Kelompok peneliti dari Pusat
Riset Agro Industri Badan Riset Inovasi Nasional atau BRIN menciptakan sebuah inovasi malam
atau lilin batik berbahan kelapa sawit. Ketua Kelompok peneliti dari Pusat BRIN,
Indra Budi Susetyo, mengungkap bahwa penelitian mengenai malam kelapa sawit tersebut
sudah dilakukan sejak tahun 2013-2014.
Mampukah malam sawit menggantikan
lilin batik yang digunakan sebagai perintang warna dalam proses membatik? Simak
faktanya berikut ini, yuk!
Malam atau lilin yang selama ini
digunakan oleh perajin batik dibuat menggunakan campuran parafin juga microwax dari
minyak bumi. Bahan dasarnya diperoleh dari hasil proses penyulingan minyak bumi.
Selain kurang ramah lingkungan, ketersediannya juga semakin terbatas.
Berangkat dari fakta tersebut, tim
riset pun meneliti sumber lain yang potensial dan lebih ramah lingkungan. Salah
satunya yaitu inovasi malam batik berbahan dasar produk sampingan dari pengolahan
minyak kelapa sawit. Parafin berbasis minyak bumi pun dapat digantikan dengan
Bio Paraffin Substitute (Bio PAS) berbahan dasar kelapa sawit. Mengingat ketersediaan
sawit serta proses produksi minyak sawit Indonesia yang luar biasa besar.
Indra menyatakan bahwa malam atau
lilin dari minyak kelapa sawit dapat menghalangi penyerapan warna pada kain
batik. Dengan kata lain, malam sawit berfungsi layaknya parafin pada proses
membatik yaitu merintangi garis gambar motif pada kain selama pewarnaan.
Tahapan pengujian melibatkan
perwakilan dari kalangan pembatik di wilayah Surabaya, Semarang, Yogyakarta,
Surakarta, dan Cirebon melalui kegiatan workshop. Tujuannya tak lain adalah
untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan manfaat kelapa sawit yang begitu
banyak.
Disamping pemenuhan kebutuhan
industri pangan dan energi, olahan kelapa sawit juga mempunyai nilai tambah
untuk subsektor industri kreatif terutama batik. Satu diantaranya yaitu
pemanfaatan stearin yang tak lain adalah produk turunan kelapa
sawit sebagai substitusi
parafin impor, minyak kelapa serta kendal (lemak) untuk malam batik.
Penggunaan malam sawit menunjukkan beberapa keunggulan karena bisa mensubstutusi parafin impor dengan
produk lokal, lebih sustainable dan ramah lingkungan.
Indra juga mengungkap bahwa lilin
dari minyak sawit sudah dibuat oleh perusahaan mitra dalam bentuk padat.
Harganya kurang dari Rp25 ribu per kilogram atau lebih murah dari parafin yang
berkisar Rp27-30 ribu per kilogram. Produk tersebut sudah dipamerkan di acara
Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2023 lalu di Kawasan Sains dan
Teknologi Soekarno, Cibinong.
Hasil pengujian menunjukkan penggunaan
malam sawit pada batik tidak ditemukan adanya rembesan warna pada kain batik. Karakteristik
bahannya tahan terhadap larutan alkali serta asam yang terkandung dalam larutan
pewarnaan. Proses pelorotan malamnya pun lebih cepat dan mudah.
Dilansir dari berbagai sumber.