Siapa di sini yang hobi scrolling TikTok atau YouTube dan tiba-tiba nyangkut di video orang lagi bongkar kardus belanjaan? Nah, itu dia yang namanya tren "haul"! Fenomena ini udah jadi bagian tak terpisahkan dari dunia media sosial kita. Dari baju, makeup, barang rumah tangga, sampai grocery shopping, semuanya bisa di-haul! Tapi, dari mana sih asalnya tren ini? Dan, apa dampaknya buat kita dan Bumi? Yuk, kita bedah tuntas!
Asal Mula
"Haul": Dari Belanjaan Langka Sampai Konsumsi Massal
Awalnya, video "haul" ini populer di kalangan beauty guru di YouTube sekitar awal
2010-an. Mereka biasanya memamerkan produk makeup atau skincare yang baru
dibeli, memberikan first impression,
atau sekadar menunjukkan "apa yang baru aku beli". Konsepnya
sederhana: berbagi pengalaman belanja.
Istilah "haul" sendiri merujuk pada "hasil
tangkapan" atau "hasil panen", yang dalam konteks ini adalah
hasil belanjaan. Dulu, mungkin haul
lebih sering tentang barang-barang yang relatif sulit ditemukan atau barang branded yang eksklusif. Namun, seiring
berjalannya waktu dan kemudahan belanja online, tren ini bergeser. Sekarang,
kita bisa menemukan "haul" dari toko-toko fast fashion, toko serba
ada, sampai haul dari e-commerce raksasa saat ada promo
besar-besaran.
Siapa Aja
Sih Influencer "Haul" yang
Ngetop?
Beberapa influencer
atau content creator memang punya
ciri khas dengan video haul mereka.
Mereka berhasil membangun audiens yang setia karena gaya presentasi yang menarik,
review yang jujur, atau sekadar
karena relatability.
Di Indonesia, banyak banget influencer yang sering bikin video haul. Contohnya:
·
Tasya
Farasya: Meskipun lebih dikenal dengan review beauty yang detail, Tasya juga sering membagikan haul produk kecantikan mewah atau unik
yang bikin penasaran.
·
Rachel
Goddard: Gaya review dan haul-nya yang kocak dan jujur selalu
dinanti. Ia sering menunjukkan haul
dari berbagai kategori, mulai dari skincare hingga barang rumah tangga dengan
gaya khasnya.
·
Gita Savitri: Walaupun
kini lebih fokus ke konten gaya hidup dan opini, di awal karirnya, Gita juga
pernah sering berbagi haul buku atau
barang fashion yang menarik perhatian para penggemarnya.
·
Dan banyak
lagi beauty vlogger, fashion blogger, hingga mom influencer: Mereka
rutin memamerkan haul baju, mainan
anak, perlengkapan rumah, atau belanja bulanan.
Mereka bukan cuma pamer, tapi juga memberikan inspirasi, ide,
atau bahkan review singkat yang bisa
membantu penonton memutuskan apakah suatu barang layak dibeli atau tidak.
Dampak
"Haul": Dua Sisi Mata Uang
Tren haul ini
ibarat dua sisi mata uang, punya dampak positif dan negatif, terutama bagi
ekonomi dan lingkungan.
Dampak bagi
Ekonomi:
·
Pendorong
Konsumsi: Ini jelas. Video haul
bisa sangat persuasif dan mendorong penonton untuk ikut membeli barang yang
sama. Bagi merek dan pelaku usaha, ini adalah marketing gratis yang sangat
efektif.
·
Meningkatnya
E-commerce dan Fast Fashion: Tren ini
sangat berkontribusi pada pertumbuhan belanja online dan industri fast fashion
yang menawarkan harga murah dan koleksi yang selalu baru.
·
Peluang
Bagi UMKM: Tidak hanya merek besar, UMKM juga bisa mendapat sorotan
jika produk mereka di-haul oleh influencer,
membuka peluang pasar yang lebih luas.
·
Ekonomi
Kreator: Tren ini menciptakan peluang ekonomi baru bagi para content creator melalui endorsement, affiliate marketing, atau monetisasi konten.
Dampak bagi
Lingkungan:
·
Overkonsumsi: Ini
adalah kekhawatiran terbesar. Video haul
secara tidak langsung mempromosikan budaya konsumsi berlebihan. Penonton jadi
merasa "perlu" membeli barang yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan,
hanya karena melihat orang lain memilikinya.
·
Limbah
Fashion dan Plastik: Industri fast fashion menghasilkan limbah tekstil
yang sangat besar. Ditambah lagi dengan kemasan plastik dari setiap belanjaan
online, beban lingkungan jadi makin berat.
·
Jejak
Karbon: Pengiriman barang dari e-commerce
(terutama dari luar negeri) juga menyumbang pada jejak karbon yang tinggi.
Bijak
Bersama "Haul": Menikmati Tanpa Merusak
Tren haul memang
seru untuk ditonton dan bisa jadi sumber inspirasi. Namun, penting bagi kita
sebagai penonton untuk tetap bijak dan kritis.
·
Tonton
untuk Inspirasi, Bukan Dorongan Konsumsi: Ingatlah bahwa yang Anda lihat
adalah pilihan belanja orang lain. Sesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran
Anda.
·
Pikirkan
Ulang Sebelum Membeli: Apakah Anda benar-benar membutuhkan barang itu?
Bisakah Anda memaksimalkan barang yang sudah ada?
·
Pilih
Kualitas, Bukan Kuantitas: Daripada membeli banyak barang murah yang mudah rusak,
lebih baik investasikan pada barang berkualitas yang tahan lama.
·
Dukung
Keberlanjutan: Cari tahu lebih banyak tentang merek yang mendukung praktik
produksi yang berkelanjutan atau pertimbangkan membeli barang bekas/preloved.
·
Sadari
Dampak Lingkungan: Setiap keputusan belanja kita punya jejak.
Tren haul adalah cerminan dari budaya konsumsi modern. Kita bisa menikmatinya sebagai hiburan atau sumber informasi, namun tetap dengan kesadaran penuh akan dampaknya. Yuk, jadi konsumen yang lebih cerdas dan bertanggung jawab!