Kain lurik merupakan salah satu kain warisan nusantara yang patut kita lestarikan dan kita banggakan. Kain lurik merupakan kain tenun tradisional yang berasal dari kota Yogyakarta dan Surakarta, yang memiliki ciri khas tersendiri serta terdapat makna filosofi yang terkandung dalam setiap motifnya. Makna filosofi dapat dilihat dari segi motif corak dan warna pada kain tersebut, setiap motif dan warna dapat mengandung arti permohonan, suatu harapan, petunjuk ataupun nasehat, bahkan dapat mencerminkan suatu kekuatan spiritual yang masih dipercaya oleh adat dan tradisi Jawa.
Berikut ini macam-macam corak dan arti yang terkandung dalam setiap motif
kain lurik:
Kata lompatan sendiri dapat diartikan sebagai terhindarnya dari mara bahaya. Kain motif lompatan ini biasa digunakan untuk kemben pada saat acara adat mitoni, dengan tujuan utamanya untuk menolak segala macam bahaya.
Sumber: fitinline.com
Kain motif tuluh watu memiliki arti batu yang
bersinar dan selalu dianggap bertuah dan diyakini sebagai penolak bala. Kain
motif tuluh watu juga dapat diartikan kuat ataupun perkasa. Motif tuluh watu
dianggap memiliki motif yang sangat sakral dan tidak sembarang orang boleh
menggunakan kain motif ini, hanya orang-orang yang memiliki kepribadian kuatlah
dan memiliki sifat berbudi luhur yang boleh menggunakannya.
Kain motif tuluh watu ini dapat dipakai pada upacara ruwatan sukerta dan pelengkap sesajen upacara labuhan.
Sumber: fitinline.com
Kain lurik motif kluwung mempunyai arti pelangi, motif kain ini digambarkan dengan garis-garis yang lebar dan berwarna seperti halnya pelangi yang menandakan suatu keajaiban yang terjadi serta menggambarkan betapa besarnya keAgungan Sang Pencipta.
Sumber: fitinline.com
Dalam adat jawa kain lurik motif kluwung ini masih
dianggap skral dan dipercaya untuk tolak
bala, karena dari situlah kain lurik motif kluwung ini dipakai untuk upacara
sakral seperti pernikahan, mitoni ataupun labuhan.
· Untuk
acara pernikahan, kain lurik ini pada umumnya diletakkan dibawah bantal pengantin,
dengan tujuan agar kedua mempelai dapat mendapatkan keselamatan serta
kebahagiaan dalam mengarungi perjalanan rumah tangganya.
· Untuk
upacara mitoni yang biasa dilakukan pada saat kehamilan masuk bulan ke-7, kain
lurik ini biasa dipakai sebagai lambang harapan supaya anak yg berada didalam
kandungan kelak dapat selamat dan terhindar dari bahaya.
· Untuk
upacara labuhan yang biasa dilaksanakan oleh kerabat keraton, kain lurik motif
kluwung ini agar mendapatkan harapan untuk memperoleh keselamatan
Kain lurik motif ini mempunyai arti hujan gerimis. Motif ini pada umumnya biasa dipakai sebagai melambangkan kesuburan dan kesejahteraan. Motif udan liris adalah salah satu motif yang biasa dipakai oleh penguasa dengan harapan sang pemakai mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa serta dapat membawa kesejahteraan untuk para umatnya.
Sumber: fitinline.com
Kain lurik motif dringin pada umumnya digunakan oleh ibu yang sedang hamil. Kain ini memiliki arti supaya anak yang akan dilahirkan mempunyai jiwa yang rendah hati, sederhana, serta dapat menjadi satu dalam masyarakat.
Sumber: fitinline.com
Kain lurik motif tumbar pecah diperumpamakan orang yang memecah ketumbar yang dapat menyebarkan wangi seharum ketumbar. Pada acara mitoni kain lurik ini biasanya digunakan dengan tujuan supaya kelahiran berjalan dengan lancar, dengan keadaan yang baik-baik saja baik ibu maupun anak yang sedang dilahirkan.
Sumber: fitinline.com
Kain lurik motif sapit urang mempunyai makna jepit udang udang, yang mana menjadi simbul untuk siasat sebuah peperangan yakni musuh dikepung dari samping kemudian komando kekuatan menyarang di tengah-tengah. Kain lurik motif sapit urang sering dipakai untuk baju prajurit di kraton.
Sumber: fitinline.com
Diambil dari bahasa jawa yaitu “telu” berarti “tiga” dan “papat” berarti “empat”, kain lurik motif ketupat memiliki motif lajuran berjumlah tujuh yang mengartikan didalam satu motif kain tersebut ada satuan kelompok yang berjumlah empat lajur dan satu lagi berjumlah tiga lajur.
Sumber: fitinline.com
Dengan kepercayaan orang jawa angka tujuh dipercayaangka keselamatan
yang diartikan kehidupan dan kemakmuran. Kain lurik motif ketupat dipercaya
diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono 1.
Naah..inilah
pembahasan singkat mengenai filosofi kain tenun lurik serta makna yang
terkandung dalam setiap corak motifnya.