Sebelum kain
dibuat menjadi produk pakaian pada umumnya kain tersebut telah melewati
berbagai macam pengujian kain yang sebelumnya juga telah mengalami proses
finishing terlebih dahulu, sehingga memiliki sifat-sifat tertentu yang
diperlukan untuk meningkatkan mutu produk pakaian jadi. Sifat-sifat yang
diperlukan bertujuan untuk:
Untuk mengklarifikasi sifat-sifat tersebut sangatlah
sulit apabila tidak menggunakan bantuan uji laboratorium.
Apa saja jenis-jenis pengujian kain, berikut ini adalah macam-macam jenis
pengujian kain:
1. Pengujian Kilau Serat (Luster)
Pengukuran kilau (luster) dapat dilakukan dengan
cara membandingkan kilau kain katun yag sudah mengalami proses merserisasi
yaitu kilau akan lebih tinggi daripada yang belum merseriasi.
Untuk lebih meyakinkan adanya peningkatana kilau
kain, secara tidak langsung dapat dilakukan uji laboratorium yang relevan yaitu
uji deconvolution dan microscopik dan uji Barium Activity Number (BAN). Makin
tinggi nilainya, luster juga makin tinggi.
2. Uji Deconvolution
Pengujian ini dilakukan dengan cara mengamati
dibawah mikroskop terhadap pembukaan puntiran fiber yang diuraikan dari
merccerized fabric dibandingkan dengan fiber yang unmercerized dinyatakan dalam
persen.
3. Uji Microscopy
Pengujian dilakukan dengan mengamati penampang
melintang serat yang belum dimerser (bentuk kacang) dibanding dengan kain yang
telah dimerser (bentuk bulat).
Demikian informasi mengenai jenis-jenis
pengujian kain, semoga informasi tersebut dapat bermanfaat untuk anda, menambah
pengetahuan dan wawasan anda dalam dunia tekstil.