Desain sepatu terus berevolusi
sejak awal penciptaannya. Terhitung hingga saat ini sepatu sudah ada dan
mengikuti perkembangan kehidupan manusia selama 40.000 tahun lamanya. Perjalanan
waktu menjadikannya sebuah item bersejarah dengan beragan fakta unik yang
jarang diketahui banyak orang.
Mulai dari desain paling
sederhana menggunakan bahan-bahan alami seperti daun, kulit dan serat. Ada yang
dirangkai menggunakan pilinan serat, beralaskan jerami serta upper (penutup)
berbahan dasar kulit. Atau hanya lembaran kulit yang bagian atasnya dikaitkan
dengan tali jerami.
Nah, berikut beberapa fakta tentang sejarah dan perkembangan desain sepatu dari waktu ke waktu.
Sejak zaman dulu, desain dan bahan utama sepatu disesuaikan dengan letak geografis, iklim serta budaya. Di wilayah utara, sepatu dibuat dari kulit tebal dilengkapi bulu atau jerami guna memberi kehangatan. Sedangkan di wilayah selatan, sebagian orang memakai alas kaki dari daun kelapa atau serat papyrus.
Sepatu yang awalnya sebagai kebutuhan praktis untuk melindungi kaki perlahan berubah menjadi tren mode dan gaya hidup. Bahkan saat ini, sepatu juga merepresentasikan identitas dan selera fashion individu.
Sepatu terus mengalami evolusi, dari yang paling sederhana hingga modern dan berbasis teknologi.
1.
Sepatu Oetzi
Tahun 1991,
peneliti arkeologi di pegunungan Alpen mengungkap penemuan manusia mumi bernama
Oetzi yang diyakini hidup pada zaman batu atau sekitar 5.300 tahun lalu. Menariknya,
mumi ini masih lengkap memakai sepatu kulit yang dirancang khusus untuk lingkungan
bersalju. Dilengkapi fitur kedap air dan sol lebar dari bahan kulit beruang
dengan bagian atas menggunakan kulit rusa.
Jaring-jaringnya
dibuat dari kulit pohon dan sisi dalam berselimut jerami layaknya fungsi kaos
kaki modern. Walaupun detail jahitan sepatu terbilang kecil dan kurang andal,
tapi sepatu Oetzi menggambarkan kecerdikan manusia prasejarah dalam beradaptasi
dan bertahan hidup di lingkungan mereka yang bersuhu ekstrim.
2.
Sepatu Kulit Armenia
Penggalian arkeologis yang dilakukan di Gua Armenia juga menghasilkan sebuah temuan menarik berupa sepatu kulit. Berdasarkan perhitungan tanggal radiokarbon, sepatu ini diperkirakan berasal dari masa logam Armenia atau sekitar 3.500 tahun SM. Kondisinya masih utuh dengan bagian dalam berisi rumput dan bentuk mirip Moccasin tanpa hak.
Baca Juga:Cara Merawat Sepatu Kulit Yang Benar, Udah Tau Belum? |
Sepatu tersebut dilengkapi tali guna menjahit bagian depan dan tumit, terbuat dari kulit yang bertekstur lembut mirip kulit sapi. Jika dilihat dari segi ukuran dan dibandingkan dengan ukuran kaki modern, ia lebih terlihat sepert sepatu perempuan size 7 dalam ukuran AS.
3.
Sepatu Mesir
Sepatu datar berbentuk
perahu ini merupakan karya luar biasa dari zaman Mesir Kuno, yaitu sekitar
tahun 1550 SM. Terbuat dari anyaman bulu yang ringan dan fleksibel dengan tali berbahan
buluh yang panjang dan tipis lalu dilapisi potongan buluh lebar. Lapisan
tersebut memberi sentuhan estetika yang unik dan dramatis.
Desain yang
tegas dan kepraktisannya seolah mencerminkan kecerdikan perancang sepatu dalam
menciptakan alas kaki yang nyaman juga fungsional. Menariknya lagi, gaya desain
sepatu ini masih relevan hingga abad ke-19.
4.
Sepatu Rami
Penemuan sepatu
bersejarah yang diperkirakan berasal dari rentang waktu 68-56 SM muncul dalam
penggalian arkeologis jalur sustra kuno, Dunhuang utara, Tiongkok. Sepatu ini terdiri
dari beberapa lapis tanaman rami yang dijahit bersama menggunakan teknik mirip quilting.
Sehingga tidak hanya membentuk sepatu tetapi juga sebagai unsur dekoratif.
Selain menjadi
bukti kepiawaian dalam penggunaan tanaman rami sebagai bahan utama, sepatu ini
juga mencerminkan tingkat detail dan keindahan dalam proses pembuatannya.
Sepatu serupa bahkan dapat ditemui pada kaki tentara terakota di Xi'an,
menunjukkan kesinambungan gaya dan teknik pembuatan alas kaki ini dalam konteks
budaya yang lebih luas pada masa itu.
5.
Sepatu Bebat Kaki
Jejak unik
dalam sejarah sepatu muncul dari lingkungan kekaisaran Tiongkok pada masa
Dinasti Song abad ke-10 M. Ketika itu, praktik pembebatan kaki menjadi bagian
dari budaya yang umum, terutama di kalangan wanita dengan status sosial yang
lebih tinggi. Praktik ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan kaki dan
menjaga ukuran kaki tetap kecil, sekitar 8 cm, yang dianggap sebagai standar
kecantikan pada masa tersebut.
Pembebatan
kaki tidak hanya berperan sebagai norma kecantikan, tetapi juga mencerminkan
hierarki sosial dan norma keanggunan pada zaman kekaisaran Tiongkok. Fenomena
ini mencerminkan sejarah penampilan dan norma kecantikan yang unik dalam
masyarakat tersebut.
6.
Poulaine
Tepat pada abad ke-12, perajin sepatu di Eropa menciptakan tren sepatu berujung lancip yang dikenal sebagai poulaine. Sepatu ini tampak elegan namun ekstrem karena dibuat dari bahan kulit dengan desain ujung yang sangat sempit.
Puncaknya terjadi di akhir abad 14, dimana bentuk poulaine berujung sangat lancip dan meruncing ke atas menjadi tren fashion para bangsawan Eropa. Namun popularitas tersebut justru membuat banyak orang menjadi korban mode.
Bahkan para
pemakai poulaine dari kalangan bangsawan Inggris berpesta dengan sepatu poulaine
panjang dan sempit. Sehingga mereka terpaksa menalikan ujung sepati dengan pita
elastis di sekitar lutur yang membuat mereka kesulitan berjalan.
7.
Sepatu Ujung Bulat
Memasuki abad
ke-16 model sepatu di Inggris kian bervariasi. Sepatu anak-anak mulai berujung
bundar, terbuat dari bahan kulit dan ciri khas satu tali pengait yang melintang
di bagian atas sepatu.
Desain yang ergonomis
dan nyaman ini menjadi ikon dalam perkembangan model sepatu anak sejak dulu
hingga sekarang.
8.
Sepatu Cocor Bebek
Di abad yang
sama, dunia mode mengalami perubahan yang signifikan. Sepatu tidak hanya
menjadi lebih pendek, tapi juga ujung lebih bulat yang lebih dikenal sebagai sepatu
cocor bebek. Contoh paling menarik ditemukan pada lukisan tahun 1536 yang
menggambarkan Raja Henry VIII mengenakan sepatu cocor bebek dengan lapisan atas
berpola sayatan.
Ujung yang membulat,
menciptakan ilusi bentuk paruh bebek yang diperlebar. Sepatu ini juga dilengkapi
bantalan khusus untuk meningkatkan kenyamanan serta memberi bentuk yang lebih
lebar.
9.
Sepatu Hak Tinggi
Selama periode Renaisans, raja-raja Eropa mengenakan sepatu dengan heels sangat tinggi sebagai simbol supremasi dan status sosial mereka. Desain ini memungkinkan mereka terlihat anggun dan dominan, bahkan saat melintasi kubangan air. Itu karena hak sepatu mereka kadang mencapai 30 cm.
Baca Juga: |
Salah satu tokoh yang mendongkrak popularitas sepatu high heels yaitu Raja Louis XIV dari Perancis. Keberaniannya memakai sepatu tersebut menciptakan tren baru di kalangan bangsawan Eropa.
10.
Gaya Barok (Baroque)
Aliran baroque
berkembang sebagai kesenian di Eropa pada abad 16 hingga abad 18. Ini ditandai
dengan gaya kompleks yang agung dan mewah pada fashion, termasuk model sepatu.
Bahan beludru, satin, sutra dengan hiasan berbunga-bunga dan batu permata menjadi ciri khas sepatu pada era ini. Laki-laki maupun perempuan bisa memakainya. Butuh keterampilan hebat dari para pengrajin sepatu untuk mengolah bahan-bahan mewah tersebut jadi sepasang sepatu.
11.
Sepatu Bot Kulit
Usai perang
Napoleon yang mengguncang Eropa, desain sepatu menjadi lebih praktis sebagai
adaptasi setelah berlalunya masa sulit. Tepati di abad ke-19, model sepatu antara
laki-laki dan perempuan mulai dibedakan.
Tren ini menandai
akhir dari dominasi sepatu hak tinggi untuk laki-laki karena desain yang lebih
praktis dan fungsional lebih diminati. Sebaliknya, perempuan cenderung memilih
sepatu modis dan beragam bentuk.
12.
Sepatu Trendi
Pada paruh
kedua abad ke-20, muncul tren sepatu yang dipengaruhi budaya pop Amerika. Dorongan
untuk tampil berbeda, unik, dan menjadi bagian dari subkultur tertentu makin
memengaruhi citra pria maupun wanita.
Seiring
perkembangan gaya hidup, bahan baku jadi lebih terjangkau, alhasil tren alas
kaki mengalami perubahan yang signifikan. Sepatu mewah dan berkualitas tinggi
digantikan oleh desain yang lebih praktis, modis dan mengikuti tren warna. Ini
merupakan awal dari perjalanan sepatu kanvas, sneakers, flat shoes serta model
lain.
Itu dia perjalanan sejarah sepatu yang terus mengalami perubahan dan modernitas. Transformasi desainnya mencerminkan pergeseran nilai dan norma dalam masyarakat dimana gaya hidup serta ekspresi diri jadi fokus utama. Sepatu pun tidak hanya sekedar aksesori, tetapi juga gaya dan identitas kultural.
Jangan lupa, percayakan kebutuhan kain untuk bahan sepatu, tas, totebag dan keperluan lain pada Bahankaincom. Kami menyediakan berbagai jenis kain dengan beragam spesifikasi lebar serta anyaman.
Segera cek di Kategori Produk kami dan temukan kain incaranmu.
Atau hubungi customer service kami untuk detail produk, pemesanan serta informasi lainnya.