Kemajuan teknologi memungkinkan penciptaan
tekstil revolusioner guna mendukung komitmen industri terhadap inovasi dan
keberlanjutan. Salah satunya melalui penciptaan serat protein buatan atau regenerated protein fiber.
Serat protein buatan adalah masa
depan menjanjikan dan berkelanjutan bagi industri tekstil. Ia menawarkan daya
urai biologis, kenyamanan dan keserbagunaan bagi konsumen dan bisnis yang
peduli lingkungan.
Serat protein buatan dikenal juga sebagai serat protein hasil regenerasi, merupakan kategori tekstil
sintetis yang berasal dari sumber alami. Sumber ini terutama meliputi protein
nabati seperti kedelai, jagung, dan bambu, serta protein hewani seperti sutra
dan wol. Serat ini mengalami proses regenerasi untuk menciptakan bahan tekstil
serbaguna yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.
Meski dibuat oleh manusia, serat
protein regenerasi ini dapat memberikan berbagai keuntungan dalam industri
tekstil. Berikut beberapa karakteristik istimewa yang menjadi poin-poin keunggulan,
seperti:
1.
Keberlanjutan
Berasal dari sumber alami dan terbarukan, membuat
serat ini lebih ramah lingkungan. Bahkan pada akhir siklus hidupnya,
serat-serat ini terurai secara alami, sehingga dapat mengurangi angka limbah
tekstil di tempat pembuangan sampah.
2.
Biodegradabilitas
Regenerated
protein fiber mempunyai sifat biodegradable yang memungkinkan serat
tersebut dapat terurai secara alami.
3.
Kenyamanan
Sifat breathable dan kemampuan baiknya dalam menyerap
kelembapan membuat kain ini nyaman dikenakan di kulit. Serat protein buatan
menawarkan kenyamanan dan kemudahan bernapas, menjadikannya cocok untuk bahan pakaian,
active-wear, hingga underwear.
4.
Biokompatibilitas
Serat protein buatan seringkali bersifat
biokompatibel, sehingga cocok untuk aplikasi medis dan perawatan kesehatan.
5.
Kekuatan
Serat ini dapat direkayasa agar memiliki kekuatan
tarik tinggi, agar lebih awet dan tahan lama.
6.
Keserbagunaan
Serat protein buatan dapat meniru sifat serat alami sutra,
wol, atau katun, menawarkan berbagai macam tekstur dan tampilan.
7.
Keanekaragaman
Mereka dapat meniru karakteristik berbagai serat
alami, memberikan berbagai pilihan bagi desainer dan produsen.
8.
Konsumsi Sumber Daya Lebih Rendah
Dibandingkan dengan tekstil tradisional, produksi serat
protein buatan seringkali mengonsumsi lebih sedikit sumber daya seperti air dan
energi.
Proses produksi serat protein
buatan dilakukan dengan melarutkan kandungan protein (kasein pada susu, protein
kacang kedelai, dan zein dari jagung) dalam alkali encer lalu dilewatkan alat pemutar
dan dimasukkan ke dalam bak pengental asam-formaldehida.
1.
Ekstraksi
Protein alami diekstraksi dari sumber nabati atau
hewani. Misalnya, protein kedelai diekstraksi dari kacang kedelai, dan serisin
dari limbah kepompong sutra.
2.
Regenerasi
Hasil ekstraksi tersebut dilarutkan dan diregenerasi
menjadi bentuk serat melalui teknik pemintalan basah, pemintalan kering, atau
pemintalan elektro.
3.
Pengolahan Tekstil
Serat yang baru terbentuk selanjutnya melewati berbagai mekanisme
tekstil. Dimulai dari pemintalan, penenunan, hingga finishing untuk diolah
menjadi kain atau benang yang bisa digunakan dalam berbagai aplikasi.
Beberapa serat protein buatan
telah menjadi terkenal dalam industri tekstil:
1.
Sutra Kedelai (Azlon)
Berasal dari protein kedelai, sutra kedelai merupakan
alternatif berkelanjutan untuk sutra tradisional dengan tekstur yang lembut dan
mewah.
2.
Serat Jagung (Ingeo)
Terbuat dari tepung jagung yang difermentasi, serat
jagung digunakan dalam tekstil, menawarkan sifat biodegradabilitas dan menyerap
kelembapan.
3.
Serat Bambu
Meski bukan serat protein sejati, serat bambu sering
dimasukkan dalam kategori ini karena keberlanjutan dan kenyamanannya. Serat
bambu dibuat dari bubur bambu.
4.
Serat Serisin
Diekstrak dari limbah kepompong sutra, serat serisin
bersifat biokompatibel dan memiliki aplikasi dalam tekstil medis.
Serat protein buatan dapat diaplikasikan
pada berbagai produk tekstil, termasuk:
·
Pakaian
Digunakan pada
item pakaian seperti kaos, gaun, dan pakaian olahraga.
·
Perlengkapan tempat tidur
Sprei dan
penutup kasur mendapatkan manfaat dari kenyamanan dan sifat serat ini dalam
menyerap kelembapan.
·
Tekstil Medis
Serat protein
biokompatibel digunakan dalam tekstil medis seperti pembalut luka dan implan.
·
Tekstil Rumah
Digunakan pada
gorden, pelapis furnitur, dan perabotan rumah lainnya.