Kain-kain tradisional Indonesia
tak pernah lepas dari keindahan dan pesona yang selalu meremajakan mata karena
keunikan susunan, pola, motif serta warna-warna pelengkapnya. Keberadan
kain tradisional ini pun kian menarik perhatian dunia dengan munculnya berbagai
inovasi teknik penciptaan motif pada kain. Wajar jika, pesona dan daya tarik
warisan budaya tekstil nusantara menjadi kebanggaan warga negara Indonesia.
Dalam proses produksi kain tradisional, metode halang rintang menjadi salah satu teknik yang paling umum dan banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Halang rintang dalam pewarnaan tekstil merupakan sebuah teknik pembuatan motif pada kain dengan cara menghalangi penyerapan zat warna melalui pengikatan. Sehingga bagian yang terikat akan tetap memiliki warna asli kain.
Kain batik jumputan dan sasirangan adalah dua jenis kain yang dibuat dengan teknik halang rintang. Walaupun dibuat dengan metode yang sama, kain-kain tersebut tetap memiliki perbedaan lho. Apa saja perbedaaannya? Simak perbedaan kain jumputan dan sasirangan berikut ini, yuk!
Baca Juga: 13 Kain Tradisional Indonesia Yang Terkenal Luar Biasa Indah |
1.
Kain jumputan
Kain atau batik jumputan merupakan salah satu produk kain hias
yang dibuat dengan mengikat bagian-bagian kain tertentu lalu mencelupkannya
dalam larutan pewarna. Motif kain jumputan terbentuk dari sisi kain yang tertutupi
oleh pengikat. Saat dicelup, bagian ini tidak mampu menyerap warna sehingga
motifnya berupa warna asli kain.
Kain jumputan ini sangat populer karena proses pembuatannya yang cukup mudah, praktis dan tidak memakan banyak waktu. Jumputan juga sering digunakan sebagai materi pembelajaran siswa di sekolah-sekolah.
Pada awal perkembangannya, kain jumputan dibuat menggunakan jenis pewarna alami. Sejalan dengan kemajuan di bidang pewarnaan tekstil, kini jumputan sudah banyak yang dibuat dari pewarna tekstil. Bukan tanpa alasan ya, namun seperti yang kita tahu variasi warna dari bahan-bahan alami sangatlah terbatas.
Baca Juga: |
Selain itu, warna yang dihasilkan dari pewarna alami
juga cenderung kusam, kurang tahan lama dan hasilnya pun tak bisa diprediksi.
Sedangkan pewarna sintetis mampu menghasilkan berbagai jenis warna yang lebih
cerah dan seragam.
Sasirangan merupakan jenis kain tradisional Indonesia dan
menjadi kain adat suku Banjar Kalimantan Selatan. Kain sasirangan diwariskan
secara turun temurun sejak abad ke XII ketika Lambung Mangkurat menjadi Pati
Negara Dipa. Sekilas, kain ini memang mirip dengan kain jumputan, padahal
tahapan proses pembuatannya sedikit berbeda lho Sobat.
Perbedaan antara jumputan dan sasirangan dapat kita lihat dari rangkaian proses pembuatannya. Tahapan proses penciptaan motif kain jumputan hanya dilakukan dengan mengikat bagian kain sebelum dicelupkan ke zat pewarna. Sedangkan pada kain sasirangan, motif dibuat dengan menjahit kain menggunakan tusuk jelujur sehingga kita perlu membuat pola terlebih dahulu.
Tak hanya proses peciptaan motifnya saja yang berbeda, teknik pewarnaan kain jumputan dan sasirangan juga tidaklah sama. Pewarnaan kain sasirangan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
·
Teknik celup untuk memperoleh satu warna saja.
Sehingga bagian yang ditusuk jelujur akan tetap berwarna putih.
·
Teknik colet biasanya digunakan untuk membuat
motif yang membutuhkan lebih dari satu macam warna.
· Kombinasi celup dan colet yang dilakukan dengan mencelup seluruh kain terlebih dahulu, setelah itu kain dicolet dengan warna yang sudah direncanakan.
Baca Juga: Mengenal Kain Sasirangan, Kain Khas Kalimantan Bagian Selatan |
1.
Teknik pembuatan motif
2.
Metode pewarnaan kain dan
3.
Variasi warna
Sedangkan jenis bahan kain yang digunakan sama-sama terbuat dari serat alam seperti katun, rayon, kombinasi antara katun dan rayon, shantung, sutra, blacu dan kaci dengan warna putih polos. Penggunaan jenis-jenis kain tersebut karena karakteristiknya yang mampu menyerap zat warna dengan baik dan tahan luntur. Disamping itu, sifat kain dari serat alami juga adem dan nyaman saat dikenakan.
Nah, jika Sahabat Bahankain ingin
membuat kain jumputan atau sasirangan, kami menyediakan beragam jenis bahan
kain berkualitas dengan harga termurah. Berikut ini beberapa rekomendasi bahan untuk membuat kain jumputan dan sasirangan by BahanKain.com:
Jika Sahabat masih ingin bereksperimen atau bermain dengan motif dan warna batik jumbutan, Sahabat bisa memilih kain mori walet. Mori cap walet merupakan kategori kain mori dengan karakteristik permukaan kain yang sedikit kasar. Kerapatan kainnya pas namun sedikit menerawang. Harganya pun sangat murah, yaitu kurang dari 20.000 per yard sehingga bisa menjadi alternatif terbaik untuk ajang coba-coba.
Kain mori cap walet ini dibuat dari benang 100% katun 30s dan sudah melalui finishing dengan teknik bleaching calendered. Material katun dan warnanya yang putih bersih akan menghasilkan kain jumputan dan sasirangan yang lebih berwarna. Namun, kualitas kainnya belum sesuai untuk batik tulis dan penggunaannya hanya terbatas sebagai material batik cap maupun printing.
2.
Kain mori katun prima
Mori katun prima terbuat dari 100% material katun
dengan anyaman yang cukup rapat sehingga cocok untuk membuat batik tulis, ecoprint,
shibori, jumputan, dan lain sebagainya. Bahankain.com sedia jenis mori prima BC
(Bleaching Calendered), BM (Bleaching Mercerized) dan mori sanforis.
3.
Kain mori katun primis
Di kalangan para pengrajin batik, kain ini terkenal
sebagai bahan berkualitas premium dan sangat digemari untuk batik tulis.
Seperti halnya kain mori prima, kain primis juga terbuat dari 100% benang katun
tapi konstruksinya jauh lebih padat dari kain mori prima. Kepadatan anyamannya membuat
hanfeel kain primis ini lebih halus dan lembut.
4.
Kain shantung
Shantung adalah nama lain dari kain rayon. Kain ini
terbuat dari benang rayon 100% dengan anyaman polos sehingga permukaan kain
terasa halus saat bersentuhan dengan kulit. Permukaan kain shantung terlihat
sedikit berkilau dan terkesan jatuh karena bahan dasar seratnya berupa selulosa
dari batang pohon.
5.
Kain sutra
Harga sutra yang relatif mahal membuatnya jarang digunakan
untuk kain jumputan ataupun sasirangan. Meski begitu, kain sutra tetap bisa
digunakan sebagai bahan jumputan dan sasirangan karena bahan bakunya termasuk
jenis serat alami. Sehingga sutra memiliki daya serap yang sangat baik. Selain
itu, kain sutera juga awet jika dirawat dengan cara yang benar.
Sahabat ingin membeli jenis kain yang mana nihh? Langsung hubungi CS BahanKain saja yuk! Konsultasi seputar kebutuhan kain dan tekstil lainnya juga bisa. Jangan lupa mampir ke etalase kami dulu ya, Klik Disini.
Belanja kain via Tokopedia bebas ongkir lhoo. Langsung klik ya!