Stagen atau bengkung adalah kain
panjang yang menjadi pelengkap busana tradisional wanita maupun pria Jawa. Dibandingkan
kain-kain tradisional lain, stagen terlihat seperti sebuah
barang yang tidak terlalu penting karena keberadaannya hanya sekadar pelengkap. Meski demikian, perjalanan sejarahnya tetap tak bisa lepas dari budaya masyarakat Jawa Kuno.
Lebar kain ini kurang lebih 15 cm
dengan panjang 5 hingga 10 meter. Digunakan dengan cara dililitkan ke pinggang
gunanya sebagai mengikat atau mengunci kain jarik agar tidak melorot. Dalam kebudayaan
barat, kegunaan stagen mirip dengan korset. Hanya saja, penggunaan stagen jauh
lebih lama dan kurang karena harus dililitkan berkali-kali ke pinggang.
Awalnya, stagen dibuat dari benang katun dan hanya dibuat satu warna saja. Contohnya seperti warna hitam, biru, merah ataupun hijau. Lain halnya dengan saat ini dimana para stagen sudah berevolusi menjadi lembaran kain dengan dua atau lebih kombinasi warna. Disebut sebagai rainbow stagen yang terinspirasi dari kain lurik bermotif garis-garis yang sering digunakan oleh masyarakat Jawa.
Sumber: https://id.carousell.com/
Secara teknis, pembuatan stagen
warna-warni demham cara tradisional akan lebih sulit dan lama dibanding stagen
satu warna. Namun seiring evolusi industri dan meningkatnya permintaan pasar,
banyak produsen mulai beralih menggunakan mesin dan benang polyester.
Stagen katun yang dibuat secara
tradisional (ATBM) memang selalu unggul jika ditinjau dari sisi kenyamanan
maupun ketahanannya. Tapi kalau dilihat
dari segi harga stagen katun atau polyester pabrikan tetap yang termurah.
Dalam kehidupan masyarakat Jawa, proses
pembuatan, bentuk, cara memakai bengkung terdapat makna mendalam. Bentuk stagen
yang sangat panjang disimbolkan sebagai usus panjang artinya selalu sabar.
Selaras dengan proses pembuatannya yang dilakukan secara tradisional oleh para
pengrajin tenun. Alur prosesnya pun cukup lama dan membutuhkan ketekunan serta
kesabaran.
Lilitan stagen di pinggang juga
menyimpan makna tersendiri lho. Dimana lilitan yang rapat akan membuat
pemakainya tak bisa bergerak bebas, mereka harus berhati-hati saat berjalan atau
beraktivitas. Maknanya tak lain adalah supaya pemakainya senantiasa sabar dan
hati-hari dalam bertindak.
Bahkan dalam proses tenun stagen
yang dilakukan tanpa alat tenun mesin, dipercaya menyimpan nilai filosofi
tersendiri di benak para pengrajin. Benang yang diulur tidak akan habis, seolah
menjadi simbol akan rezeki yang tidak pernah putus.
Para pengrajin stagen juga
menghayati proses pembuatan stagen sebagai sebuah usaha yang terus
berkelanjutan. Benang tenun pun seolah menjadi sumber penghidupan mereka.
Dalam tradisi keraton dan
masyarakat Jawa, stagen digunakan dengan melilitkannya ke pinggang setelah
memakai kain panjang atau jarik. Selanjutnya, barulah memakai baju atasan berupa
kebaya wanita atau beskap bagi laki-laki. Stagen juga diyakini perempuan Jawa
sebagai pembentuk postur tubuh, khususnya merampingkan perut wanita yang baru
melahirkan.
Itulah kenapa ibu-ibu jaman dulu,
khususnya wanita dari tanah Jawa gemar memakai stagen bahkan hingga tiga bulan
pasca melahirkan. Mereka berharap dengan itu bentuk perutnya bisa kembali ideal
atau seperti sebelum mengandung.
Kain stagen yang dililit
berlapis-lapis akan membuat perut terasa kencang dan terlihat lebih kecil. Terdapat
beberapa aturan pelipatan dan penggunaan helaian kain panjang ini. Pada saat
memakai stagen, gulungan harus berada di atas tangan. Sementara saat melipatnya,
gulungan diletakkan di bawah tangan.
Seiring berjalannya waktu,
penggunaan stagen usai proses persalunan mulai dipertimbangan oleh dokter dan
para ahli kesehatan. Bahkan tak sedikit yang mengecam penggunaan stagen oleh
kaum wanita setelah melahirkan.
Padahal sebenarnya sah-sah saja
memakai bengkung alias stagen setelah melahirkan. Tapi, perlu dipilih tipe
stagen yang sesuai dengan metode persalinan mereka. Jika menjalanin proses
persalinan normal, maka ibu bisa menggunakan stagen tradisional.
Selama masih nyaman, ibu boleh
memakai stagen sesering mungkin. Tapi durasinya dianjurkan tidak lebih dari
10-12 jam sehari dan dalam kurun waktu 6-8 minggu saja. Karena fakta kesehatan
menyebutkan bahwa terlalu lama memakai stagen dapat meningkatkan resiko
melemahnya otot perut.
Sedangkan untuk ibu yang
melahirkan secara Caesar sangat tidak dianjurkan untuk memakai bengkung. Mengingat
luka bekas operasi butuh waktu lama sampai benar-benar sembuh dan kering.
Kalaupun tetap ingin menggunakan stagen, lebih baik pilih korset modern yang
lebih elastis sehingga tidak memberi tekanann berlebih di area luka bekas Caesar.
Itu dia segala hal yang perlu
kamu ketahui tentang stagen. Meski kini sudah jarang digunakan, tapi stagen
tetaplah bagian dari budaya berbusana masyarakat Jawa. Semoga bermanfaat ya!