kenapa hasil akhir kruistik akan tampak
lebih indah setelah pencucian.
Sejak zaman dulu, bangsa Eropa
mengenal kain strimin untuk membuat aneka kerajinan kristik. Bahkan seni menyulam
menggunakan kain strimin termasuk jenis sulaman paling tua di dunia.
Kain strimin mulai dikenal di Indonesia
sejak masa pendudukan Belanda. Hingga akhirnya masyarakat Indonesia lebih
mengenal kain berlubang besar ini sebagai kain untuk sulaman yang paling
sederhana dan cocok bagi para pemula.
Bahan Aida kerap dimanfaatkan
sebagai taplak meja, hiasan dinding bernuansa kristik dan variasi pada pakaian.
Pemanfaatan kain aida dalam aneka produk kerajinan kristik juga cukup digemari.
Dengan pola yang beragam serta
warna-warna menarik, kristik menjadi jenis kerajinan tangan yang bernilai seni
tinggi dan terbilang mahal. Pemakaian benang-benang berkualiatas juga sangat
mempengaruhi harga jual kerajinan kristik.
Potongan kain aida berhiaskan
sulaman kristik terlihat begitu menawan ketika dikombinasikan pada baju wanita maupun
baju anak-anak. Variasi anyaman kristik juga menampilkan kesan vintage yang
begitu kental dan khas. Tetapi dengan bentuk fisik kain aida yang
berlubang-lubang, perawatannya pun harus ekstra hati-hati.