Abaca merupakan jenis tanaman pisang yang buahnya tidak dapat
dimanfaatkan karena rasanya sangat asam dan tidak enak. Namun serat dari batang
pohonnya bisa diambil dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Serat abaka
dikenal kuat, fleksibel, memiliki daya apung yang baik dan tahan terhadap
kerusakan air asin.
Bahkan saking kuatnya, serat abaka kerap dimanfaatkan dalam
pembuatan tali kapal hingga tali pengeboran sumur. Yuk, mengenal lebih dekat
tentang serat abaka!
Abaca adalah serat terbarukan yang permukaannya menyerupai sutra. Serat ini didapatkan dari ekstraksi pelepah daun di sekitar batang tanaman abaca yang berasal dari keluarga pisang-pisangan. Dikenal sebagai rami Manila, rami Cebu atau rami Davao karena look-nya memang cukup mirip dengan rami.
Serat
ini dianggap sebagai salah satu serat alami terkuat yang panjangnya bisa
mencapai 3 meter (300cm). Serat selulosa abaca relatif halus dan lurus,
permukaannya terlihat berkilau, dan berwarna
krem muda.
Pisang abaca (Musa textilis nee)
ditemukan oleh orang
Belanda pada
tahun 1925. Tanaman ini tumbuh liar di Pulau Mindanao (Filipina) dan Pulau
Sangihe (Indonesia), Kalimantan dan Sulawesi.
Sejak
jaman dulu, abaca sangat populer dalam pembuatan produk tali dan jaring ikan. Namun sekarang
serat ini lebih umum dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas cologne, kertas
sering, kertas teh celup, kertas rokok, stensil serta kertas-kertas lain yang membutuhkan
ketahanan dan daya simpan tinggi seperti halnya uang, dokumen dan surat berharga,
hingga peta. Serat abaka juga digunakan dalam pembuatan karpet, alas meja, hawser
dan transmisi data
Di
negara Filipina, serat dari tangkai daun bagian dalam tanaman abaca sudah sejak
lama digunakan sebagai bahan pakaian, topi dan sepatu. Sedangkan di Amerika,
jenis serat ini kerap dipakai dalam pembuatan uang kertas dolar karena karakteristiknya
paling unggul dibandingkan jenis serat lain.
Tanpa pewarna, serat abaka berkilau dengan warna putih, coklat,
merah, ungu, atau hitam, tergantung varietasnya.
Tanaman
abaka dapat tumbuh pada tanah yang tanpa pengolahan khusus dan juga tidak
memerlukan persiapan lahan yang intensif. Sehingga dalam hal pengembangan
tanaman abaka tidak merusak ekosistem alam. Produk utama yang dihasilkan dari abaka
adalah serat yang kemudian dilakukan proses penyeratan dan pengeringan.
·
Kuat
·
Tidak mudah putus
·
Tekstur halus
·
Mengkilap
·
Tahan lama
·
Lentur
·
Tahan pada kondisi salinitas
Serat
abaka bisa digunakan dalam pemintalan tunggal ataupun pemintalan campuran
dengan kapas, rami, rayon, dan polyester. Sayangnya, serat ini tidak tahan terhadap panas dan lebih mudah
kusut.
Di
Indonesia tanaman abaka sudah mulai dibudidayakan oleh beberapa produsen kertas.
Abaka pun tidak serta merta menjadi tumbuhan liar tetapi juga mempunyai nilai
ekonomis yang sangat tinggi.