Teknik sulam atau embroidery
merupakan salah satu seni menghias kain menggunakan jarum dan seutas benang. Menyulam
bisa diaplikasikan pada hampir semua jenis kain, baik itu busana maupun linen
rumah tangga. Penerapan teknik sulam tetap harus mempertimbangkan pola tenunan
dan corak kainnya.
Banyaknya jenis sulaman tak
jarang membuat kita bingung cara mana yang paling sesuai dengan karakter kain.
1. Kain dengan tenunan rapat
Gunakan sulaman fantasi dan sulaman aplikasi untuk menyulam
kain yang memiliki tenunan rapat seperti blacu, poplin, berkolin atau kain-kain dengan benang halus.
·
Sulaman Fantasi dibuat mengggunakan kombinasi beberapa
tusuk hias dan warna benang yang beragam. Variasi tusuk dan warna tersebut memberikan
kesan dan keindahan tersendiri.
·
Sulaman Aplikasi adalah seni membentuk gambar dengan
menempelkan potongan kain berpola tertentu pada media yang lebih lebar. Jenis
sulaman ini bisa diterapkan secara manual (hand applique) dan mesin (mesin
applique). Hand applique biasanya mengandalkan tusuk sembunyi dan tusuk feston.
Sedangkan pada mesin dibutuhkan sepatu khusus yaitu Applique Presser Foot.
2. Kain dengan tenunan sangat jarang
Susunan anyaman pada kain strimin dan matting sangat
jarang, bahkan jumlah benangnya bisa dihitung menggunakan jari. Jenis sulaman yang
paling sesuai untuk kain tersebut adalah tusuk silang, tusuk Holbein, dan sulaman
terawang.
·
Tusuk silang atau cross stitch menghasilkan pola
anyaman membentuk huruf ‘X’. Tusuk silang memang akan mudah diaplikasikan pada kain-kain
dengan pola tenunan yang longgar.
·
Tusuk Holbein adalah pengembangan tusuk jelujur
dan setiap baris tusuknya harus diterapkan di kedua sisi kain (luar dan dalam).
·
Sulaman terawang atau open hadiwerk adalah ragam
hias geometris pada kain berupa aksen sulaman berlubang dan seolah menerawang. Hal
itulah yang mendasari penamaan sulaman terawang.
3. Kain tipis dan transparan
Bahan kain berkarakter tipis dan menerawang seperti chiffon,
tulle dan organdi bisa disulam menggunakan sulaman bayangan, inkrustasi,
lekapan renda, mote dan lain sebagainya.
·
Hiasan sulam bayangan diperoleh dari bayangan
tusuk hias pada bagian lain sehingga terlihat seperti sebuah bayangan.
·
Sulaman inkrustasi dikerjakan dengan melekatkan
kain dibawah kain lain lalu digunting sesuai bentuk kain lekatan. Kemudian
lubang bekas guntingan dirapikan dengan tusuk festoon.
·
Lekapan renda merupakan seni menghias busana dengan
cara melekatkan diatas permukaan kain.
·
Mote adalah sejenis payet, harlon, pasir,
mutiara serta material sintetis yang digunakan sebagai unsur hias pada kain
atau benda pakai lain.
Beberapa hal perlu dipertimbangkan saat memilih kain untuk menyulam, seperti kategori luas dan jenis kain, jarak antar benang serta kesesuaian teknik yang akan dipakai.
Misalnya, teknik sulaman benang tarik membutuhkan kain dengan lebih banyak ruang antar benang dibanding sulaman potong atau sulaman benang tarik. Perhatikan pula jumlah benang, makin banyak jumlah benang per inci maka semakin halus pula kainnya.
Kategori kain yang paling cocok
untuk menyulam adalah kain tenunan genap (evenweave) dan tenunan polos.
Kain Tenunan Rata (Evenweave)
Kain evenweave mengacu pada kain tenun dengan jumlah benang lusi dan pakan per inchi nya sama sehingga ditenun dalam kotak persegi biasa. Material kainnya bisa beragam, mulai baik alami maupun sintetis contohnya rayon, katun, sutra, linen, wol, poliester, akrilik, atau campuran antar serat tersebut. Ini penting dalam bordir untuk ukuran hitungan yang akurat
Kain tenunan rata umumnya
bertekstur lembut, halus, dan jumlah benang yang lebih banyak. Tak perlu
lagi menghitung seikat benang saat menyulam diatas kain rata. dilakukan di atas dua benang. Keberadaan lubang
di tengah tenunan kain evenweave akan mempermudah praktek sulam
menggunakan jahitan parsial.
Untuk sebagian besar teknik
sulaman tangan, kain evenweave adalah opsi paling tepat. Sedangkan kain tenun longgar
labih sesuai untuk sulaman benang tarik dan sulaman benang terhitung.
Kain Tenunan Polos
1. Kanvas
Kanvas memiliki konstruksi jaring terbuka dan benang
tebal. Struktur lubang anyamannya pun tampak lebih jelas. Jahitan silang,
permadani dan teknik menjahit lainnya sangat cocok untuk diterapkan pada kain kanvas. Kain
kanvas tak akan mudah rusak maupun robek ketika dipasangkan di lubang hoop.
2.
Blacu
Warna natural dari kain blacu akan menambah estetika kain
sulam sebagai benda hias atau pajangan. Terutama jenis blacu cotton dan TC (tetoron
cotton). Kain mentah yang juga disebut sebagai greige ini adalah pilihan tepat sebagai
media belajar menyulam mengingat harganya sangat terjangkau.
3.
Cotton Muslin
Muslin adalah kain katun tenunan polos yang paling
umum digunakan untuk sulaman. Jumlah benangnya mulai dari 70 hingga 250 per
inchi dan ditenun rapat sehingga tekstur permukaan kainnya sangat halus. Bahan muslin
tidak akan rusak bahkan setelah diregangkan dengan kuat pada bingkai sulam atau
hoop.
Disisi lain, kerapatan kain muslin juga menjadi sebuah
kelemahan. Sebab tenunan benang yang sangat rapat membuat kita tak bisa
memastikan di posisi mana kita harus memasukkan jarum. Atas dasar itulah, kain
muslin lebih disarankan untuk sulaman gaya bebas.
4.
Linen
Kain linen termasuk tenunan polos tetapi memiliki slub khas
di permukaan kain yang membuat pekerjaan sulaman diatasnya tampak kurang rapi. Slub
yaitu tipis dan tebalnya benang dari proses penenunan. Tapi itu justru menimbilkan
ciri tersendiri. Tekstur kain linen 100% terasa sedikit kasar.
Itulah beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan sebelum memilih kain untuk media sulam. Sudah ada gambaran mau
menggunakan jenis kain apa? Kalau masih bingung juga, Anda bisa berkonsultasi
dengan kami melalui whatsapp ya.
Bahankain.com merupakan produsen sekaligus distributor yang berlokasi di Jln. Wates km 7,4, Gamping, Sleman. Kami menyediakan kain-kain berkualitas dan sangat sesuai untuk menyulam, bordir serta kebutuhan lainnya.
Cek langsung koleksi kain kami di kategori produk.
Kami juga melayani pembelian via marketplace lho. Silahkan kunjungi toko mekarjayatekstil di Shopee dan Mekar Jaya Tekstil yang ada di Tokopedia.