Kalau dilihat secara sepintas,
teknik pewarnaan tie dye memang tak jauh berbeda dari shibori. Itu karena dua
teknik pewarnaan kain ini sama-sama menggunakan metode pelipatan dan pengikatan
sebelum pencelupan warna.
Padahal kalau ditelisik lebih
jauh, keduanya mempunyai perbedaan yang begitu mencolok. Baik dari segi
sejarah, metode pembuatan, hasil, serta bahan pewarna yang digunakan.
Meskipun Tie Dye dan Shibori
sama-sama menggunakan teknik pengikatan dan pencelupan untuk penciptaan motif, namun
pola Tie Dye jauh lebih bebas, warna-warni,
dan spontan. Sementara itu, pola pada kain shibori cenderung klasik, geometris, dan seringkali memanfaatkan bahan-bahan
pewarna alami.
Selain itu, berikut beberapa hal
yang membedakan antara tie dye dan shibori:
Tie Dye
memiliki akar di berbagai budaya, tetapi paling populer di dunia modern sebagai
bagian dari gerakan hippie di Amerika Serikat pada 1960-an. Teknik ini
sebenarnya telah digunakan selama berabad-abad di berbagai negara, termasuk
India, Afrika, dan Indonesia.
Shibori
berasal dari Jepang dan telah digunakan sejak periode Edo (1603-1868). Kata
"shibori" sendiri berarti "memeras" atau "memuntir
kain," mencerminkan proses teknik ini yang lebih terstruktur dibandingkan
Tie Dye.
Tie Dye
dilakukan dengan cara mengikat kain menggunakan karet atau tali sebelum
dicelupkan ke dalam pewarna. Teknik ini memungkinkan pencampuran berbagai warna
dan menghasilkan pola yang abstrak.
Shibori
melibatkan teknik yang lebih kompleks, seperti menjahit, melipat, menjepit
dengan kayu atau bambu, dan menggulung kain sebelum dicelup. Proses ini
menghasilkan pola yang lebih geometris dan detail dibandingkan Tie Dye.
Tie Dye
cenderung menghasilkan pola yang lebih bebas dan tidak beraturan, seperti
spiral, ombak, atau lingkaran dengan warna-warni cerah.
Shibori
menghasilkan pola yang lebih terstruktur dan terkontrol, seperti motif
segitiga, lingkaran berulang, atau pola garis yang khas. Warna yang digunakan
umumnya lebih sederhana, sering kali menggunakan kombinasi biru indigo dan
putih.
Tie Dye
menggunakan pewarna sintetis seperti Procion atau pewarna reaktif lainnya yang
tersedia dalam berbagai warna cerah.
Shibori
umumnya menggunakan pewarna alami, terutama nila (indigo), yang memberikan
warna biru khas Jepang.
Itu dia
beberapa hal yang membedakan antara pewarnaan tie dye dan shibori. Jadi, teknik
mana yang paling kamu sukai? Apapun pilihanmu, keduanya tetap menawarkan pola unik
di dunia pewarnaan kain.
Jangan lupa, jika
Sobat Bahankain sedang mencari supplier kain untuk bahan tie dye, shibori,
ecoprint, batik serta kebutuhan lain. Bahankaincom bisa menjadi alternatif
terbaik. Kami menyediakan jenis kain dengan beragam spesifikasi.
Cek kain incaranmu
di Kategori Produk kami.
Atau langsung
hubungi Customer Service kami untuk detail produk, pemesanan serta informasi
lain dan dapatkan penawaran terbaik.