Hiking dan trekking, dua
aktivitas outdoor yang selalu diidentikkan dengan para pecinta alam. Selain
menikmati pemandangan indah dan udara segar di alam terbuka, hiking dan
tracking termasuk jenis olahraga yang bisa melatih kekuatan otot kaki serta
meningkatkan kesehatan fisik. Ibarat kata, “wisata jalan sehat.”
Meski sama-sama kegiatan
pendakian, sebenarnya hiking dan tracking itu dua aktivitas yang berbeda, lho.
Ini faktanya!
Secara etimologi, istilah hiking
berasal dari kata kerja bahasa Inggris, "to hike" yang secara
harfiah berarti "berjalan kaki atau berbaris jauh". Artinya menekankan
pada pergerakan kaki yang disengaja untuk menempuh jarak tertentu dengan tujuan
kesenangan atau rekreasi.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini diserap menjadi "haiking" yang didefinisikan sebagai aktivitas "menjelajah" atau "mendaki gunung". Memperjelas bahwa hiking adalah kegiatan berjalan kaki di jalur yang sudah ada. Baik itu melalui pegunungan, semak-semak, maupun wilayah perdesaan
Asal kata trekking lebih tua dan memiliki makna yang lebih kuat. Kata ini berasal dari bahasa Afrikaans, "trek", yang berarti "perjalanan" atau "migrasi". Istilah trekking pertama kali digunakan untuk menggambarkan perjalanan sulit, panjang dan menantang yang dilakukan oleh para pemukim di Afrika Selatan pada abad ke-19.
Trekking menggambarkan aktivitas berjalan kaki jarak jauh yang menantang di alam bebas, seringkali melibatkan eksplorasi medan sulit seperti pegunungan dan hutan. Berlangsung selama beberapa hari hingga berminggu-minggu, memerlukan persiapan fisik serta peralatan khusus berupa tenda, kantong tidur, dan peta navigasi.
Dari definisi tersebut, bisa disimpulkan bahka hiking dan trekking adalah dua kegiatan yang berbeda. Meski sama-sama merujuk pada aktivitas jalan-jalan, mendaki dan eksplorasi alam, namun keduanya mempunyai perbedaan dari berbagai sisi.
Berikut beberapa hal yang membedakan antara hiking dan trekking:
· Tujuan
Dengan jalur yang lebih baik dan terorganisir, tujuan utama hiking adalah untuk bersenang-senang, melatih kebugaran fisik, atau sekadar melepaskan penat dari rutinitas. Aktivitas ini lebih berfokus pada pengalaman yang santai dan rekreasi, bukan pada pencapaian jarak atau tujuan yang ekstrem.
Sedangkan tujuan trekking lebih dari sekadar rekreasi. Contohnya seperti mencapai puncak gunung tinggi (Everest Base Camp Trek), menjelajahi daerah terpencil, atau menemukan pemandangan alam yang belum banyak dilihat orang. Trekking lebih tentang pencapaian, eksplorasi, dan petualangan yang intens.
·
Durasi
Hiking adalah perjalanan singkat. Durasi umumnya bervariasi dari beberapa jam (misalnya, day hike atau hiking harian) hingga satu hari penuh. Jarang sekali hiking memerlukan menginap. Jika ada, biasanya hanya satu malam di tempat yang sudah disediakan (camping ground) dan perlengkapannya minimal.
Baca Juga: |
Disisi lain, trekking merupakan perjalanan multi-hari. Durasinya mulai dari beberapa hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Karena durasi panjangnya, trekking selalu melibatkan kegiatan menginap di alam terbuka, baik di tenda, pondok, atau shelter sederhana.
·
Medan dan Jalur
Jalur hiking cenderung lebih terorganisir, ditandai dengan jelas, dan relatif mudah diakses. Meskipun jalurnya bisa berupa jalan setapak di hutan, perbukitan yang tidak terlalu curam, atau susunan jalanan berbatu. Jalur hiking seringkali dilengkapi fasilitas dasar seperti anak tangga, jembatan, serta papan penunjuk arah.
Lain halnya dengan trekking yang jalurnya random dan sangat bervariasi. Para trekker bisa dihadapkan dengan berbagai jenis medan. Mulai dari hutan lebat, sungai, gurun, hingga jalur pegunungan terpencil yang belum terjamah. Seringkali tidak ada jalur yang jelas, sehingga membutuhkan keterampilan navigasi menggunakan peta dan kompas, atau GPS.
·
Tingkat Kesulitan
Hiking cocok untuk berbagai tingkat kebugaran, termasuk pemula, anak-anak, dan lansia. Meskipun mungkin ada tanjakan, medannya tidak terlalu menantang sehingga tidak membutuhkan keterampilan navigasi atau peralatan khusus yang rumit.
Sementara, trekking membutuhkan tingkat kebugaran fisik dan mental yang sangat tinggi. Medan yang sulit dan durasi panjang sangat menguji ketahanan, stamina, serta keterampilan bertahan hidup. Kegiatan ini sangat tidak disarankan untuk pemula tanpa pendamping atau persiapan yang matang.
· Peralatan
Karena cakupan waktu yang lebih sedikit, perlengkapan yang perlu dibawa pun hanya sebatas alas kaki yang nyaman (sepatu hiking atau sneakers), pakaian sesuai dengan cuaca, air minum, dan camilan ringan. Tas punggung kecil (daypack) saja sudah cukup untuk membawa semua keperluan tersebut.
Dalam hal ini, perlengkapan yang dibutuhkan untuk trekking jauh lebih banyak dan kompleks. Selain pakaian dan sepatu khusus, seorang trekker harus membawa tenda, kantung tidur (sleeping bag), peralatan masak, perbekalan makanan yang cukup untuk beberapa hari, pakaian ganti, serta peralatan navigasi. Barang-barang tersebut biasanya harus dimuat dan disusun sedemikian rupa di dalam tas punggung besar (carrier).
Itu dia beberapa hal yang
membedakan antara hiking dan trekking. Meski sama-sama berjalan menjelajahi
alam, dua kegiatan ini punya perbedaan dari berbagai sisi. Mau hiking ataupun
trekking, pastikan kamu mempersiapan semuanya secara maksimal, baik dari segi
fisik, mental, ataupun perlengkapan yang dibutuhkan. Sehingga kamu bisa
mendapat pengalaman dan sensasi istimewa dari kedua olahraga ini. Selamat mencoba!