Kain batik selalu ada dalam setiap daur hidup manusia, mulai dari mengandung, melahirkan hingga kematian. Wastra batik lekat dengan adat istiadat dan nilai-nilai tradisi masyarakat Indonesia dari berbagai daerah. Selain bahan pakaian atau bawahan, kain batik (jarik) juga digunakan sebagai penutup jenazah atau lurup.
Orang zaman dulu selalu
menyelipkan pesan-pesan kehidupan di setiap kebiasaan dan apa yang mereka wariskan.
Demikian pula tradisi menutup orang meninggal menggunakan kain batik yang erat
kaitannya dengan kepercayaan serta tradisi tertentu. Seperti halnya motif dan ornamen
hias pada kain tradisional dari masing-masing daerah yang seringkali
dipengaruhi oleh sejarah dan kepercayaan masyarakat setempat.
Alasan dibalik praktik tersebut
cukup beragam, tergantung pada keyakinan. Tapi secara umum berikut beberapa menutup
jenazah dengan kain batik atau kain lain:
1.
Penghormatan terhadap Tradisi Budaya
Batik
merupakan seni tradisional yang kaya akan nilai budaya dan sejarah. Sehingga,
menutup jenazah menggunakan kain batik bisa menjadi salah satu cara untuk
melestarikan dan memperlihatkan kebanggaan tersendiri.
2.
Keberkahan atau Perlindungan
Dalam beberapa
tradisi, menutup jenazah menggunakan kain betik bertujuan untuk memberkati
atau melindungi rohnya selama proses pemakaman dan perjalanan ke kehidupan
setelah kematian.
3.
Simbol Kehormatan dan Penghormatan
Menutup
jenazah dengan kain batik juga dianggap sebagai lambang penghormatan terakhir
bagi orang yang telah meninggal. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang yang
meninggal dihargai dan dihormati bahkan setelah meninggalkan dunia ini.
Kain batik kerap dilembarkan di atas jenazah saat disemayamkan atau dibentangkan untuk melindungi jenazah dan orang-orang yang membantu dalam prosesi memandikan jenazah dan penguburan. Batik menjadi media untuk menyampaikan pesan penghormatan dan penghargaan terhadap nilai-nilai yang diwariskan. Dimana tiap motifnya mewakili fase kehidupan serta makna yang berbeda.
Pada dasarnya semua motif batik
bisa digunakan sebagai penutup jenazah dan bisa dipilih sesuai kesukaan si
almarhum. Namun beberapa jenis batik masih selalu diidentikkan dengan kematian.
Nah, berikut beberapa motif batik yang punya hubungan dan makna mendalam dalam
tradisi upacara kematian:
1. Motif slobog
Batik slobog adalah batik yang identik dengan kematian
karena memiliki makna mendalam dan sering digunakan saat berkabung atau
takziah. Batik ini biasanya digunakan untuk menutupi jenazah atau menghadiri
acara pemakaman.
Batik slobog mempunyai motif geometris, dengan pola
kotak-kotak yang terpotong garis diagonal sehingga terlihat mirip segitiga. Kata
“slobog” merupakan istilah dalam bahasa jawa yang berarti “longgar”. Batik ini
merupakan simbol pengharapan agar orang yang meninggal diberi kemudahan serta
kelancaran dalam perjalanan akhiratnya.
2. Motif biren
Batik biren beras tompah adalah motif batik asal
Madura yang sudah digunakan untuk menutup jenazah secara turun-temurun. Kain
batik dengan motif daun biren yang dihiasi dengan ornamen isian beras yang
terkesan tumpah.
3. Motif samage selumbung
Berasal dari Sumatera Selatan, motif batik sabage
selumbung secara khusus dipakai pada upacara kematian. Terutama untuk menutup
atau menyelubungi tubuh jenazah saat disemayamkan di rumah duka.
4. Motif sidoluhur
Morif batik sidaluhur biasa dipakai untuk menutupi
orang yang sudah meninggal karena makna kata “luhur” yang berarti terhormat. Ini
sebagai tanda penghormatan terakhir di kehidupan sebelumnya dan untuk mencapai
derajat luhur di akhirat.
5. Motif sidomukti
Memiliki elemen simbolis berupa burung merak, bunga
atau pola candi. Batik sidomukti merefleksikan pengharapan bagi orang yang
meninggal agar memperoleh kebahagiaan serta kedamaian di kehidupan berikutnya.
Dan keluarga yang ditinggalkan selalu dihinggapi keberuntungan.
6. Batik Truntum
Batik truntum pola bintang atau bunga kecil yang
tersebar merata melambangkan cinta dan penghiburan. Sering digunakan oleh
keluarga yang sedang berkabung sebagai ungkapan kasih dan dukungan kepada
almarhum.
7. Batik Kawung
Seseorang yang sudah meninggal juga bisa ditutup menggunakan
batik kawung polos. Berarti kembali ke alam asal, melambangkan kemurnian hati
dan doa untuk perjalanan jiwa yang tenang. Biasanya dikenakan dalam suasana
duka sebagai bentuk penghormatan.
Warna dasar batik dalam suasana
kedukaan cenderung gelap, seperti hitam, coklat, atau biru tua. Karena
warna-warna tersebut menggambarkan keheningan dan penghormatan. Pemilihan kain
batik untuk menutupi orang yang sudah meninggal juga tergantung adat istiadat dan tradisi masing-masing
daerah. Semoga bermanfaat ya!