Bantalan bahu atau shoulder pads
merupakan pelengkap busana yang punya fungsi penting. Salah satunya yaitu untuk
menyempurnakan bentuk bahu agar terlihat lebih menarik. Bantalan bahu juga menjadi
bentuk power dressing yang populer pada tahun 1980.
Bantalan bahu pertama terlihat
dalam desain busana wanita tahun 1930-an. Disaat depresi hebat yang
membuat para jutawan kehilangan segalanya dan pakaian olahraga mulai menjadi busana
sehari-hari yang lazim digunakan.
Sejarah shoulder pads diawali oleh Elsa Schiaparelli, seorang desainer busana Italia yang merancang pakaian untuk golongan wanita pemberani. Ia dikenal sebagai sosok eksperimental dan terpengaruh gerakan surealis. Sepanjang tahun 1930, Schiaparelli mencoba berbagai bentuk, pola, warna, dan tekstil.
Sumber: https://id.aliexpress.com/
Dia juga bereksperimen dengan
bantalan bahu dan memadukannya bersama jas, mantel, dan gaun. Busana
tersebut membuat pemakainya merasa lebih berani, percaya diri, dan menyita perhatian
setiap kali mereka masuk ruangan.
Memasuki tahun 80-an, desainer
pakaian mulai menggunakan bantalan untuk membuat jas maupun blazer. Karena pada
masa itu, siluet bahu yang lebar dan tegap termasuk unsur power dressing yang
menunjukkan kekuatan seorang wanita. Disamping fungsi utamanya sebagai
penyempurna bentuk bahu, penggunaan bantalan bahu memberi beberapa keuntungan,
yaitu:
·
Menutupi bentuk bahu yang kurang menarik,
seperti bahu turun, bahu sempit, atau bahu tidak simetris.
·
Membuat bahu terlihat lebih lebar dan tegap
·
Memberi kesan tubuh yang lebih tinggi dan
proporsional
·
Menunjukkan kekuatan dan kepemimpinan wanita
Bantalan bahu yang awalnya hanya
diterapkan pada jas atau blazer, kini juga bisa ditemui pada gamis, blouse dan
busana muslim. Shoulder pads yang dipasangkan pada jas, umumnya terbuat dari
campuran serat wol dan kapas. Sedangkan untuk blus atau model busana wanita
lain berbahan dasar busa atau kapas.
Shoulder pads kerap dipasangkan
pada baju lengan setali atau reglan biasanya disebut padding. Dimana bantalan
tersebut harus dibungkus menggunakan kain tipis (mirip furing) yang warnanya
senada dengan bahan busana. Garis lengkung di bagian luar padding diobras agar
terlihat lebih rapi.
Setelah itu, bantalan bisa langsung
dijahit ke pola bahu pada pakaian menggunakan tusuk balus atau ditrens di beberapa
bagian. Selain dijahit, pemasangan padding juga bisa memakai kancing tindih dan
pita perekat.
Sekalipun posisi bantalan bahu
ini tersembunyi di balik pakaian, tapi pemilihannya juga tak boleh sembarangan.
Jangan sampai niat baik memperbaiki postur bahu malah jadi merusak seluruh
penampilanmu.
Nah, berikut ini beberap aspek
yang harus diperhatikan saat kamu hendak memilih padding alias bantalan bahu.
1.
Hanya aplikasikan bantalan bahu pada bahan yang
tidak terlalu menempel di tubuh
2.
Sesuaikan ukuran bantalan dengan batas bahu
3.
Pilih yang bentuknya natural dan tidak terlalu
menonjol
4.
Hindari bentuk bantalan yang terlalu runcing
5.
Pasangkan bantalan pada baju berpotongan pas,
terutama garis bahu.
6.
Jika bentuk bahumu cenderung turun, pilih bantalan
yang sedikit tebal agar tampak lebih bidang
7.
Sebaliknya, gunakan bantalan tipis kalau bentuk
bahumu tampak landai
Jika kamu tidak menemukan bentuk
dan ukuran padding yang sesuai, maka tak ada salahnya mencoba membuat sendiri. Kamu
hanya membutuhkan lembaran busa, gunting, meteran dan mesin jahit. Caranya pun
sangat mudah.
Pertama-tama, buatlah pola sesuai
kebutuhan lalu gunting melengkung mengikuti lingkar bahu pada baju. Sampai
disini pun sebenarnya sudah bisa digunakan, tapi akan lebih baik kalau busa itu
dibungkus menggunakan kain tipis. Pilih kain yang warnanya senada dengan bahan
pakaian, jahit sepanjang tepi kain lalu rapikan pinggirannya dengan mesin
obras.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu
tahu mengenai shoulder pad alias bantalan bahu. Semoga bermanfaat ya!