Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober sejak pada tahun 2009 UNESCO menetapkan batik sebagai warisan dunia tak benda dari Indonesia pada tanggal tersebut. Setiap kelompok pecinta batik memaknai hari Batik ini dengan berbeda. Contohnya peringatan hari Batik yang diselenggarakan oleh Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad yang diketuai oleh Afif Syakur. Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad atau yang biasa disebut PPBI Sekar Jagad ini melakukan pertemuan tepat pada tanggal 2 Oktober bertempat di Pendhopo Agung Royal Ambarrukmo.
Dalam perayaan peringatan Hari Batik ini dilakukan dalam 2 sesi yaitu
sesi pagi hari dimulai jam 09.00-12.00 dan sesi 2 di siang hari pada pukul
13.00-16.00. Tamu yang diundang pun dalam jumlah terbatas mengingat acara ini
diadakan di tengah pandemi. Tentunya dengan tidak mengabaikan protokol
kesehatan yaitu tetap memakai masker, kursi yang diletakkan berjarak, dan tidak
lupa mencuci tangan ketika menuju ke meja resepsionis.
Pertemuan ini dihadiri oleh Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam, Deputi Bank Indonesia, dan pihak Management Royal Ambarukmo. Acara ini dibuka oleh sambutan dari Gusti Putri mengenai ketenaran batik yang ada di Yogyakarta. Kemudian para tamu undangan disuguhkan penampilan tari gebyar batik yang ditarikan oleh dua orang perempuan dengan gerakan yang anggun dan indah. Setelah itu dilanjuti dengan sambutan dari pihak management Royal Ambarukmo dan deputi bank Indonesia.
PPBI Sekar Jagad mengeluarkan buku mengenai batik nitik yang berjudul ‘Batik Nitik, Batik Asli Yogyakarta’ hasil kerjasama dengan Bank Indonesia. Pengenalan buku ini menjadi salah satu rangkaian acara pada pertemuan saat itu. Buku yang ditulis oleh PPBI Sekar Jagad ini ditulis berdasarkan survey lapangan, pustaka, wawancara, dan rekaman selama lebih dari 3 bulan oleh tim penulis. Buku ini terdiri dari 9 bab membahas mengenai batik nitik hingga batik nitik yang dikembangkan oleh masyarakat Yogyakarta. Dengan diterbitkan buku ini harapannya buku ini akan menjadi salah satu media untuk merekam sejarah perjalanan Batik Nitik Yogyakarta dan bisa menginspirasi kelompok batik tulis khas daerah lain juga untuk peningkatan literasi budaya bangsa yang berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia. Selain itu, buku ini menunjukkan kepercayaan bahwa batik akan mendatangkan keberdayaan ekonomi baik untuk pengrajinnya maupun daerah penghasil batik tersebut.
PPBI Sekar Jagad mengeluarkan buku mengenai batik nitik yang berjudul ‘Batik Nitik, Batik Asli Yogyakarta’ hasil kerjasama dengan Bank Indonesia. Pengenalan buku ini menjadi salah satu rangkaian acara pada pertemuan saat itu. Buku yang ditulis oleh PPBI Sekar Jagad ini ditulis berdasarkan survey lapangan, pustaka, wawancara, dan rekaman selama lebih dari 3 bulan oleh tim penulis. Buku ini terdiri dari 9 bab membahas mengenai batik nitik hingga batik nitik yang dikembangkan oleh masyarakat Yogyakarta.
Dengan diterbitkan buku ini harapannya buku ini akan menjadi salah satu media untuk merekam sejarah perjalanan Batik Nitik Yogyakarta dan bisa menginspirasi kelompok batik tulis khas daerah lain juga untuk peningkatan literasi budaya bangsa yang berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia. Selain itu, buku ini menunjukkan kepercayaan bahwa batik akan mendatangkan keberdayaan ekonomi baik untuk pengrajinnya maupun daerah penghasil batik tersebut.
Dengan diterbitkan buku ini harapannya buku ini akan menjadi salah satu media
untuk merekam sejarah perjalanan Batik Nitik Yogyakarta dan bisa menginspirasi
kelompok batik tulis khas daerah lain juga untuk peningkatan literasi budaya
bangsa yang berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia. Selain itu, buku ini
menunjukkan kepercayaan bahwa batik akan mendatangkan keberdayaan ekonomi baik
untuk pengrajinnya maupun daerah penghasil batik tersebut.
Setelah peluncuran buku disampaikan oleh ketua PPBI Sekar Jagad, Deputi
Bank Indonesia menempati panggung untuk mengajak tamu undangan beralih ke
dompet digital bernama QRIS. QRIS atau Quick Respond Code Indonesian Standard
adalah kode QR Nasional yang memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia yang
dilincurkan oleh Bank Indonesia. QRIS ini dibuat untuk memudahkan semua
pembayaran e-wallet baik bank maupun
non-bank dan dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket
wisata, yang berlogo QRIS.
Sebelum mencapai acara lelang batik, anggota PPBI memberikan lifetime achievement kepada (Alm) Ir. Dra. Larasati Suliantoro Sulaiman atas dedikasinya terhadap pelestarian dan pengembangan batik melalui berdirinya PPBI Sekar Jagad pada tahun 1999-2001. Beliau adalah juga salah satu pendiri paguyuban ini. Pemberian lifetime achievement diwakilkan oleh putri beliau yang bernama Ir. Mayasari Sekarlaranti atau yang lebih dikenal sebagai Nita Kenzo.
Acara terakhir dari perayaan hari Batik Nasional ini adalah pelelangan
batik. Batik yang dilelang adalah hasil karya pengrajin batik dari berbagai
daerah di Yogyakarta. Pastinya batik ini adalah batik tulis di mana butuh
dedikasi tinggi untuk menyelesaikan satu buah lembar kainnya. Tema batik yang
dilelang berhubungan dengan Covid-19. Uniknya para pengrajin membuat batik ini
dengan menyatukan gaya khas batik jawa dengan sesuatu yang bersangkutan dengan
virus corona, seperti hand sanitizer, masker,
atau gambar virus corona itu sendiri. Harga lelang dibuka dari 600.000-700.000,
namun seiring tingginya minat pecinta batik untuk memiliki batik yang unik ini,
batik-batik ini terjual dari 2 juta hingga 7 juta. Hasil uang pelelangan akan
disumbangkan kepada pengrajin batik berupa alat dan bahan untuk membatik.