Sahabat bahankain, di Indonesia kita memang jarang memakai jaket wol tebal setiap hari. Tapi di dunia fashion global — dan bahkan dalam industri tekstil lokal yang berkembang — bahan wool tetap punya tempat istimewa.
Wool atau wol adalah serat alami
hewani yang berasal dari bulu domba. Tapi tahukah kamu? Tidak semua wool sama.
Ada yang berat dan kasar, ada yang super halus dan nyaris tidak gatal sama
sekali. Dan seperti kapas, wool juga menyimpan cerita menarik — mulai dari
jenisnya, manfaatnya, sampai kontroversi yang jarang dibahas.
Di artikel kali ini kita akan mempelajari
jenis-jenis wool, keunggulan, kelemahan, hingga isu kontroversialnya dalam
industri tekstil. Dengan informasi ini, kalian jadi bisa menemukan cara bijak
memilih wool untuk koleksi fashion sahabat bahankain.
1. Jenis-Jenis Wool Berdasarkan Jenis
Domba
Secara umum, wool dibagi menjadi tiga
jenis berdasarkan jenis bulu dombanya:
· Fine Wool Sheep: Bulu domba jenis ini menghasilkan wool
terbaik; lembut, halus, dan cocok untuk dipakai langsung di kulit. Jenis wool
ini biasanya berasal dari Merino Sheep, dan digunakan untuk produk premium
seperti pakaian bayi, sweater berkualitas, hingga syal eksklusif.
· Long Wool Sheep: Menghasilkan bulu lebih panjang, tebal, dan
kasar. Walau tidak sehalus fine wool, tapi lebih kuat dan mudah dipintal. Serat
wool yang satu ini biasanya dipakai untuk membuat karpet, mantel musim dingin,
dan hiasan dekoratif.
· Medium Wool Sheep: Kualitas sedang, cocok untuk produk rumah
tangga seperti selimut, kaus kaki tebal, atau bahan felted (ditekan panas). Di
negara-negara tropis seperti Indonesia, wool jenis ini kadang ditemukan pada
produk impor yang ditujukan untuk ekspor ulang ke pasar empat musim.
2. Keunggulan & Kelemahan Wool
Keunggulan wool antara lain:
o
Hangat dan nyaman
o
Menyerap keringat
dengan baik
o
Bisa dicelup
warna dengan hasil yang tajam
o
Tahan lama &
bisa didaur ulang
o
Cocok untuk
tailoring
Namun, wool juga memiliki kekurangan:
o
Rentan terhadap ngengat
o
Menyusut saat
dicuci air panas
o
Harus dicuci dry
clean
o
Mudah menyerap
bau
o
Bisa terasa gatal
jika seratnya kasar
3. Statistik dan Fakta Unik Tentang
Produksi Wool Dunia
· Australia adalah produsen wool terbesar,
diikuti oleh China dan Rusia.
· 90% produksi wool dunia berasal dari domba.
· Seekor domba bisa menghasilkan 2–30 pon wool
per tahun, tergantung jenisnya.
· Sebagian besar domba dicukur 1 kali setahun,
meski di negara subtropis bisa hingga 2–3 kali.
· Hanya 3% dari total produksi serat dunia yang berasal
dari wool — menjadikannya serat eksklusif di antara dominasi katun dan
polyester.
4. Kontroversi di Balik Wool
Industri wool bukan tanpa kontroversi,
terutama di era digital seperti saat ini. Dari sekian banyak pertentangan, ada
beberapa isu yang kerap muncul, di antaranya yaitu:
· Kesejahteraan
hewan (Animal Welfare): Praktik “mulesing” di Australia — yaitu
penghilangan kulit di sekitar ekor domba tanpa anestesi — memicu kritik dari
PETA dan organisasi hewan lain.
· Pencukuran
terlalu dini (Premature Shearing): Jika dicukur terlalu cepat, domba bisa
kedinginan atau stres. Di banyak negara, pencukuran harus diatur sesuai musim
dan kondisi biologis domba.
· Eksploitasi
pekerja pencukur: Karena
pencukuran dibayar per volume, bukan per jam, banyak pencukur bekerja sangat
cepat — bisa sampai 350 ekor domba per hari — yang berisiko menurunkan standar
kesejahteraan hewan.
Sahabat bahankain, wool mungkin bukan
bahan sehari-hari bagi kita di Indonesia, tapi kalau kamu ingin membuat produk
fashion untuk pasar ekspor atau koleksi premium berkelas, pemahaman soal wool
tetap penting. Semakin kamu mengenal karakter bahan, semakin bijak juga sahabat
bahankain dalam merancang koleksi. Jangan cuma ikut tren, tapi pahami apa yang
terbaik untuk konsumen dan brand-mu sendiri. Karena sejatinya brand yang kuat
selalu dimulai dari pilihan bahan yang cerdas.