Ukuran yang jauh lebih kecil membuat banyak orang berekspektasi kalau harga pakaian anak jauh lebih terjangkau. Tapi fakta yang berlaku justru sebaliknya. Sepotong baju anak-anak bisa dibanderol dengan harga sama atau bahkan lebih mahal dari pakaian dewasa. Kenapa demikian?
Padahal dengan
ukuran yang kecil, kebutuhan bahannya jelas lebih sedikit. Satu jenis pakaian
mungkin hanya bisa dipakai beberapa bulan karena anak-anak cepat tumbuh besar. Nah,
ternyata ada beberapa alasan dibalik semua itu:
1.
Biaya produksi sama
Rata-rata baju anak hanya menghabiskan kain 30% lebih
sedikit dari baju dewasa. Tapi biaya produksinya sama saja dan mencakup biaya
gaji buruh, tenaga distribusi, hingga penjualan yang membutuhkan biaya sewa,
listrik serta gaji untuk paramuniaga.
Harga dari sepotong baju kecil harus menutup
biaya-biaya tersebut. Jadi, jangan heran kalau jatuhnya kadang sama, atau dua kali bahkan tiga kali lebih mahal
dari baju dewasa, ya.
2.
Bahan berkualitas
Kulit anak-anak masih sangat tipis dan sensitive. Tak
seperti orang dewasa yang bisa beradaptasi dengan semua jenis bahan, anak-anak
mungkin akan menjadi rewel ketika baju yang mereka pakai terasa kurang nyaman.
Itulah kenapa produsen baju anak sangat memperhatikan jenis
serta kualitas kain yang digunakan sebagai bahan pakaian. Alhasil, harga baju
tersebut bisa melambung tinggi terkadang melampaui pakaian orang dewasa pada umumnya.
3.
Banyak dikerjakan oleh manusia
Sangat universal, tapi walau bagaimanapun cara manual
dan tenaga kerja manusia tetap menjadi salah satu faktor yang membuat harganya
lebih mahal. Hingga saat ini belum ada mesin canggih yang bisa menggantikan tangan
manusia untuk memproduksi celana dan baju dengan detail rapi. Mesin jahit dan
bordir paling modern sekalipun tetap membutuhkan operator.
Makin banyak keterlibatan manusia, makin banyak pula
biaya produksinya. Pada akhitnya, harga jual pakaian tersebut juga semakin
mahal.
4.
Pengerjaannya lebih rumit
Model baju anak-anak biasanya lebih kompleks dan
detail. Perilaku anak yang seringkali lebih aktif juga menjadi pertimbangan
dalam proses pembuatan baju. Dengan ukuran yang lebih kecil, penjahit harus lebih
bersabar dan teliti mengerjakan tiap bagiannya secara detail.
Proses pengerjaannya pun lebih rumit daripada pakaian
untuk orang dewasa. Baju anak identik dengan gambar-gambar, bordir atau
motif-motif lucu yang harus dibuat semirip mungkin. Perilaku random anak kecil seperti
menggigit kancing atau menarik-narik saku juga membuat produsen busana
membuatkan rancangan yang mengedepankan sisi keselamatan mereka.
5.
Tingginya permintaan pasar
Jika dilihat dari kacamata ekonomi dan bisnis, harga
pakaian anak yang mahal dipengaruhi oleh angka permintaan yang lebih besar
daripada penawaran. Itu terlihat jelas dari jumlah toko pakaian anak yang lebih
sedikit dibandingkan toko baju dewasa. Namun karena adanya kelahiran tiap
tahunnya, penawaran baju anak-anak menjadi rendah.
Keterbatasan produsen pakaian anak membuat kebutuhan
konsumen tidak tercukupi. Keadaan itulah yang menciptakan peluang besar bagi
para pelaku bisnis pakaian anak untuk mematok harga tinggi pada produk mereka.
6.
Pola pikir orang tua
Alasan terakhir yang turut mendukung penetapan harga
baju anak-anak menjadi labih mahal ialah pola pikir orang tua. Hal tersebut
karena banyak orang tua punya keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi buah
hati mereka. Termasuk dalam konteks pakaian. Anak-anak sangat cepat besar dan orang
tua tak mau melewatkan masa-masa emas ini begitu saja.
Tak sedikit orang tua membeli baju demi sebuah kepuasan
atau hanya karena ingin melihat betapa gemas dan lucunya anak mereka saat
mengenakannya. Persepsi ini pun membuat produsen mengambil langkah berani dan membuat
aneka model baju berdetail unik lalu memasarkannya dengan harga tinggi.
Terutama di momen-momen istimewa seperti hari raya natal maupun idul fitri.
Itu dia enam hal yang menjadi
alasan kenapa harga pakaian anak bisa lebih mahal daripada baju dewasa. Dan
seperti biasa, harga tetap mencerminkan kualitas. Semoga bermanfaat ya!