Batik jumputan, atau yang sering disebut sebagai tie-dye dalam budaya populer, adalah salah satu teknik pewarnaan kain yang memanfaatkan proses pengikatan kain sebelum dicelupkan ke dalam pewarna. Berbeda dari batik tulis atau cap, batik jumputan memiliki pola-pola abstrak yang dihasilkan dari proses ikat-celup tersebut.
Setiap pola yang tercipta memiliki keunikannya sendiri, sehingga tidak ada dua kain jumputan yang benar-benar sama. Teknik ini sering menghasilkan motif yang artistik dan menarik, serta dipadukan dengan warna-warna cerah yang memikat.
Batik jumputan, yang dikenal juga sebagai batik ikat celup atau tie-dye, memiliki berbagai jenis yang dapat dibedakan berdasarkan teknik dan motif yang dihasilkan. Berikut beberapa jenis batik jumputan yang umum ditemukan:
1. Mawar
Ini termasuk teknik jumputan yang paling sederhana. Cara membuatnya hanya dengan menjumput kain lalu mengikatnya erat dengan tali. Sehingga melalui cara tersebut motif yang terbentuk yaitu garis melingkar pada kain.
2. Mawar Ganda
Motif ganda atau bisa disebut dengan donat dibuat dengan cara menjumpt kain secukupnya lalu tekan pada bagian dasar kain dengan menngunakan tangan kiri, selanjutnya masukkan ujung jumputan yang sudah dibuat ke arah bawah dan diikat dengan kencang. Dari cara tersebut maka terbentuklah motif seperti donat atau mawar ganda.
3. Motif Ubar Setik
Dalam pembuatan motif Ubar Setik dibutuhkan jarum dan benang. Cara pertamanya yaitu buat pola yang diinginkan dengan tusuk jelujur. Lalu benang ditarik dengan kuat dan diikatkan sebelum dilakukan pewarnaannya.
4. Jumputan Modern
Jumputan modern memadukan teknik tradisional dengan warna-warna yang lebih kontemporer dan motif yang lebih berani. Jenis ini sering ditemukan dalam busana atau aksesoris modern, di mana penggunaan warna-warna cerah dan pola abstrak sangat menonjol.
5. Jumputan Tradisional Palembang
Kain jumputan tradisional Palembang, atau dikenal sebagai kain tajung, adalah jenis kain khas dari Sumatera Selatan. Kain ini sering menggunakan motif jumputan dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning, dan ungu, serta sering dipadukan dengan kain songket.
6. Jumputan Shibori
Shibori adalah teknik batik jumputan dari Jepang yang mirip dengan teknik tradisional Indonesia. Teknik ini melibatkan pelipatan, pengikatan, dan pencelupan untuk menciptakan pola yang lebih terstruktur seperti garis, kotak, atau motif yang lebih rumit. Shibori dikenal karena detail dan pola geometrisnya.
7. Jumputan Motif Flora
Batik jumputan dengan motif flora menggunakan teknik pengikatan khusus untuk menghasilkan pola yang menyerupai bunga, daun, atau tumbuhan. Teknik ini lebih kompleks karena membutuhkan pengaturan pengikatan yang tepat untuk menciptakan gambar atau motif flora yang jelas.
Setiap jenis kain atau batik jumputan memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi teknik pengikatan, warna, maupun motif yang dihasilkan. Keberagaman ini memungkinkan batik jumputan digunakan dalam berbagai produk, mulai dari pakaian kasual hingga pakaian formal dan dekorasi rumah.