Tapestri merupakan seni tekstil
yang dilakukan dengan menyusun benang menggunakan alat tenun vertikal. Karya tenun
tapestri menjadi salah satu produk unggulan yang bisa dipergunakan untuk
berbagai keperluan.
Lantas, apa itu tapestri dan bagaimana cara membuatnya? Simak ulasan lengkapnya
berikut ini yuk!
Kerajinan tangan tapestri diperkirakan pertama kali muncul sekitar 500 tahun SM di Mesopotamia dan Mesir. Kriya tekstil ini mulai menyebar ke Benua Eropa dan Asia khususnya di wilayah Turki, India serta China. Seni menenun benang yang dilakukan secara manual.
Sumber: https://www.ancient-origins.net/
Kata tapestri sendiri diambil
dari bahasa Perancis “tapiesserie” yang berarti penutup lantai atau bahasa
latin tapestrum. Bahasa Yunani menyebutkan permadani dari tapestri adalah
tenunan yang dibuat dari benang-benang berwarna sebagai penutup lantai.
Sejumlah literatur Yunani
menyebutkan bahwa permadani adalah arti umum dari tapestri. Kriya tenunan tradisional
ini dapat dimanfaatkan sebagai media seni maupun benda fungsional. Kain tapestri
kerap kali digunakan untuk melindungi lantai, melapisi dinding, atau home decor.
Bahan tapestri berupa benang
sulam, wol, atau jenis benang lain yang tebal dan kuat. Proses pembuatan
tapestri membutuhkan ketekunan, ketelitian dan kesabaran karena kerapihan serta
susunan motif menjadi salah satu daya tarik dari karya seni satu ini.
Bahan yang digunakan untuk tapestri meliputi benang katun atau nilon tipis sebagai lungsi. Sedangkan jenis benang tebal untuk pakan. Bisa juga menggunakan serat lain seperti rotan, sabut kelapa, kertas, atau kain
Sumber: https://hamzah.id/
Untuk membuatnya, dibutuhkan beberapa
peralatan, diantaranya yaitu:
1.
Bahan yang lebih tebal
Untuk membuat karya tapestri kamu akan membutuhkan
kain yang berkarakter tebal seperti kanvas atau linen. Pastikan sela anyamannya
cukup besar untuk membuat gambar atau pola yang diinginkan. Lebih baik gunakan
kain berwarna cerah atau netral agar mudah saat memilih benang.
2.
Jarum tapestri
Jarum khusus tapestri umumnya lebih panjang dari jarum
jahit biasa sehingga mampu menjangkau ke sisi terdalam benang.
3.
Kayu spanram (bentangan)
Spanram umumnya dibuat dari kayu yang salah satu
pasang sisinya diberi paku berukuran 1 cm untuk mengaitkan benang.
4.
Stik es krim
Mungkin kamu bertanya-tanya apa fungsi stik es krim?
Nah, sebenarnya stik es krim dipakai untuk menggulung benang pakaan yang hendak
ditenun.
5.
Batang kayu sumpit
Sesuai namanya, bentuk batang kayu ini memang sangat
miirip sumpit. Dimana salah satu ujungnya agak tumpul sebagai pengikat benang
pakaan untuk mempermudah saat memasukkan benang.
6.
Gunting dan sisir
Fungsi gunting tak lain adalah untuk memotong sisa benang
wol dan sisa bahan yang tidak terpakai. Sedangkan sisir bisa digunakan untuk
merapikan dan merapatkan anyaman benang.
Tapestri dibuat secara manual
menggunakan alat tenun vertikal dan dilakukan di lantai. Jenis benang yang
dianyam ke arah vertikal disebut lungsi, sementara benang yang ditenun secara horizontal
disebut pakan
1.
Pemasangan lungsi pada pemidangan tenun
Pembuatan tapestri dengan mengikat benang lusi pada
paku-paku yang ada di kayu spanram atau pemidangan ke arah vertikal. Jarak
antar paku dapat disesuaikan dengan ketebalan benang dan lebar tapestri yang
diinginkan.
2.
Memasukkan benang pakan pada lungsi
Tenun benang tebal (pakan) secara horizontal pada
benang lungsi menggunakan batang kayu atau sumpit. Mulai dari bawah ke atas
atau sebaliknya lalu pastikan benang pakan tersusun rapat dan rapi.
3.
Menenun benang pakan sesuai pola
Pembentukan motif atau pola pada tapestri dilakukan
dengan menyusun benang pakan yang berbeda warna. Potong benang pakan setiap
kali ingin mengganti warna lalu ikatkan ujungnya ke benang pakan sebelumnya. Atau
bisa memutar benang pakan pada benang lungsi.
4.
Melepas hasil tapestri dari pemidangan
Setelah selesai menenun, lepaskan hasil tapestri dari kayu
spanram atau pemidangan secara hati-hati. Potonglah sisa panjang benang lungsi kemudian
ikatkan ujungnya menggunakan simpul mati agar tidak lepas. Bisa juga diberi
hiasan tambahan seperti rumbai, manik-manik, atau aksen lainnya.