Punya koleksi pakaian yang masih layak pakai tapi udah outdated? Mau dibuang atau dikasih orang tapi masih ‘sayang’? Solusinya cuma satu, perbaruhi tampilannya dengan beberapa langkah sederhana atau refashion.
Seruan refashion terus bergema di tengah
gebrakan ‘fast fashion’ dimana
sebagian besar orang lebih suka membeli baju baru ketimbang harus mengenakan
pakaian lama yang sudah ketinggalan jaman. Meski lebih praktis, tapi sadarkah
kamu kalau kebiasaan konsumtif ini menimbulkan berbagai pengaruh buruk bagi
lingkungan lho. Mulai dari penumpukan sampah dan pencemaran ekstrem yang bisa
berakhir pada pemanasan global.
Apalagi ranah fashion sangatlah dinamis, dimana perubahan tren terus terjadi dalam waktu tak terduga. Bukan lagi tahunan, tapi hitungan bulan bahkan sebatas beberapa minggu saja. Setelah itu, baju terus disimpan di dalam lemari sampai ketinggalan jaman. Walhasil, kita makin enggan untuk memakainya dan malah tergiur untuk membeli yang baru.
Berdasarkan laporan dari Boston Consulting Group, industri fashion telah
melepaskan 1.715 juta ton karbondioksida dan 92 juta ton sampah. Jumlah itu terus
meningkat setiap tahunnya karena pembelian pakaian meningkat hingga 60%. Dan
lebih parahnya lagi, sebagian besar busana tersebut hanya dipakai beberapa kali
lalu berakhir disimpan di dalam lemari.
Bisa dibayangkan
seberapa banyak tumpukan pakaian atau barang-barang fashion lain yang tak lagi trendy alias outdated. Lemari pun jadi Itulah yang menjadi awal dari
permasalahan besar yakni ‘sampah fashion’.
So, saatnya beralih ke refashion.
Meski dalam ejaannya ada kata ‘fashion’ namun prinsip refashion tak hanya diterapkan pada pakaian, melainkan seluruh item yang menunjang penampilan. Sebab ‘fashion’ sendiri diartikan sebagai mode, gaya, cara dan busana. Jadi, produk fashion disini merujuk pada barang-barang pendukung gaya seseorang berupa baju, celana, tas, sepatu, topi, dan aksesoris lainnya.
Sebenarnya, arti
refashion hampir sama dengan remake,
redo, remade, atau revivy yaitu memberi bentuk ‘baru’ pada sesuatu. Refashion membuktikan bahwa masih ada alternatif
yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan busana yang sudah tidak terpakai yakni
dengan cara merombaknya jadi produk baru.
Lantas,
bagaimanakah caranya? Simak ulasan berikut ini ya!
3 langkah mudah
melakukan refashion
1.
Menambah aksesoris
Langkah pertama yang harus kamu
lakukan jika hendak memperbarui fashion
adalah memilah pakaian sesuai jenisnya. Seandainya kamu menemukan pakaian lama
yang modelnya sudah terlalu kuno atau kamu sendiri enggan memakainya lagi
karena bosan, coba modifikasi pakaian tersebut dengan menambah hiasan di
beberapa bagian agar tampak lebih fresh.
2.
Merombak Desain
Kalau penambahan aksesoris dirasa
masih kurang, maka jalan satu-satunya adalah merombak habis pakaian tersebut. Hanya
dengan cara ini kamu bisa mendapat suasana dan kesan baru dari baju lamamu.
Kamu bisa memotong ulang baju lamamu
jadi bentuk yang lebih kekinian. Misalnya, mengubah kaos usang atau melar
menjadi singlet, tanktop atau tas belanja ke pasar. Membuat rok atau hot pants
dari celana jeans panjang yang bagian bawahnya sudah melar.
3.
Mewarnai
Selain merombak model dan menambah
aksesoris, mengubah warna pakaian, sepatu dan tas juga tak kalah menarik lho. Sayangnya,
langkah ini mungkin hanya berlaku untuk pada barang-barang fashion berwarna cerah, khususnya putih.
Gimana? Gampang
banget, kan? Cocok nih buat kamu yang punya banyak baju lama tapi bingung mau
dikemanain. Sementara untuk beli baju baru malah bingung mau disimpan di mana
lagi. Sudah saatnya kamu terapkan prinsip refashion, nih. Selamat mencoba!