Di balik kemegahan ball gown yang melambai-lambai tersimpan satu rahasia besar yaitu petticoat. Yaps, petticoat adalah elemen misterius yang menciptakan pesona dan memberi efek mengembang pada gaun. Petticoat bukan sekadar lapisan di bawah rok (under skirt), tetapi juga penyempurna penampilan yang memberi siluet dramatis serta kesan anggun di setiap langkah kaki pemakainya.
Sejarah petticoat membawa kita kembali ke masa lalu, dimana petticoat mengambil peranan penting dalam perkembangan mode. Dalaman gaun ini juga menyimpan beragam fakta menarik yang mungkin belum diketahui banyak orang.
Apa sajakah itu? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Singkatnya, petticoat atau rok dalaman adalah lapisan bawah gaun yang berfungsi memberikan bentuk dan volume. Kata "petticoat" sendiri berasal dari bahasa Prancis "petit-coat," yang berarti "rok kecil." Pelengkap busana ini umumnya terbuat dari kain-kain berbobot ringan seperti tulle, sifon atau kain organza.
Sumber: https://jessicaoutofthecloset.co.uk/
Asal muasal petticoat mungkin
menjadi teka-teki sejarah yang sulit dipecahkan. Tetapi jejaknya mulai terdeteksi
abad ke-16, tepatnya saat era Renaisans sedang di puncak popularitas di Eropa.
Pada masa itu, benda mirip petticoat
dibuat dari tumpukan kain panjang yang dililitkan di sekitar pinggang dan
menonjol di bagian bawah gaun. Ada pula jenis pengembang rok berbahan dasar bulu kuda, tulang ikan paus, baja, atau bahan lain yang dapat membentuk lonceng. Orang-orang menyebutnya dengan istilah crinolines.
1.
Awalnya berupa kerangka anyaman
Pada abad ke-16, petticoat mulai menjadi lebih umum
dan populer di kalangan wanita dari berbagai lapisan sosial. Awalnya, petticoat
berupa kain yang disusun diatas kerangka anyaman kawat halus sehingga memberikan
bentuk dan volume.
Bentuk petticoat pada masa itu sangat mempengaruhi
siluet gaun yang dikenakan di atasnya. Petticoat pada periode ini cenderung
menonjol keluar dan memberikan kesan baling-baling.
2. Petticoat
di Jepang
Di Jepang,
terdapat petticoat tradisional yang disebut "mo-bakama". Mo-bakama
digunakan sebagai bagian dari busana tradisional wanita Jepang untuk memberikan
dimensi pada kimono. Hal ini menambahkan kesan anggun saat berjalan.
3. Digunakan
sebagai kostum balet
Dunia
pertunjukan pun tak lepas dari pesona petticoat. Dalam tarian balet klasik,
petticoat digunakan dalam kostum untuk memberikan efek gerakan yang mengambang
dan tarian yang anggun.
4. Petticoat
modern
Petticoat tak
hanya populer dalam gaun formal, tetapi juga digunakan dalam gaun sehari-hari.
Pada tahun 1950-an, petticoat sederhana yang ringan menjadi tren di kalangan
remaja, memberikan loncatan warna dan volume pada rok mereka.
Bahan-bahan tipis memberikan
kesan ringan dan melayang saat digunakan di bawah gaun. Namun, perlu diingat
bahwa setiap gaun rumbai pasti memiliki instruksi perawatan yang berbeda.
Sebaiknya cek label perawatan dan ikuti petunjuk pencucian yang diberikan.
Kalaupun tidak ada, cucilah secara
manual atau terapkan siklus pencucian lembut dengan air dingin. Hindari penggunaan
mesin pengering sebab panas yang tinggi berpotensi merusak serat dan bentuk
petticoat. Gantung di tempat teduh dengan sirkulasi udara baik agar gaun mengering
secara alami. Jika sudah benar-benar kering, gantung lalu simpanlah di tempat bersih
dan kering.