Konstruksi jahitan memainkan peran penting dalam menentukan kenyamanan, daya tahan, serta penampilan sebuah pakaian. Selain detail jahitan yang menggabungkan tiap potongan kain, finishing tepi kain juga sangat menentukan performa produk garmen. Setidaknya ada dua teknik penyelesaian yang umum diterapkan dalam produksi pakaian modern, yaitu flatlock dan overlock atau coverstitch.
Meski sama-sama bisa
diaplikasikan dengan mesin serger (obras), namun teknik penyelesaian jahitan overlock
dan flatlock memiliki perbedeaan yang sangat mendasar.
Apa sajakah itu? Simak ulasan
berikut ini, yuk!
Mungkin Sobat Bahankain sudah
tidak asing dengan jahitan overlock yang disebut juga obras. Sebuah teknik
penyelesaian pakaian cara memangkas tepi kain lalu membungkusnya menggunakan
benang yang saling bertautan agar sisa kain tidak berjumbai. Hasilnya berupa konstruksi
jahitan yang rapi, kuat dan tahan lama. Mayoritas pakaian menggunakan jenis
penyelesaian ini, terutama pada bahan rajutan atau lockrand.
Tapi, pernahkah kamu memperhatikan detail akhir jahitan yang halus dan rata pada legging olahraga? Nah, finishing itulah yang dinamakan flatlock
alias pengunci datar. Yaitu sebuah teknik untuk menghasilkan struktur jahitan yang
rata tanpa lipatan tebal, karena
kain dijahit saling bertemu ujungnya (edge
to edge)
Prosesnya dimulai dengan meletakkan
dua potong kain di atas satu sama lain. Kemudian jarum pada mesin akan bergerak
dari sisi kanan ke kiri menjahit sepanjang tepi kain. Menciptakan flap di sisi
buruk atau bagian dalam pakaian tanpa ada sudut kain yang menonjol dan
mengganggu kenyamanan.
Perbedaan utama antara jahitan overlock dan flatlock adalah tujuan dasar pengaplikasian dan struktur tusukannya. Dimana overlock untuk membungkus dan merapikan produk garmen dengan struktur jahitan melingkar atau diagonal di sekitaran tepi kain.
Sedangkan jahitan flatlock
berfungsi menyatukan dua potongan kain secara rata dengan struktur jahitan di
sisi dalam menyerupai anak tangga dan datar di bagian luarnya.
Selain itu, berikut penjelasan
lengkap mengenai perbedaan jahitan overlock dan flatlock:
1. Struktur jahitan dan proses pembentukan
Jahitan overlock dibuat menggunakan mesin serger yang
dilengkapi pisau pemotong. Mesin ini menjalankan fungsi menyambung sekaligus
melindungi tepi kain. Benang looper secara aktif melilit rapat di
sekeliling tepi kain yang baru dipotong, menciptakan lapisan yang menyegel
seluruh pinggiran material.
Disisi lain, flatlock membutuhkan penyesuaian tegangan
pada mesin serger, menyatukan dua tepi kain yang diposisikan saling bersebelahan.
Tegangan benang dari jarum diatur longgar dan kendang pada bagian looper. Ini
memungkinkan sambungan ditarik hingga terbuka penuh untuk menghasilkan struktut
jahitan mendatar atau pipih.
2. Profil Sambungan dan Hasil Akhir
Perbedaan paling kentara terletak pada hasil akhirnya.
Sambungan Overlock selalu menghasilkan profil timbul (raised profile) di sisi interior garmen. Hal ini terjadi karena dua
lapisan kain disatukan dan seam allowance
(kampuh jahitan) yang terbungkus oleh benang dilipat ke salah satu sisi.
Kontrasnya, sambungan flatlock mencapai hasil akhir
yang rata sempurna (completely flat)
di kedua permukaan kain, menghilangkan segala bentuk tumpukan material. Profil
rata ini, yang sering menampilkan pola "tangga" atau garis melintang
yang jelas, dapat disajikan sebagai elemen dekoratif dengan menggunakan benang
berwarna kontras.
Prioritas fungsi menentukan penggunaan kedua jahitan
ini. Overlock dipilih karena kekuatan struktural dan kemampuannya untuk
mencegah material terurai (fraying) secara efisien. Berikut fungsi utama
overlock:
·
Menutup tepi kain supaya tidak terurai.
·
Menggabungkan dua potong kain dengan hasil
jahitan yang kuat.
·
Umum dipakai dan menjadi standar dalam industri
garmen pada mayoritas pakaian sehari-hari. Terutama pada baju, rok, celana dan
sweter yang membutuhkan daya tahan maksimal.
Sementara flatlock diaplikasikan pada produk garemen
yang memprioritaskan kenyamanan maksimal dan elastisitas. Karena tidak
menciptakan tonjolan atau lapisan tebal di bagian dalam, jahitan ini adalah
solusi ideal untuk garmen yang bersentuhan langsung dan ketat pada kulit,
seperti activewear, legging yoga, dan
pakaian renang, karena mencegah iritasi atau gesekan (chafing) selama melakukan gerakan intensif.
Proses jahit overlock bisa menggunakan 3, 4, atau 5
benang. Dimana makin banyak benang yang dipakai, maka hasil jahitannya akan
semakin kuat. Untuk merapikan jahitan cukup dengan 3 benang, naming jika ingin
menambah kekuatan, sebaiknya gunakan 4–5 benang sekaligus.
Flatlock umumnya hanya memakai 3 buah benang. Karena fokusnya
bukan pada kekuatan maksimal, melainkan pada hasil rata dan fleksibel.
Itu dia beberapa hal yang
membedakan antara jahitan overlock dan flatlock. Pada prinsipnya, kedua teknik
jahitan ini punya fungsi dan kegunaan masing-masing. Pilih mana yang paling
sesuai dengan kebutuhan produkmu. Semoga pengetahuan ini bermanfaat ya!
Sobat Bahankain lagi punya project menjahit apa nih? Di bahankaincom,
Anda bisa menemukan beragam pilihan kain berkualitas yang cocok untuk berbagai
kebutuhan. Mulai dari pakaian sehari-hari hingga busana olahraga dan fashion
premium.
Silahkan cek Kategori Produk dan
temukan kain yang kamu cari.
Atau langsung hubungi customer
service bahankaincom dan dapatkan solusi terbaik untuk setiap kebutuhan tekstil
Anda.