Didiet Maulana bukan lagi nama
baru dalam dunia fashion Indonesia. Perancang busana kelahiran Jakarta, 18
Januari 1981 ini kerap dipercaya oleh selebritas maupun pejabat kenegaraan
untuk mendesain pakaian mereka di hari-hari istimewa.
Pria berusia 43 tahun itu dikenal sebagai maestro dibalik pakaian tenun ikat dan kebaya yang penuh makna. Didiet juga mempunyai label busana sendiri bernama IKAT Indonesia yang membuat busana modern dan koleksi ready to wear dengan sentuhan budaya serta kain-kain tradisional Nusantara. Jenama tersebut lahir dari kegelisahannya terhadap kelestarian budaya tradisional Indonesia, khususnya kain tenun ikat.
Daftar kolaborasi penciptaan busana Didiet juga sudah cukup panjang. Mulai dari seragam maskapai penerbangan, aplikasi motif tenun di sejumlah merchandise hingga pembuat kebaya serta gaun untuk robot Sophia.
Dan yang terbaru, ia
berkolaborasi dengan Mills, Kemenpora dan National Paralympic Committee
Indonesia (NPCI) merancang ‘Sandya Niskala’, kostum atlet Indonesia untuk
Paralimpiade 2024. Seperti apa perjalanan karier Sang Maestro Kebaya? Simak ulasan berikut ini
yuk!
Didiet Maulana, sudah menyukai dunia fesyen sejak
usianya menginjak 7 tahun. Didiet kecil menyukai penampilan neneknya saat
mengenakan busana kasual atau kebaya karena dinilai sangat fashionable. Bahkan, nenek Didiet kerap terpilih sebagai perempuan
dengan busana terbaik dalam berbagai pertemuan Dharma Wanita yang diikutinya.
Kecintaan Didiet pada kain tradisional pun tak lepas
dari peran sang nenek yang mengajarkan bagaimana mencintai dan merawat kain
tradisional.
Dibalik kesuksesan bisnis dan kariernysa sebagai perancang busana, ternyata Didiet Maulana tidak punya background pendidikan di bidang fashion, lho. Dikutip dari akun Linkedin, ia meraih gelar sarjana di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) jurusan Arsitektur dan lulus pada tahun 2003.
Lulus dari sana, ia sempat bekerja sebagai talent artist relations di MTV networks selama
2 tahun (Juni 2003-November 2005). Didiet sempat mengisi kursi manajer Group Marketing Communications di PT
Gilang Agung Persada (Desember 2005-Juni 2012).
Karena kesibukannya menjalankan bisnis, jejak edukasi
Didiet baru dilanjutkan pada tahun 2019. Ia pun memilih meneruskan pendidikan master di Cambridge Judge Business School jurusan Business, Management, Marketing, and Related
Support Services dan lulus pada tahun 2020.
Jenuh dengan pekerjaannya, Didiet memutuskan untuk
keluar dan mengambil langkah berani memasuki ranah fashion. Setelah riset yang
panjang, tepat tahun 2011 ia mengubah title nya menjadi seorang perancang
busana dan mendirikan IKAT Indonesia.
Lewat merk tersebut, Didiet menuangkan idenya mengolah
tenun ikat khas Indonesia menjadi busana siap pakai. Karena, saat itu ia tidak
menemukan desainer muda yang bisa sekaligus berani mengutak-atik tenun ikat
jadi produk ready to wear. Perjuangannya
bersama IKAT Indonesia dimulai dari galeri rumahan hingga menjadi sebuah merk
tersohor di berbagai kalangan.
Kepiawaian Didiet Maulana dalam mendesain busana,
khususnya kebaya dan busana tradisional juga sudah diakui oleh para public
figure dan selebritas tanah air. Bahkan beberapa dari mereka sudah menjadi pelanggan
setia busana-busana klasik rancangan Didiet. Entah untuk momen-momen spesial
seperti wisuda, lamaran, pernikahan, 7 bulanan atau sekedar dresscode tradisional
dalam sebuah acara.
Nama-nama besar seperti Bunga Citra Lestari, Nikita
Willy, Maudy Ayunda, Isyana Sarasvati, hingga menteri BUMN, Erick Thohir kerap
menyertakan Didiet Maulana di hari istimewa mereka.
Setelah berhasil membranding IKAT Indonesia, Didiet Maulana
mulai melebarkan sayapnya dengan membuat speciality
brand yaitu Svarna by IKAT indonesia dan Sarupa. Svarna by IKAT Indonesia berfokus
pada rancangan busana premium untuk pernikahan atau acara resmi lain.
Sedangkan brand Sarupa by IKAT Indoensia yang berdiri
tahun 2013 lebih memusatkan produknya pada rancangan seragam perusahaan guna
memperkaya serta meningkatkan citra mereka. Ia pun sudah merancang seragam
untuk awak kabin Garuda Indonesia, seragam BPJS Ketenagakerjaan, seragam Honda,
dan masih banyak lagi
Kecintaan Didiet pada kebaya tak sebatas dalam dunia
bisnis tetapi jauh lebih mendalam hingga menyentuh ranah pendidikan. Terbukti
dengan pengorbanannya melakukan berbagai riset dan pendalaman mengenai kebaya
hingga berhasil menerbitkan buku berjudul “Kisah Kebaya”.
Didiet mengungkap bahwa penelitian yang dilakukan pada
tahun 2012 adalah murni untuk memperkaya wawasannya tentang kebaya dan wastra
Nusantara. Ia mencara referensi dari buku, pengetahuan penjahit kebaya di
berbagai kota, hingga dokumen lain yang tersebar dimana-mana.
Namun setelah mengunjungi sebuah sekolah jurusan tata
busana dan melihat fakta bahwa minimnya pengetahuan para siswa tentang kebaya,
barulah Didiet mulai termotivasi menulis serta membagikan pengetahuannya. Buku
berjudul Kisah kebaya karya Didiet maulana merangkum sejarah, jenis kebaya hingga
cara membuatnya.
Didiet Maulana makin dielu-elukan setelah ia beserta
tim IKAT Indonesia sukses menggelar peragaan busana di New York Fashion Week (NYFW) Indonesia
Now The Shows Spring Summer 23/24 pada Sepetember 2023 lalu. Kesempatan
emas tesebut, ia menampilkan koleksi terbaru yang bertajuk "The
Wiron".
Kata ‘Wiron’ sendiri diambil dari bahasa Jawa
"wiru" yang berarti susuanan lipatan-lipatan kecil memanjang pada
kain. Ia terinspirasi dari teknik wiron pada penggunaan kain batik Jawa. Detail
lipatan pun terlihat jelas pada desain rok panjang serta gaun-gaun rancangannya.
Didiet juga mengungkap bahwa koleksi "The Wiron" merepresentasikan
kedinamisan generasi muda serta memancarkan aura optimistis dan energik wanita
Indonesia.
Itu dia fakta dan perjalanan
karier Didiet Maulana, desainer kebaya dan pakaian tradisional kebanggaan
Indonesia. Tiap helai karyanya seolah menunjukkan bahwa Indonesia kaya akan
wastra dan kain tenun yang indah. Dan sebagai bagian dari Indonesia, sudah
seharusnya kita mencintai dan melestarikan kebaya. Semoga menginspirasi ya!