Pernah melihat detail gaun dengan
bagian belakang menonjol dan mengembang secara dramatis? Itulah efek dari
penggunaan undergown bernama bustle. Sebuah detail fashion yang kerap
diaplikasikan pada gaun pernikahan modern.
Meski terlihat kekinian, sebenarnya
bustle sudah ada sejak era Victorian dan menjadi andalan wanita bangsawan pada
masa itu. Seperti apa karakteristiknya? Dan bagaimana sejarah penciptaannya?
Simak ulasan berikut ini, yuk!
Bustle adalah bantalan atau rangka yang dipasang pada bagian belakang rok atau gaun wanita, tepat di atas pinggul. Detail ini berfungsi untuk memberi efek bervolume dan bentuk belakang yang lebih menonjol. Memberikan kontras yang ekstrem dengan pinggang yang diikat korset, menciptakan ilusi figur jam pasir yang berlebihan.
Sumber: https://refashioninghistory.com/
Rangka bustle tercipta karena
standar kecantikan era Victoria (sekitar rahun 1870-1890an) yang menuntut
perempuan memiliki pinggang kecil serta bokong tampak berisi dan melengkung
secara elegan.
Bustle menggantikan crinoline
(rok sangkar lebar melingkar), mengalihkan seluruh volume rok dari melingkar
360 derajat menjadi terfokus di bagian belakang saja. Layaknya sebuah
“penyangga” dibalik gaun yang membuat siluet tubuh terlihat anggun dengan
pinggang ramping dan punggung melengkung sempurna. Sebuah ilusi bentuk tubuh
yang dianggap sebagai puncak keanggunan dan kemewahan di era itu.
Pada periode pertama, bustle cenderung dihiasi dengan banyak ruffle dan draperi. Sementara pada era kedua, bentuknya menjadi jauh lebih kaku dan menonjol, bahkan terkadang tampak horizontal seperti rak, didukung oleh rangka baja atau kawat yang bisa dilipat ketika pemakainya duduk.
Dalam konteks pernikahan masa kini, bustle berguna untuk mengangkat dan mengamankan ekor gaun agar tidak menjuntai di belakang atau menyentuh tanah. Sehingga penggunanya bisa lebih leluasa saat bergerak.
Jenis bustle yang biasa dipasang
pada gaun pernikahan juga bervariasi, beberapa diantaranya yaitu:
Bustle jenis ini merupakan bentuk paling sederhana dan
paling awal dari evolusi bustle. Bentuknya menyerupai bantal kecil atau
gulungan kain yang diisi dengan bahan lembut seperti wol, kapas, atau bulu
angsa. Pad bustle dipakai di bagian belakang pinggang untuk memberi sedikit
volume pada rok tanpa menciptakan bentuk yang terlalu besar atau kaku.
Pad bustle muncul pada tahun 1870-an ketika tren mode
mulai beralih dari rok besar berbentuk lonceng (crinoline) ke gaya yang lebih
fokus pada tonjolan di belakang tubuh. Karena ringan dan mudah digunakan, pad
bustle banyak dipakai oleh wanita dari berbagai kelas sosial.
Setelah pad bustle, muncul frame bustle yang
memberikan efek lebih dramatis pada siluet gaun. Bustle ini terbuat dari rangka
baja ringan, rotan, atau tulang paus yang dibentuk menyerupai kerangka setengah
lingkaran di bagian belakang tubuh. Struktur ini berfungsi menopang lapisan
kain berat, renda, dan lipatan rumit pada rok pesta wanita Victoria.
Frame bustle populer pada periode sekitar 1875–1885,
atau yang dikenal sebagai First Bustle Era. Karena ukurannya yang besar dan
bentuknya yang kokoh, frame bustle menciptakan kesan tubuh tegak dan
proporsional, simbol kemewahan pada masa itu.
Salah satu jenis bustle paling ikonik adalah
lobster-tail bustle. Dinamai demikian karena bentuknya menyerupai ekor
lobster berlapis-lapis dan menjuntai ke bawah. Model ini biasanya dibuat dari
beberapa cincin kawat atau baja tipis yang disusun secara vertikal, menciptakan
volume bertingkat di bagian belakang rok.
Hasilnya adalah siluet yang lebih alami dan melandai,
bukan menonjol kaku seperti frame bustle sebelumnya. Lobster-tail bustle
populer pada pertengahan hingga akhir 1880-an, di masa yang sering disebut
Second Bustle Era. Banyak gaun mewah dari masa ini menggunakan desain ini untuk
menghasilkan tampilan elegan namun tetap seimbang.
Bustle jenis ini muncul sebagai inovasi praktis bagi
para wanita yang ingin tetap nyaman tanpa kehilangan bentuk siluet modis.
Folding bustle memiliki struktur yang bisa dilipat (collapsible), sehingga
mudah menyesuaikan saat pemakainya duduk dan kembali membentuk volume ketika
berdiri.
Desainnya dibuat dari kawat baja tipis atau baja
lentur yang mampu bergerak mengikuti posisi tubuh. Inovasi ini menjadi jawaban
atas kritik terhadap bustle yang terlalu kaku dan sulit digunakan. Jenis ini
muncul di akhir 1880-an, saat mode mulai beralih ke pakaian yang lebih
fungsional dan tidak membatasi gerak tubuh.
Dalam dunia fashion modern, konsep bustle masih
bertahan dalam bentuk yang jauh lebih praktis, terutama gaun pengantin. Dikenal
sebagai train bustle, versi ini berupa sistem pita, kancing, atau kait yang
digunakan untuk mengangkat bagian ekor gaun setelah upacara pernikahan agar pengantin
lebih mudah bergerak saat resepsi.
Meskipun fungsinya berbeda dari bustle klasik, ide dasarnya
sama, yaitu menjaga siluet gaun tetap indah dan rapi. Hingga kini, train bustle
masih banyak digunakan dalam rancangan bridal couture di seluruh dunia.
Itu dia sejarah dan berbagai jenis
bustle yang perlu kamu tahu. Lebih dari sekedar aksesori mode, bustle adalah
simbol perubahan sosial, estetika, dan teknologi fashion. Semoga pengetahuan
ini bermanfaat, ya!