Linen, kain yang sudah populer sejak
peradaban mesir kuno. Awalnya dikenal sebagai pembungkus mumi, tapi kini ia
terkenal sebagai bahan pakaian yang menawarkan kekuatan serta daya serap
maksimal. Namun, ketika menelusuri toko-toko pakaian, kamu akan menemukan fakta
bahwa mayoritas pakaian berlabel linen sebenarnya adalah linen campuran (linen
blend).
Entah itu katun linen, rayon
linen, linen rami, atau polo linen yang merupakan campuran antara linen dan serat
sintetis. Ada juga linen look yang bahan bakunya 100% serat katun tapi look atau penampilannya mirip kain
linen.
Kenapa demikian? Simak faktanya, yuk!
Linen adalah salah satu bahan
tekstil tertua yang pernah digunakan manusia, dibuat dari serat alami tanaman
rami (flax). Dikenal karena sifatnya yang luar biasa kuat, tahan
lama, dan sangat higroskopis (mampu menyerap kelembaban dengan baik), linen
menjadi pilihan utama untuk pakaian musim panas. Struktur seratnya yang unik
memungkinkan sirkulasi udara yang unggul, memberikan sensasi dingin yang tidak
tertandingi.
Selama berabad-abad, linen telah
dihargai karena kemampuannya yang unik untuk menjaga pemakainya tetap sejuk di
tengah cuaca terik. Sayangnya, keunggulan tersebut harus dibayar mahal dengan
beberapa faktor yang cukup menyulitkan produsen maupun konsumen. Hal ini
jugalah yang membuat kain linen 100% jarang digunakan sebagai bahan pakaian.
Serat linen berasal dari batang tanaman rami (Linum usitatissimum) termasuk dalam kategori serat selulosa alami. Karakternya mirip katun namun struktur seratnya jauh lebih padat. Sifat-sifat itulah yang menjadi keunggulan sekaligus akar masalah kepraktisan dan proses produksi busana pure linen.
Lebih jelasnya, berikut 5 faktor utama yang menjadikan linen murni kurang populer di pasar busana ready to wear.
1.
Penyusutan (shrinkage)
Linen
adalah serat yang memiliki sifat higroskopisitas
tinggi (daya serap), sangat
sensitif terhadap air dan panas. Faktor inilah yang menjadi penyebab utama
masalah perubahan dimensi pakaian atau penyusutan.
Pada pencucian pertama (pre-shrunk), kain linen murni bisa menyusut sekitar 3 hingga 10%. Nilai
yang tinggi untuk digunakan sebagai bahan pakaian, terutama dailywear. Sifat ini bisa mengubah
ukuran secara permanen. Pakaian yang awalnya pas, bisa jadi terlalu pendek
setelah dicuci pertama kali.
Produsen garmen pun harus menambahkan proses pre-shrunk
yang memakan waktu dan biaya guna memastikan pakaian tetap stabil dan menambah
kompleksitas produksi.
2.
Kekusutan
yang permanen (high wrinkle factor)
Kekusutan pada kain linen murni memang sangat
khas. Namun, banyak orang mengeluhkan sifat ini dan menjadikannya kelemahan
paling fatal dari linen 100%.
Elastisitas linen benar-benar buruk. erutan
terbentuk secara permanen, begitu pakaian ditekuk, dilipat, atau digunakan
duduk dalam waktu lama.
Kerutan alami memang ampuh menciptakan gaya effortlessly chic atau
kesan santai. Tapi, tetap saja nggak rapi. Sekalipun kekusutannya bisa berkurang dengan setrika uap saat masih lembap. Kerutan
baru akan muncul lagi dalam waktu singkat setelah pakaian digunakan
beraktivitas.
Pakaian linen murni sangat sulit mempertahankan penampilan rapi dan terstruktur, suatu hal yang menjadi tuntutan tinggi di pasar pakaian siap pakai (ready-to-wear).
Baca Juga: |
3.
Bobot
dan kekakuan (Initial Stiffness and Weight)
Pakaian linen mungkin terasa ringan saat
dikenakan. Tapi serat linen 100% tanpa pengolahan khusus memiliki kerapatan
yang membuat kain terasa lebih berat dan kaku dibandingkan katun atau viscose.
Walaupun bisa melunak seiring waktu dan
pencucian, kekakuan awal ini mengurangi daya tarik kenyamanan para penggunanya.
Di sisi lain, jika linen ditenun terlalu tipis untuk mengurangi bobot, maka
hasilnya akan menerawang. Keseimbangan antara bobot, keademan, dan ketebalan
yang pas merupakan tantangan tersendiri bagi linen murni.
4.
Butuh perawatan
khusus (high maintenance)
Linen
100% juga dikenal sebagai kain yang menuntut perawatan yang hati-hati, sebuah
tantangan besar bagi konsumen modern yang mencari kepraktisan.
·
Kain linen murni sangat sensitif terhadap panas.
Pantang baginya masuk ke mesin pengering bersuhu tinggi karena bisa menyebabkan
penyusutan parah.
·
Linen juga sensitif terhadap zat kimia keras dan
residu. Menjadikannya rentan terhadap zat kimia basa pada deterjen atau pemutih
berbasis klorin. Keduanya bisa merusak serat linen, membuatnya rapuh, bahkan
dapat mengubah warna putih jadi kekuningan.
·
Pakaian dari bahan pure linen harus dicuci
secara manual atau dengan siklus pencuciian lembut pada mesin cuci. Ia tidak
boleh diperas atau dipelintir terlalu keras agar seratnya tidak mengalami
kerusakan dan perubahan bentuk.
5.
Biaya produksi tinggi
Proses
pengolahan kain linen dari serat batang tanaman rami jauh lebih kompleks dan
padat karya dibandingkan kapas (katun). Menjadikannya bahan baku yang secara
inheren lebih mahal.
Biaya
produksi yang tinggi ini otomatis berdampak pada harga jual produk akhir yang
premium. Harga premium membatasi fashion linen murni hanya pada segmen pasar mewah.
Untuk menembus pasar yang lebih luas, biaya harus ditekan.
6.
Linen blend tetap pilihan terbaik
Pada akhirnya, linen campuran (linen blend)
tetap menjadi alternatif terbaik untuk merasakan keunggulan kain linen tanpa
mengorbankan kenyamanan serta kepraktisan.
·
Katun Linen
Katun menambah
elastisitas, mengurangi kerutan dan membuat pakaian tidak mudah lecek. Memberikan tekstur yang lebih lembut serta
nyaman saat bersentuhan dengan kulit.
·
Rayon/Viscose Linen
Rayon memberikan
kesan jatuh (drappery) yang anggun
dan ringan. Sehingga menurunkan biaya produksi secara signifikan.
· Polyester Linen (polo linen)
Kombinasi linen
dan polyester menghasilkan kain yang stabil dan meminimalkan risiko penyusutan
setelah dicuci. Serat sintetis ini juga juga membuat pakaian lebih tahan lama
dan mudah disetrika.
Itu dia beberapa alasan yang mendasari minimnya penggunaan kain pure linen sebagai bahan pakaian. Nggak cuma harga dan biaya produksinya saja yang mahal, tapi keluwesan serta nilai kepraktisan juga menjadi tantangan utama. Terlepas segala tantangan tersebut, linen tetaplah material tekstil paling kuat yang bisa diandalkan untuk kebutuhan pakaian, aksesoris hingga home decor.
Nah, Sobat Bahankain lagi butuh kain linen jenis apa nih? Bahankaincom punya berbagai jenis kain linen, lho. Mulai dari linen natural, linen tumanggal hingga linen blend yang bisa diandalkan untuk membuat beragam produk fashion.
Pilih kain yang kamu inginkan di Kategori Produk.
Atau hubungi customer service Bahankaincom untuk detail produk, pemesanan atau sekedar konsultasi dan dapatkan penawaran terbaik dari kami. Semoga bisa membantu ya, Sobat Bahankain!