Bicara soal tenis, sulit rasanya tidak menyebut Wimbledon. Turnamen ini bukan sekadar ajang olahraga biasa; Wimbledon Championships adalah sebuah legenda, salah satu dari empat Grand Slam yang paling dihormati di dunia, berdampingan dengan Australian Open, French Open, dan US Open. Namun, ada satu hal yang membuat Wimbledon benar-benar unik; ia adalah satu-satunya Grand Slam yang masih setia dimainkan di atas lapangan rumput yang hijau nan legendaris. Setiap tahun, sekitar akhir Juni hingga awal Juli, mata dunia tertuju ke London, Inggris, untuk menyaksikan magisnya Wimbledon.
Mengapa
Para Pemain Harus Serba Putih di Wimbledon?
Di antara kemegahan dan tradisi yang menyelimuti Wimbledon,
ada satu aturan yang selalu mencuri perhatian dan menjadi ciri khasnya; aturan berpakaian serba putih yang
sangat ketat bagi para pemain. Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa harus
putih? Apakah hanya untuk gaya? Jawabannya lebih dalam dari sekadar estetika, melainkan
sebuah penghormatan pada tradisi yang
berakar kuat sejak abad ke-19.
Berikut alasan di balik aturan “all white” yang ikonik ini:
·
Sentuhan
Tradisi Era Victoria: Aturan ini berawal di era Victoria, sekitar tahun
1879-an. Pada masa itu, warna putih dianggap sebagai simbol kesopanan, kemurnian, dan keanggunan.
Selain itu, ada anggapan bahwa noda keringat pada pakaian berwarna lain
terlihat kurang etis. Nah, warna putih dipercaya dapat menyamarkan noda
keringat lebih baik, menjaga penampilan pemain tetap rapi di mata publik yang
menjunjung tinggi etika.
·
Fokus Pada
Permainan, Bukan Pamer: Dengan semua pemain mengenakan pakaian yang seragam
dan sederhana, fokus utama penonton akan tertuju sepenuhnya pada permainan itu sendiri. Tidak ada warna-warni mencolok atau desain yang heboh
untuk mengalihkan perhatian. Hal ini mendorong apresiasi murni terhadap
keterampilan, strategi, dan performa atletik para petenis.
·
Identitas
dan Konsistensi Visual: Aturan berpakaian serba putih ini telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari identitas
visual Wimbledon. Ia menciptakan suasana klasik, bersih, dan elegan yang
membedakan dari turnamen lain. Bayangkan betapa indahnya deretan pemain di
lapangan hijau dengan balutan putih bersih – sebuah pemandangan ikonik yang
sulit dilupakan.
Bagaimana
Aturan Ini Diterapkan Secara Detail?
Ketatnya aturan ini bukan main-main. Semua yang melekat di tubuh pemain saat di lapangan harus dominan
putih: mulai dari atasan, bawahan (celana, rok, celana pendek), jaket, sweater, topi, ikat kepala, gelang
tangan, kaus kaki, hingga sepatu (termasuk solnya!).
Aksen atau lis berwarna lain memang diperbolehkan, tapi ada
batasannya. Warna tersebut harus sangat
minimal, tidak boleh lebih dari satu sentimeter (10mm) lebarnya, dan hanya
boleh berada di area tertentu seperti kerah, ujung lengan, atau jahitan luar
pakaian. Bahkan, pakaian dalam yang
mungkin terlihat saat pemain bergerak atau berkeringat pun diatur harus
berwarna putih. Namun, ada sedikit angin segar baru-baru ini: mulai tahun 2023,
pemain wanita diizinkan mengenakan celana dalam berwarna gelap di balik rok
atau celana utama mereka sebagai bentuk dukungan terhadap isu menstruasi.
Siapa Saja
yang Wajib Patuh?
Aturan berpakaian serba putih ini adalah kewajiban mutlak bagi semua pemain yang bertanding di Wimbledon.
Ya, semua, tanpa terkecuali! Dari juara bertahan hingga pemain yang baru masuk
kualifikasi, setiap kali mereka melangkah ke lapangan, mereka harus mematuhi
kode berpakaian ini. Konon, para ofisial turnamen bahkan cukup detail dalam
memeriksa kesesuaian pakaian para pemain, kadang-kadang sampai ke ruang ganti!
Lalu, bagaimana dengan penonton?
Nah, untuk penonton, tidak ada aturan berpakaian seketat pemain. Namun, jangan
kaget jika melihat banyak penonton yang berdandan smart casual atau bahkan dressy.
Pria sering terlihat mengenakan setelan jas dan dasi, sementara wanita banyak
yang memilih gaun putih atau busana musim panas yang elegan. Aturan yang lebih
formal (misalnya, larangan jeans,
celana pendek, atau sepatu olahraga) biasanya hanya berlaku untuk area-area
khusus, seperti Debenture Lounge, tempat para pemegang tiket premium.
Jadi, Wimbledon bukan hanya tentang pukulan servis yang cepat
atau backhand yang memukau. Ia adalah
perpaduan unik antara olahraga tingkat tinggi dan tradisi yang kental, di mana
setiap detail, termasuk warna pakaian, punya cerita dan filosofinya sendiri.
Sungguh sebuah warisan yang patut kita apresiasi!