Baju kurung adalah salah satu pakaian adat masyarakat etnis
Melayu yang mendiami wilayah Malaysia ataupun Indonesia. Baju ini memiliki rancangan
longgar pada lubang lengan, perut, dan dada. Saat dikenakan,
bagian bawah baju terlihat sejajar dengan pangkal paha atau memanjang hingga atas
lutut.
Dulunya baju kurung hanya
dikenakan para wanita saat menghadiri upacara-upacara adat di lingkungan
kerajaan Melayu. Tak seperti sekarang, dimana baju khas Melayu ini menjadi
busana harian yang digunakan oleh masyarakat umum. Yuk, mengenal lebih dekat
tentang baju kurung!
Sekilas Tentang Perkembangan Baju Kurung
Baju kurung Melayu mulai digambarkan secara jelas dalam sastra sejarah melayu pada abad ke-14. Orang melayu mulai memakai atasan semacam tunik yang mendapat pengaruh budaya Islam dari kawasan Timur tengah. Awalnya berpotongan ketat dan pendek, namun berubah jadi lebih longgar dan panjang oleh Tun Hassan.
Desain baju kurung seperti
sekarang mulai muncul pada masa pemerintahan Sultan Abu Bakar pada Tahun 1800. Memasuki
abad ke 20, busana ini pun mulai dikenakan oleh penari istana Palembang dan
menjadi busana populer di Sumatera.
Sebenarnya baju kurung adalah
jenis pakaian yang dipakai oleh laki-laki maupun perempuan. Namun saat ini
istilah ‘baju kurung’ lebih umum digunakan untuk menyebut busana wanita Melayu.
Sedangkan baju kurung laki-laki di Malaysia dikenal dengan sebutan "baju
Melayu".
Sedangkan di Indonesia, baju
kurung untuk kaum pria dijuluki "teluk belanga". Padahal kalau
menyasar asal usul bahasanya, "teluk belanga" merujuk pada jenis baju
kurung selain cekak musang.
Baju kurung menjadi bagian dari
budaya masyarakat Melayu di Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, Singapura
dan Thailand bagian selatan. Model baju ini punya sejumlah ciri khas, antara
lain sebagai berikut:
1.
Desain sederhana
Model baju kurung sangat sederhana. Bagian perut,
lengan, dan dada pada baju dibuat longgar supaya pemakainya merasa nyaman dan leluasa
saat bergerak. Bawahannya pun hanya berupa rok berpotongan lurus atau kain
lilit.
2.
Panjang dan potongan
Biasanya, panjang baju kurung sampai pangkal paha atau
batas lutut. Ada yang dibuat dalam pola potongan lurus, A-line atau mengikuti
lekuk tubuh namun tetap longgar.
3.
Tidak memiliki kerah
Bagian leher baju kurung melayu umumnya tidak memiliki
kerah, hanya direnda atau dilipat. Aksen ini memberi kesan sederhana dan
elegan.
4.
Aksen hias
Beberapa model baju kurung, khususnya untuk
acara-acara formal dihiasi aksen sulaman emas atau motif bordir agar terlihat
lebih menarik. Detail tersebut biasanya ditempatkan di bagain kerah, lengan
atau bawah baju dan rok.
5.
Jenis bahan
Baju kurung umumnya dibuat dari jenis kain-kain halus seperti
katun, sutera, sifon hingga kain songket dengan motif khas.
6.
Tidak dipasangi kancing
Ciri lain dari baju kurung wanita
adalah tidak adanya kancing di bagian depan. Resleting jepang atau zip dipasang
di tengah pundak belakang untuk memudahkan penggunaannya.
Kelengkapan Baju Kurung Laki-laki dan Perempuan
Menurut buku "Pakaian Patut
Melayu”, ada beberapa aspek yang membedakan baju kurung laki-laki dan perempuan
diantaranya yaitu:
·
Baju kurung pria terdiri dari atasan mirip baju
koko, celana (seluar) dan kain samping. Sedangkan baju kurung wanita berupa
atasan mirip tunik dan rok polos atau motif berpotongan sederhana.
·
Jatuhnya baju kurung perempuan sampai di bawah
lutut, dengan alas leher yang sempit dan tidak memiliki saku. Sementara, panjang
baju kurung lelaki hanya sampai bawah bokong, alas leher melebar, dilengkapi saku
di kanan dan kiri.
Kelengkapan
Perempuan
1.
Sarung
Baju
kurung perempuan dipasangkan bersama sarung dengan ikatan "ombak mengalun".
Yaitu lipatan kain yang berombak-ombak di sisi kiri dan kanan badan.
2.
Kain Dagang
Kain
dagang adalah jenis kain sarung yang digunakan sebagai penutup kepala atau kerudung.
Saat berada di dalam ruangan, kain ini diikatkan ke pinggang atau disangkutkan
di lengan.
3.
Selendang
Selendang
biasa disampirkan di bahu. Kalau sedang memakai kain dagang, digunakan kain
mantul yang lebih pendek dan bersulam.
Kelengkapan Laki-laki
1.
Celana
Layaknya
busana pria pada umumnya, baju kurung lelaki dipadukan bersama celana panjang
yang disebut seluar.
a.
Seluar Panjang hingga batas pergelangan kaki.
Ada
pula yang memakai baju kurung dengan sarung tanpa memakai celana atau disebut "ketumbing."
Pemakaiannya hanya untuk di dalam rumah atau ke masjid atau surau.
2.
Kain Samping
Kain
samping dipakai diluar setelan baju dan celana sebagai penutup paha dan bokong.
Terdapat beberapa versi terkait cara memasangnya, yaitu:
Menggunakan
kain lepas yang dililitkan ke pinggang lalu "dipancung," sebelum
sampai di ujung kain. Salah satu
ujungnya disemat sedangkan ujung lainnya dibiarkan terkulai ke bawah.
Cara memakai
kain samping ini lebih sering dipraktekkan pada mempelai laki-laki dalam acara
pernikahan adat Melayu. Disebut kembung karena teknik itu memang menciptakan
kesan menggembung. Caranya dengan menarik kain sarung ke bagian tengah atau
tepi badan untuk diikat dan disimpul agar melekat di pinggang.
Terakhir ada
ikatan lingkup yang paling sering dipakai oleh pria melayu. Mirip dengan cara
memakai sarung sehari-hari, yaitu dengan melingkupkan salah satu atau kedua
ujung kain sarung ke bagian depan atau bagian samping hingga kencang. Setelah
itu, barulah bagian atas sarung digulung ke bawah untuk menguncinya.
Itu dia beberapa hal yang wajib
kamu tahu tentang baju kurung, busana khas masyarakat Melayu. Meski selalu
diidentikkan sebagai pakaian adat Malaysia, tapi nyatanya beberapa provinsi di
Indonesia juga memakai baju kurung dalam keseharian mereka. Terlebih masyarakat
yang tinggal di wilayah Semenanjung Melayu mulai dari Temiang (Aceh Selatan), sebagian
Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat.