Pernahkan kamu merasa gatal-gatal, ruam, atau kulit kemerahan setelah mengenakan pakaian tertentu? Jangan buru-buru menyalahkan cuaca atau elergi makanan. Bisa jadi, pelakunya adalah bahan pakaian yang sedang kamu kenakan.
Bagi pemilik kulit sensitif, memilih pakaian tidak hanya soal
model atau warna, tetapi juga soal jenis kainnya. Beberapa bahan pakaian memang
lebih berisiko memicu iritasi karena seratnya atau bahan kimia yang digunakan
dalam proses produksinya. Mari kita kenali 7 jenis bahan dan serat kain yang
sering menjadi penyebab iritasi kulit.
1. Serat Sintetis (Poliester, Nilon, Akrilik, dan
Spandeks)
Ini adalah kelompok kain yang paling sering menimbulkan
masalah. Serat sintetis seperti poliester,
nilon, akrilik, dan spandeks
terbuat dari bahan-bahan kimia yang bisa berbahaya bagi kulit. Sifatnya yang
tidak menyerap keringat membuat panas dan kelembapan terjebak di kulit,
menciptakan lingkungan sempurna bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
Kondisi ini bisa memicu biang keringat, ruam, dan gatal-gatal.
2. Wol
Kain wol memang juara dalam menghangatkan tubuh, tetapi bisa
jadi musuh bagi kulit sensitif. Serat wol yang tebal dan kasar dapat
menimbulkan gesekan (friksi) pada kulit, yang berakhir dengan rasa gatal dan
kemerahan. Selain itu, lanolin,
yaitu sejejnis lilin alami yang melapisi bulu domba, juga bisa menjadi pemicu
reaksi alergi pada sebagian orang.
3. Rayon
Sekilas, rayon tampak seperti kain alami karena dibuat dari
bubur kayu (selulosa). Namun, proses pembuatannya melibatkan bahan kimia kuat
seperti soda api dan karbon disulfida. Residu bahan kimia
ini sering kali tertinggal di serat kain dan bisa menyebabkan iritasi kulit,
terutama bagi mereka yang rentan.
4. Pakaian dengan Pewarna Sintetis
Warna-warni cerah pada pakaian memang menarik, tetapi ada
risikonya. Pewarna tekstil sintetis, terutama yang berwarna gelap seperti biru,
hitam, dan ungu, sering mengandung bahan kimia yang bisa memicu alergi kontak.
Reaksi alergi ini bisa berupa ruam gatal yang muncul persis di area yang
bersentuhan dengan kain.
5. Karet atau Lateks
Bahan ini sering ditemukan pada elastisitas pinggang celana,
tali bra, atau karet pada kaus kaki. Reaksi alergi terhadap lateks sangat umum
dan bisa menyebabkan ruam merah yang bengkak, gatal, atau melepuh di area yang
bersentuhan langsung dengan karet tersebut.
6. Formaldehida
Mungkin kamu tidak familiar dengan nama ini, tetapi
formaldehida sering digunakan dalam industri tekstil sebagai zat anti-kusut atau
anti-jamur. Pakaian yang tidak mudah kusut, awet, atau tahan noda kemungkinan
besar mengandung bahan kimia ini. Formaldehida bisa menyebabkan dermatitis
kontak, yaitu peradangan kulit yang disertai ruam, gatal, dan lepuhan.
7. Logam pada Aksesori Pakaian
Kancing, ritsleting, pengait bra, atau hiasan pada pakaian
sering kali mengandung logam seperti nikel
atau kromium. Nikel adalah salah
satu penyebab alergi kontak yang paling umum. Jika kamu menemukan ruam
kemerahan atau gatal persis di area tempat kancing atau ritsleting menempel,
kemungkinan besar kamu alergi terhadap nikel.
Tips
Sederhana untuk Mencegah Iritasi Kulit
·
Pilih Bahan
Alami: Prioritaskan pakaian dari bahan alami seperti katun, sutra, atau linen. Katun
organic adalah pilihan terbaik karena ditanam tanpa pestisida berbahaya.
·
Selalu Cuci
Pakaian Baru: Sebelum dipakai, cuci pakaian baru untuk menghilangkan
residu bahan kimia dan pewarna yang menempel.
·
Gunakan
Detergen yang Lembut: Hindari detergen yang mengandung pewangi atau pewarna
kuat. Pilih detergen yang diformulasikan khusus untuk kulit sensitif.
·
Perhatikan
Detail Pakaian: Jika kamu mengalami iritasi, periksa bahan-bahan yang
digunakan pada pengait, ritsleting, atau kancing pakaian kamu.
Memahami jenis kain yang dikenakan bisa menjadi langkah
pertama untuk menjaga kulit tetap sehat dan terhindar dari iritasi. Jadi, lain
kali saat berbelanja, jangan hanya fokus pada modelnya, tetapi juga baca label
bahan dengan teliti.