Nama kebaya janggan hitam jadi
perbincangan hangat sejak penayangan serial Gadis Kretek pada 2 November 2023
lalu. Penonton tak hanya dibuat takjub dengan alur cerita dan kesuksesan Dian
Sastrowardoyo memerankan karakter Dasiyah. Tapi mereka malah fokus pada busana yang
dipakai sosok gadis kretek.
Dalam serial tersebut, Dasiyah alias
Jeng Yah seringkali memakai kebaya berwarna hitam yang memiliki desain unik. Dan
ternyata nama busana itu adalah kebaya Janggan. Nama kebaya janggan pun jadi trending topic. Bahkan selang 12 jam
dari penayangannya banyak penjahit mengaku kebanjiran pesanan model kebaya ini.
Lantas, bagaimana sejarah kebaya
janggan? Dan kenapa ia dipilih sebagai busana dalam serial tersebut? Simak
ulasannya berikut ini ya!
Kebaya janggan, terdengar asing ya? Pasti, karena kebaya ini memang tak begitu dikenal dan awalnya hanya diperuntukkan bagi abdi dalem perempuan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Janggan hitam merupakan busana
abdi dalem estri (perempuan) selama bertugas di lingkungan keraton. Yang boleh
memakai kebaya ini adalah Abdi Dalem Keparak, Wiyaga Putri, Pesinden, dan Abdi
Dalem Punakawan. Dan hanya dikenakan pada momen-momen tertentu seperti hajad
Dalem atau Caos bekti.
Namun, pada saat Hajad Dalem
Ngabekten tidak semua abdi dalem putri boleh memakai Janggan hitam. Terutama
Abdi Dalem Keparak berpangkat magang dan jajar karena ia hanya duduk dan tidak
melakukan sungkem.
Dikutip dari Kebaya Goes to
UNESCO, Kebaya Janggan sudah digunakan sejak akhir 1830-an. Busana ini
dipakai oleh istri Pangeran Dipenogoro bernama Ratna Ningsih yang selalu
mendampingi beliau berperang melawan Belanda. Kabarnya, Ratna Ningsih juga
selalu menyembunyikan senjata keris putih atau patrem dibalik Kebaya
Janggannya.
Bentuknya menyerupai surjan,
namun kancing Kebaya Janggan
terletak dari leher hingga bagian kiri tubuh. Desain unik itu disebut-sebut
terinspirasi dari model seragam militer Eropa yang memiliki kerah tinggi hingga
menutupi leher tanpa penambahan kancing. Konon, kebaya Janggan melukiskan keindahan
dan kesucian kaum perempuan Keraton Jawa pada umumnya.
Nama ‘jangga’ sendiri berasal
dari bahasa jawa ‘jonggo’ yang berarti leher. Secara harfiah kebaya janggan merujuk
pada jenis pakaian yang menutupi leher. Terkait busana ini, Keraton
Ngayogyakarta membuat aturan bahwa kebaya janggan harus berwarna hitam polos
atau motif kembang batu. Tidak boleh membuatnya dari kain brokat.
Warna hitam dipilih sebagai identitas Kebaya Janggan karena memvisualisasikan karakter tegas dan sederhana seorang perempuan. Dari situlah Hagai Pakan, perancang busana Gadis Kretek memutuskan memilih kebaya janggan untuk Jeng Yah. Kesan desain dan warnanya dinilai sangat cocok dengan karakter tokoh utama pada serial ini.
“Hitam adalah warna yang paling
mendasar, selain putih. Berkebaya hitam di tengah dunia yang bergerak maju
melambangkan keteguhan seorang Dasiyah,” tulis Hagai Pakan di akun
Instagramnya.
“Warna hitam juga tak akan
berubah walau tersiram berbagai warna, begitupun Dasiyah. Pemilihan kebaya pun
sangat spesifik, gabungan surjan, Kebaya Janggan, dan kebaya klasik yang merupakan
simbol kompleksitas jiwa Dasiyah yang setia pada akar namun siap mengubah
dunia,” pungkasnya.
Berdasarkan laman
keraton.perpusnas.go.id, kain untuk membuat Kebaya Janggan tidak boleh menggunakan brokat. Tujuannya
yaitu mempertahankan kesederhanaan desain dan kesan khas pada kebaya. Selain
itu, berikut beberapa ciri khas kebaya janggan:
1.
Kerah tegak
2.
Desainnya mirip surjan
3.
Memiliki 21 kancing
·
6 kancing di leher dengan pola sejajar (3
kancing dalam dua baris)
·
2 kancing di dada
·
3 kancing tersembunyi di depan
·
5 kancing di pergelangan tangan kanan
·
5 kancing di pergelangan tangan kiri
Pemakai kebaya janggan hitam
wajib mengenakan semekan, lembaran kain yang menutup bagian perut hingga dada. Kain
ini dililitkan dari arah kiri ke kanan di bawah ketiak hingga atas pinggul. Bawahannya
berupa jarik wiru yang juga dibalutkan dari kiri ke kanan atau bagian kanan di
dalam dan kiri di luar. Ujung jarik diwiru sejumlah angka ganjil seperti 5, 7,
dan 9.
Itulah sekilas tentang kebaya
janggan hitam, pakaian abdi dalem khas Jogja serta keunikannya. Semoga
bermanfaat ya!