Kalau melihat dokumentasi pria era Victoria yang berpakaian necis, mungkin kamu akan menjumpai satu item klasik, berupa penutup berwarna putih atau krem yang melingkari pergelangan kaki. Itu bukan kaus kaki melainkan spatterdashes, atau yang lebih populer dengan sebutan spats.
Aksesori yang hampir menghilang dari konteks fashion ini pernah jadi sebuah statement item di era Victorian. Dari perlengkapan andalan di medan perang hingga simbol status sosial kaum bangsawan, spatterdashes menyimpan beragam fakta yang menarik untuk diulas. Yuk, mengenal lebih dekat tentang spatterdashes!
Spatterdashes, spatter guard atau dikenal dengan
sebutan spats, adalah aksesoris dari bahan kain yang menutupi sebagian
sepatu, dari pergelangan kaki sampai hampir lutut atau lebih tinggi. Ia
mendominasi dunia mode sejak akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 an.
Sepanjang waktu tersebut, spats menjadi lambang keanggunan, status sosial, dan
gaya yang tak tertandingi. Item ini membuktikan bahwa detail terkecil pun bisa
menjadi pembeda utama dalam penampilan.
Awalnya, spats dirancang sebagai
penutup sepatu fungsional dalam konteks kemiliteran. Fungsi utamanya yaitu melindungi
sepatu dan kaus kaki dari lumpur, debu, noda maupun kotoran. Terbuat dari bahan
wol, kanvas, atau felt, spatterdashes menutupi bagian atas sepatu, pergelangan
kaki, hingga punggung kaki, lengkap dengan kancing di bagian samping.
Para prajurit menggunakan spats untuk menjaga seragam mereka tetap rapi dalam kondisi medan yang sulit.
Sedikit mundur ke akhir abad
ke-17, istilah spatterdash (juga spatterdashers) mengacu pada legging kulit
panjang yang melindungi stoking dan celana panjang dari percikan lumpur saat menunggang
kuda. Spatter berarti “cipratan” dan “dash” artinya “penutup kaki.” Sekiranya
tahun 1770-an, kata spats mulai digunakan dalam bahasa Prancis yang diucapkan
serupa.
Item pakaian diadopsi ini oleh
buruh, terbuat dari kulit, kanvas, atau bahan berat lainnya, untuk perlindungan
dari kotoran, duri, dan onak, atau dibuat dari wol tebal yang terasa
hangat.
Memasuki abad ke-19, spat menjadi
komponen seragam pasukan militer di berbagai negara. Infanteri Prancis mengenakan
spat putih dalam parade dan pakaian kasual hingga tahun 1903. Tentara Italia menggunakan
versi warna cokelat muda sampai tahun 1910.
Angkatan Darat Jepang juga memakai
spat atau gaiter putih panjang selama Perang Rusia-Jepang tahun
1905. Bahkan hingga tahun 2006, resimen Kerajaan Skotlandia modern masih mempertahankan
spat putih sebagai bagian dari seragam mereka.
Di awal abad ke-20 inilah, spat mulai
dipergunakan secara luas oleh pria maupun wanita dan diintegrasikan ke desain sepatu
bot. Desain dan fungsionalitas spats melahirkan desain sepatu inovatif
yang diberi nama spats boots. Sepatu praktis ini telah mencakup fungsi spatterdash
sebagai pelindung pergelangan kaki hingga betis atau bahkan di atas lutut.