Sebagai pakaian formal, jas
selalu berhasil menciptakan kesan penampilan yang mempesona. Namun, tanpa sapu
tangan kecil di saku dada, ia hanya pakaian formal biasa yang flat dan terkesan kaku. Yaps, jas formal
memang butuh sedikit aksen agar terlihat lebih menarik. Salah satunya dengan
menambahkan pocket square alias sapu tangan
saku.
Aksesoris kecil ini sangat
penting untuk mengangkat keseluruhan look
sekaligus memberi kesan lebih professional dan berwibawa. Sejauh apa pengaruh pocket
square? Simak ulasan berikut ini, ya!
Pocket square merujuk pada sehelai
kain berbentuk persegi yang diletakkan di saku dada (breast pocket) jas. Fungsi utamanya adalah murni dekoratif, agar
tampilan jas lebih stylish dan jauh dari kesan flat. Berbeda dengan sapu tangan (handkerchief) yang dirancang
untuk keperluan praktis, pocket square hanya bertugas sebagai aksen dan pelengkap
estetika.
Umumnya, sapu tangan disimpan di
saku celana dan terbuat dari kain katun atau bahan penyerap lain. Sementara pocket
square justru sengaja dipamerkan dan dibuat menggunakan bahan-bahan istimewa,
seperti halnya sutra, linen, wol atau flanel. Motifnya pun lebih bervariasi, mulai
dari polos hingga desain-desain artistis yang elegan.
Meski ukurannya jauh lebih kecil, tapi detail pocket square bisa memberi kesan elegan yang paripurna. Setelan jas lengkap dengan pocket square akan membuat pemakainya terlihat lebih maskulin. Dalam konteks apapun, sapu tangan saku tetap jadi aksesori wajib yang harus ada pada tampilan jas.
Jika dilacak dari sejarahnya, tradisi
menggunakan sapu tangan di saku jas sebenarnya sudah ada sejak abad ke-19. Ini
berbarengan dengan lonjakan popularitas setelan jas dalam konteks mode pria-pria
di Eropa. Dan mereka terdorong untuk membawa sapu tangan katun atau linen
sebagai penunjang kebersihan diri.
Seiring waktu, banyak orang
menganggap sapu tangan layak mendapat tempat yang lebih menonjol. Sehingga fungsi
praktis tersebut bergeser menjadi simbol gaya. Sapu tangan yang awalnya
disembunyikan di balik saku celana pun akhirnya masuk ke saku dada jas dan menjadi
sapu tangan saku. Penggunaan sapu tangan saku jas ini mencapai puncak popularitasnya
di era 1920-an hingga 1950-an, ketika gaya berpakaian pria semakin menekankan
kerapian dan estetika.
Aksesori ini semakin menarik perhatian arus mode utama saat muncul dalam film-film Hollywood dan acara TV populer, dikenakan oleh aktor-aktor ternama. Pada masa tersebut, sapu tangan selalu menghiasi chest pocket jas pria. Sedangkan saku celana tetap jadi rumah bagi sapu tangan praktis yang sesungguhnya. Beberapa tahun kemudian, munculnya tisu sekali pakai membuat sapu tangan hampir lenyap dari peradaban.
Pocket square tersedia dalam berbagai ukuran. Mulai dari size paling kecil (20 x 20 cm), sedang
(25 x 25 cm) dan ukuran besar (diatas 25 cm). Pemilihannya bisa disesuaikan
dengan lebar saku jas yang hendak digunakan.
Cara melipat sapu tangan ini juga
menjadi salah satu kunci untuk menyempurnakan penampilan serta kesan yang ingin
ditunjukkan. Gaya lipatan juga perlu disesuaikan dengan acara, bahan pocket
square, dan personal style.
Berikut beberapa jenis lipatan pocket square yang paling populer:
1.
The Presidential Fold (Lipatan Presiden)
Ini adalah gaya
lipatan paling klasik dan formal. Lipatannya sangat sederhana, hanya
menampilkan garis lurus yang rapi di atas saku. Memberikan kesan yang sangat
rapi, serius, dan minimalis. Cocok untuk acara formal, bisnis, atau black-tie.
Paling baik menggunakan bahan katun atau linen dan warna putih polos
Caranya: Letakkan pocket square di
permukaan datar, lalu lipat menjadi persegi atau persegi panjang. Sesuaikan
ukurannya agar pas di saku jas, dan pastikan hanya sekitar 1-2 cm bagian
atasnya yang terlihat.
2.
The Puff Fold (Lipatan Gembung)
Lipatan puff populer karena gayanya yang santai
namun tetap elegan. Lipatannya kurang terstruktur dan memperlihatkan volume
kain pada saku. Ia menonjolkan kesan penampilan yang artistik, kasual, dan
tidak terlalu kaku. Pas untuk momen-momen santai atau semi-formal dengan gaya
blazer dan celana bahan.
Caranya, Cubit bagian tengah pocket
square, lalu angkat dan gembungkan sisa kainnya. Terakhir, masukkan bagian
bawah yang longgar ke dalam saku. Gaya ini paling cocok menggunakan pocket
square berbahan sutra karena jatuhnya lembut dan indah.
3.
The One-Point Fold (Lipatan Satu Puncak)
One-Point Fold adalah lipatan paling
serbaguna. Menghasilkan satu sudut tajam yang menonjol dari saku, memberikan
keseimbangan sempurna antara formalitas dan relaksasi. Kesannya rapi, berkelas,
serta cocok untuk acara formal ataupun semi-formal.
Caranya: Lipat
pocket square menjadi segitiga. Lipat dua sudut lainnya ke arah dalam agar
bagian bawah rata. Masukkan ke saku dengan satu puncak menghadap ke atas. Bisa
menggunakan bahan sutra, katun, maupun linen.
4.
The Three-Point Fold (Lipatan Tiga
Puncak)
Gaya ini
sedikit lebih rumit, tapi memberi tampilan yang lebih berani, penuh percaya
diri dan stylish. Dengan tiga sudut tajam yang menonjol menciptakan siluet yang
dinamis dan menarik. Three-Point Fold bisa diandalkan untuk tampilan jas
pernikahan, gala, atau acara fashion. Namun, pastikan kamu memilih bahan yang
bisa mempertahankan bentuk, seperti katun atau linen.
Dimulai dari
posisi segitiga, buat dua puncak tambahan di samping puncak utama dengan
melipat sisi-sisi pocket square. Terus lipat bagian bawah kain ke dalam hingga
pas dengan kedalaman saku.
Itu dia penjelasan mengenai
pocket square dan berbagai gaya lipatan yang bisa dipilih. Semoga bermanfaat
ya!
Nah, kalau sobat bahankain sedang
mencari kain sutra, linen atau katun putihan untuk membuat sapu tangan istimewa
ini, Bahankaincom bisa jadi alternatif terbaik, ya. Kami menyediakan berbagai
jenis kain berkualitas yang bisa diproses lanjutan atau langsung dibuat menjadi
pocket square.
Mau katun, linen, atau sutra
asli? Cek ketersediaan bahan incaranmu di Kategori Produk kami.
Lalu, hubungi Customer Service
kami untuk detail produk pemesanan, serta informasi lain dan dapatkan penawaran
terbaik dari kami!