Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Tetapi batik tidak hanya sebatas karya seni saja setapi batik juga merupakan ikon budaya.
Batik ditetapkan sebagai ikon budaya dan warisan budaya tak benda dari kemanusiaan karena batik memiliki filosofi-filosofi siklus kehidupan manusia pada setiap motifnya. Secara visual keindahan batik terlihat dari motif, warna dan sebagainya, sedangkan secara mendalam keindahan batik akan semakin memancar jika kita mampu mendalami makna dari folosofi-filosofi dari desain batik.
Dalam kebudayaan Jawa, batik memiliki makna yang sangat dalam, dalam berbagai kehidupan manuasia mulai dari masih dalam kandungan, lahir, tumbuh, menikah sampai meninggal memiliki motif batik khusus.
Batik untuk Upacara Kelahiran dan Perawatan Ari-ari
Kain batik kepohan, kain batik ini merupakan kain batik yang digunakan untuk alas ketika bayi baru lahir. Sedangkan untuk ari-ari yang menyertai lahirnya bayi seelah dicuci kemudian dimasukan kedalam kendil dan digendong dengan kain batik gendongan yang kemudian dikubur didalam tanah atau dilarung disungai.
Beberapa motif batik yang digunakan untuk upacara kelahiran dan perawatan ari-ari antara lain adalah Batik Parang Kusuma, Batik Kawung, Batik Trumtum Gurdha, Batik Wahyu Tumurun, Batik Semen Rama. Selain motif tersebut motif yang bagus /baik digunakan untuk upacara kelahiran dan perawatan ari-ari adalah motif sidomukti, sido mukti, sidoluhur, sidomulyo,sidodrajat dan sidodadi.
Batik untuk Menggendong Bayi
Setelah bayi lahir, sehari-hari bayi akan digendong dengan penuh kasih saying. Motif kain batik atau sering disebut mban-mban atau selendang atau paturan menggunakan motif batik parang rusak (parang tumurun), Semen Sawat Manak, Nitik Cakar Ayam, Panji Pura/Slimun dan selendang Paturan.
Selain motif diatas, motif batik yang juga bagus digunakan untuk menggendong bayi adalah Truntum dan Sidoasih.
Batik untuk Acara Tedhak Sithen
Upacara tedak sithen merupakan upacara turun tanah yaitu ketika anak usia 7-8 bulan pertama kali menginjak tanah. Tanah merupakan tempat yang mengandung sumber kehidupan dimana terdapat air, sandang, pangan, papan hingga akhir hidup manusia dikubur didalam tanah.
Motif batik yang digunakan untuk acara Tedak Sithen yaitu batik motif parang klithik, gringsing dan kawung.
Batik untuk Acara Kitanan dan Tetesan
Batik yang digunakan untuk acara Khitanan yaitu: Parang Parikesit, Parang Gondosuli, Parang peniti. , Udan Liris, Parang Tuding. Selain motif tersebut, motif yang juga bagus digunakan untuk acara khitanan adalah motif parang kusuma dan parang klithik.
Sedangkan untuk acara tetesan (semacam supitan untuk anak perempuan) batik yang digunakan untuk acata ini adalah gringsing bintang, grinsing lindra, ceplok sri gendari, ceplok keci, dan gringsing gurdha.
Tarapan
Upacara tarapan merupakan upacara yang diadakan bagi anak perempuan yang mendapat haid pertama kali. gadis melakukan siraman, Prosesi ini berupa anak disucikan dengan cara siraman (mandi). Setelah siraman mengenakan batik motif parang cantel atau parang kusuma.
Perkawinan
Acara perkawinan dimulai dengana cara melamar yang dilakukan oleh keluarga laki-laki mengenakan motif parang, lambang ketajaman rasa dan pikir. semen latar putih lambang kebaikan dan batik bermotif ceplok. setelah lamaran diterima dilakukan peningsetan sebagai tanda ikatan suami istri digunakan batik motif satriya manah untuk laki-laki dan semen rante untuk perempuan. sehari sebelum pernikahan diadakan upacara siraman dan malamnya midodareni . pada saat siraman digunakan batik motif wahyu tumurun, cakar , grompol. Sedangkan pada midodareni digunakan batik dengan motif semen rama, satria wibawa, truntum, wahyu tumurun. pada acara akad nikah dan panggih dikenakan batik dengan motif sida mulya, sidamukti, sida luhur, sida asih, bouket.
Batik dalam Kematian
Dalam budaya jawa, kain batik juga digunakan sebagai lurub (selubung) atau penutup jenazah. Jenis batik yang digunakan untuk penutup jenazah adalah batik kawung (simbol balik ke alam suwung=kembali ke alam kesunyian) atau slobog ( dari kata lobok atau longgar) dengan harapan orang yang meninggal mempunyai kelapangan dan tidak menemui halangan ketika menghadap Sang Khalik.
Demikian sedikit penjelasan tentang Filosofi Batik Dalam Kehidupan Manusia.