Nilai sebuah produk pakaian tergantung
pada karakteristik bahan serta teknik pembuatan pakaian yang di dalamnya
mencakup jaminan mutu (quality control). Setelah tahapan cutting (pemotongan), bahan
didistribusikan ke departemen produksi (sewing) untuk proses menjahit. Sewing atau
penjahitan adalah tahapan paling krusial dalam industri garmen yang
bertanggungjawab menyatukan tiap komponen pakaian menjadi satu produk utuh.
Potongan dari masing-masing
bagian busana dirakit oleh operator jahit, dimana setiap operator hanya
memproses dan bertanggungjawab pada satu bagian tertentu. Misalnya, operator
pertama hanya menjahit bagian kerah, kemudian operator selanjutnya menjahit
panel kerah dan seterusnya hingga semua komponen menyatu dengan baik.
Proses sewing melibatkan penjahitan beberapa sub-proses yang saling berkaitan. Mulai dari persiapan komponen, penandaan panel, pelipatan dan pengerpresan, penyusunan hingga pengendalian kualitas. Kesesuaian dan kualitas jahitan sangat menentukan hasil akhir sebuah produk.
Berikut 8 tahapan proses sewing
yang dilakukan di industri garmen.
1.
Pemeriksaan komponen
Mekanisme kerja di departemen sewing dimulai dari pengecekan
jumlah dan kelengkapan komponen pakaian. Tiap operator jahit harus memastikan jumlah
komponen pakaian yang diterima sesuai dengan hasil pemotongan. Tujuannya agar tidak
terjadi perbedaan kuantitas antara komponen potongan dan yang akan dijahit. Jika
ditemukan perbedaan, operator harus segera melakukan crosscheck di bagian
pemotongan agar tidak mempengaruhi kuantitas produk jadi dan target produksi.
2.
Pemeriksaan bundle
atau bendel
Berlanjut ke pemeriksaan bundle, dimana operator harus
mengecek kembali komponen pakaian yang sudah dibendel berdasarkan urutan
pengerjaannya. Pengecekan dilakukan secara menyeluruh, satu per satu komponen.
Tujuannya yaitu untuk memastikan bahwa tidak ada
komponen yang tertinggal atau tertukar selama proses produksi. Sehingga tidak
mengganggu jalannya produksi dan capaian target harian tiap line.
3.
Layout mesin
Disini mesin ditata, diurutkan dan disetting sesuai
urutan proses penjahitan komponen pakaian. Posisi mesin harus diatur secara
runtut agar tidak mempengaruhi efisiensi produksi dan pemenuhan target harian.
Setting mesin juga perlu diperhatikan karena mesin dengan
fungsi berbeda membutuhkan pengaturan tersendiri. Seperti halnya mesin dengan setting khusus untuk waistband (ban pinggang) dan bottom opening (bukaan bawah) ditempatkan di area berbeda sesuai kebutuhan
jenis jahitan di bagian tersebut.
4.
Menjahit komponen pakaian
Setelah pengaturan layout dan setting mesin, barulah
operator bisa mulai menjahit komponen pakaian sesuai bagian masing-masing. Tiap operator menyerahkan hasil jahitannya ke
Quality Control (QC) Line untuk dilakukan pengecekan kualitas. Disini dicek kesesuaian
desain, ukuran dan tampilan jahitan tersebut dengan standar kualitas.
5.
Pengepresan bagian pakaian
Proses pengepresan dilakukan pada bagian-bagian yang
membutuhkan lapisan tambahan (interlining)
untuk memberi bentuk serta kekuatan. Komponen pakaian seperti kerah, placket lengan,
cuff atau manset, dan bagian bahu dipress agar bisa menempel sehingga lebih
rapi serta bentuknya tegas. Tahapan ini penting untuk memperkuat bagian
tertentu pada pakaian agar tampilannya lebih profesional.
6. Pre-ironing
check
Produk yang hampir jadi akan dicek
ulang oleh tim QC Line. Baik dari segi ukuran (measurement), ketepatan desain, dan kualitas pengerjaan (workmanship).
Sebelum diproses di bagian penyetrikaan,
QC Line harus memutuskan produk tersebut telah memenuhi standar atau masih
berada dalam toleransi kualitas yang dapat diterima. Jika salah satu standar
tidak terpenuhi, maka barang tersebut masuk kategori reject dan tidak dilanjutkan
ke tahap berikutnya.
7. Trimming
Seseorang yang bekerja di bagian ini
bertugas memotong atau membersihkan sisa benang dan bagian-bagian lain yang
tidak diinginkan. Tujuan utama dari proses trimming adalah meningkatkan
tampilan akhir pakaian agar terlihat rapi dan bersih. Sebab, sisa-sisa benang
bisa memengaruhi nilai jual pakaian
8. QC
Sewing
Tahapan paling akhir dari proses sewing
adalah pengecekan kualitas keseluruhan (Quality
Control In & End Line). Di tahap ini, pakaian yang sudah selesai maupun
sedang dalam proses akan dicek dan dipastikan kesesuaiannya dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dari buyer
atau pemesan. Setelah itu, barulah produk
tersebut dipindahkan ke bagian finishing. QC disini bertugas memastikan bahwa
pakaian siap untuk diproses finishing dan sesuai standar.
Itulah 8
tahapan proses sewing yang diberlakukan di industri garmen, dimana tiap
langkahnya sangat menentukan kelancaran produksi serta kualitas akhir dari
sebuah produk. Semoga pengetahuan ini bermanfaat ya!