Baju koko selalu identik dengan pakaian pria muslim di Indonesia. Mereka kerap memakainya saat melakukan aktivitas ibadah di masjid, acara keagamaan atau hari-hari besar Islam. Busana yang hadir tanpa kerah dan aksesoris berupa aksen bordir.
Lalu kenapa namanya ‘koko’? Padahal ‘koko’ adalah panggilan untuk kakak laki-laki dalam budaya Tionghoa. Terlepas dari namanya, busana pria satu ini juga menyimpan fakta-fakta yang tak banyak diketahui lho.
Penasaran kan? Simak ulasan lengkapnya yuk!
Konon, kemunculan baju koko sangat erat kaitannya dengan tradisi masyarakat keturunan Tionghoa yang datang dan menetap di tanah air. Kemudian mereka berinteriaksi dengan penduduk pribumi dan terjadilah sebuah akulturasi budaya.
1. Asal muasal baju koko
Baju koko yang kita kenal saat ini terinspirasi dari tui khim yaitu busana turun temurun masyarakat China. Aksen Indo membuat warga Betawi menyebutnya sebagai baju Tikim.
Baju ini mulai dikenal ketika sekelompok warga Tionghoa mendarat di Batavia dan menjadi ciri khas mereka. Orang dengan status ekonomi lebih tinggi dalam budaya orang Tionghoa biasanya mengganti kancing kain dengan kancing berbahan logam mulia.
2. Setelan baju tui khim jaman dulu
Busana tui khim sendiri adalah kemeja khas Tionghoa yang berkerah tegak dan memiliki lima buah kancing aktif tepat di tengah badan bagian depan. Biasanya pria tiongkoa mengkombinasikannya dengan celana komprang berwarna senada.
Sementara masyarakat Betawi kala itu memadukan baju koko dan celana batik longgar sembari membawa sarung. Seperti dalam sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” yang sangat melegenda.
Baca Juga: |
3. Dipakai pria Tionghoa sampai abad 20
Di abad ke-19, pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah kolonial memiliki jaket luaran berkerah. Penduduk meyakini bahwa kerah adalah elemen merupakan simbol pangkat atau status. Sementara kaum elit mengganti kancing kain menggunakan kancing berbahan logam mulia.
Pria Tionghoa di Indonesia, masih memakai tui khim atau baju koko dalam keseharian mereka hingga awal abad ke-20. Tak jauh berbeda dengan warga Betawi, mereka juga memakai celana gombrang atau celana longgar.
4. Kenapa dinamakan baju koko?
Busana tui khim dipakai lelaki keturunan Tionghoa alias koko-koko. Sejak saat itulah tui khim disebut baju koko. Tetapi jenis kancing pada keduanya berbeda. Masyarakat Betawi memasang kancing biasa bukan lagi kancing China seperti yang ada pada baju Tikim.
Dikutip dari Novel Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khilafah, baju berbahan sutra putih bernama shi-jui. Karena yang memakai adalah engkoh-engkoh (panggilan untuk lelaki Tiongkok yang lebih tua), maka diejalah dalam bahasa Indonesia menjadi baju koko
5. Perkembangan Baju koko dan baju takwa
Semenjak berdirinya Perhimpunan Tionghoa di Hindia Belanda tepatnya pada tahun 1911, baju tui-khim dan celana komprang mulai ditinggalkan. Pria China diperbolehkan memakai baju Belanda yang lebih modern.
Baca Juga: |
Setelah melalui perjalannan yang cukup panjang, baju koko pun mulai diidentikkan dengan busana wajib untuk pria muslim di Indonesia. Lambat laun desain dan warna baju koko makin bervariasi. Banyak produsen menambahkan hiasan bordir agar terlihat lebih menarik.
6. Kerap disamakan dengan baju takwa, padahal beda loh
Di beberapa daerah, orang menyebut baju koko sebagai baju takwa. Sekilas memang tampak mirip, tapi sebenarnya dua jenis pakaian punya banyak perbedaan lho.
Sebab model baju takwa tidak diadopsi dari baju tui khim melainkan hasil modifikasi surjan yakni busana adat pria Jawa. Kita semua tau kalau surjan merupakan busana adat jawa yang diperuntukkan bagi pria.
Diketahui Sunan Kalijaga merupakan orang pertama yang memodifikasi desain surjan menjadi baju takwa. Dahulu surjan hanya berlengan pendek, kemudian Sunan Kalijaga mengubahnya jadi lengan panjang.
7. Bahan baju koko
Baju koko jaman dulu berbahan dasar kain katun, sutra atau linen. Mengingat belum adanya serat sintetis seperti halnya polyester, poliamida ataupun nylon. Kini jenis kain makin beragam, karakternya juga kian bervariasi. Kita pun lebih leluasa memilih jenis bahan maupun budget. Jangan lupa, pertimbangkan juga kualitas bahan dan jahitannya ya.
Itu dia asal muasal baju koko dan 7 fakta uniknya. Udah nggak penasaran lagi kan, Sob?
Bicara soal baju koko, ramadhan tinggal menghitung lho. Sahabat Bahankain sudah mempersiapkan kepeluan buat ibadah belom nih? Tenang, masih ada kesempatan untuk belanja kain dan memodifikasi busana muslim sesuai keinginanmu.
Nah, jika Sahabat sedang mencari supplier bahan kain berkualitas dan cocok untuk berbagai keperluan, Bahankain.com bisa menjadi opsi terbaik. Kami menjual kain-kain siap jahit maupun kain putihan RFP/RFD (Ready For Print/Ready For Dye). Spesifikasi serta gambaran kainnya bisa Anda cek di Kategori Produk kami.
Sedangkan terkait info detail produk, pemesanan atau konsultasi, silahkan hubungi Customer Service kami melalui Whatsapp ya.
Mau belanja lebih mudah? Cek store Mekar Jaya Tekstil yang tersedia di Shopee dan Tokopedia Anda.