Tahun 2025 menghadirkan Gaya YOLO (You Only Live Once) yang impulsif dan berapi-api mulai banyak ditinggalkan. Kesadaran akan keberlanjutan berhasil menarik banyak orang untuk beralih ke tren YONO (You Only Need One).
Tren YONO juga turut menciptakan
gelombang baru di dunia fashion. Dimana beberapa orang mulai beralih dari mode
fast fashion ke slow fashion yang lebih ramah lingkungan. Mereka lebih suka
berinvestasi pada barang-barang berkualitas dengan gaya yang tak lekang oleh waktu,
ketimbang membeli pakaian-pakaian yang yang sedang booming.
Dilihat dari asal bahasanya, YONO merujuk pada gaya hidup yang mendorong pola konsumsi dengan banyak pertimbangan. Prinsipnya sangat sederhana, yaitu membeli produk yang benar-benar diperlukan, berkualitas dan tahan lama. Ini tidak hanya menghemat uang tetapi juga melambangkan nilai-nilai keberlanjutan.
Penganut YONO selalu
mempertimbangkan produk yang multifungsi, sehingga meminimalkan pembelian yang
tidak penting. Pada akhirnya, mereka berkontribusi dalam mengurangi dampak
buruk terhadap lingkungan.
Kemunculan tren ini merupakan
reaksi terhadap tantangan ekonomi yang meliputi peningkatan inflasi serta
pendapatan stagnan dan ketidakpastian masa depan. Dari situlah banyak generasi
muda mulai mengendalikan ketakutan akan ketertinggalan atau FOMO (Fear Of
Missing Out).
Perlahan mereka juga meninggalkan
kebiasaan membeli barang secara acak dan tidak terencana dan beralih ke pola
hidup yang lebih hemat dan bijaksana.
Perbedaan gaya hidup YOLO dan YONO
terlihat jelas pada skala ‘Prioritas’. Tren ‘kita hanya hidup sekali’ (YOLO) mendorong
pengeluaran besar pada hal-hal yang memberi kepuasan instan. Prinsip YOLO memotivasi
seseorang untuk membeli barang-barang mewah atau melakukan kegiatan yang
berorientasi pada kesenangan sesaat. Ini seringkali membuat mereka lepas
kendali karena terdorong oleh pemikiran bahwa hidup terlalu singkat dan harus
dinikmati.
Lain halnya dengan YONO (kita
hanya butuh satu) yang seringkali menciptakan pola-pola terkendali dan lebih
menekankan pada pemilihan barang serta hal-hal berguna. Bukan hanya sesuatu
yang bermanfaat saat itu tapi juga kedepannya dan dalam jangka panjang.
Seseorang dengan gaya hidup YONO
akan menggunakan uang untuk belanja makanan sehat, pakaian multifungsi, investasi
serta kebutuhan mendasar lain ketimbang membeli barang atau pengalaman yang
bersifat sementara. Misalnya, daripada makan di restoran-restoran mahal, mereka
lebih suka memasak sendiri atau membeli makanan praktis yang ekonomis tetapi
tetap bergizi.
Tren ini juga mengubah pola
belanja fashion dan kecantikan. Jika sebelumnya barang branded menjadi simbol
status, kini produk yang multifungsi dan terjangkau seperti pakaian reversibel
atau kosmetik dengan banyak manfaat semakin diminati. Outlet dan merek
specialty retailer of private label apparel (SPA) juga semakin populer karena menawarkan
harga kompetitif dengan kualitas memadai.
Menjalani hidup dengan prinsip YONO
membutuhkan peruhahan dalam hal pola pikir serta kebiasaan. Beberapa caranya,
yaitu:
1.
Fokus pada Kebutuhan Esensial
Prioritaskan
pengeluaran untuk segala sesuatu yang benar-benar diperlukan. Contohnya, beli
barang berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi jangka panjang. Begitupun saat
memilih pakaian, selalu pertimbangkan mutu bahan, jahitan, serta model dengan
fungsi ganda atau bisa digunakan di berbagai acara.
2.
Prioritaskan Kualitas dan maksimalkan pemakaian
Barang yang berkualitas tinggi pasti
mampu bertahan lama. Jadi, ketimbang membeli produk ecek-ecek, lebih baik
membeli yang jelas-jelas teruji dan bermutu.
Hidup dalam konsep YONO juga bisa
dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan barang yang sudah dimiliki alih-alih
membeli barang baru. Artinya, pakailah berang tersebut sampai benar-benar rusak
dan tidak bisa digunakan lagi.
3.
Maksimalkan Penggunaan Teknologi
Memanfaatkan
aplikasi belanja yang menawarkan diskon, poin hadiah, atau cashback adalah cara
cerdas untuk menghemat pengeluaran dan memperoleh keuntungan tambahan. Belanja
dalam jumlah besar sekaligus juga menjadi strategi yang efektif dalam
mengurangi biaya pengiriman.
4.
Gaya Hidup Minimalis
Terapkan gaya
hidup minimalis dengan hanya memiliki barang-barang yang bernilai guna tinggi. Disamping
mengurangi anggaran belanja, cara ini juga akan menyisakan lebih banyak ruang di
dalam rumah. Kehidupan dan rutinitas harian pun jadi lebih teratur.
5.
Investasi Jangka Panjang
Alihkan
sebagian pengeluaran untuk investasi jangka panjang. Entah berupa tabungan,
deposito atau aset lain yang bisa meningkatkan kestabilan finansial. Sebab,
YONO bukan hanya soal berhemat tetapi juga mempersiapkan masa depan.
6.
Dukungan pada Keberlanjutan
Apapun produk
yang hendak kamu beli, selalu pertimbangkan aspek kesehatan lingkungan dan berkontribusi
pada keberlanjutan. Misalnya, gunakan tas kain alih-alih plastik sekali pakai saat
berbelanja. Atau pilihlah brand-brand lokal yang mendukung etika produksi.
Itu dia pengertian tentang tren YOLO serta cara menerapkannya. Apakah kamu siap menjadi seorang YOLO?